Selasa, 27 Maret 2018

Diorama Cinta Part 13



Aku lihat ruangan yang serba berwarna putih. Ruangan yang sama sekali tidak aku kenali. Ada Haifa, Faras, ibuku dan ibu mertuaku. Ada selang infus di tanganku. Aku mencoba untuk bangun, namun kepalaku masih terasa sakit.

“Fania .... " Mereka hampir berbarengan memanggil namaku.

“Aku di mana?” tanyaku.

“Kamu di rumah sakit, Fania!” jawab Haifa.

“Kamu sakit, kok gak bilang sama ibu, Nduk?” kata Ibuku.

“Tolong jangan bilang ke Mas Bram ya Bu!” Aku memohon kepada Ibu mertuaku. Beliau cuma mengangguk dan tersenyum.

Aku lihat Faras duduk di sofa. Sofa yang terletak tepat di depan tempat tidur. Dia masih mengenakan kemeja kotak-kotak warna biru seperti waktu di acara reuni. Dia menatapku dengan tatapan iba. Sedangkan Haifa berdiri di sampingku bersama Ibuku dan Ibu mertuaku. 

“Aku pingsan ya?” tanyaku.

“Iya Fania, kamu pingsan. Faras dan Haifa membawamu ke rumah sakit,” kata Ibuku.

“Makasih ya Ras!” Sengaja hanya aku tujukan buat Faras. Aku tahu bahwa Haifa pasti memaklumiku. 

Faras hanya tersenyum. Seorang dokter dan perawat datang. Dokter Arya, begitulah yang aku baca di jas baju praktiknya.

“Fania ... besok kita akan melakukan pemeriksaan yang menyeluruh. Dokter Haysa, adalah dokter kandungan terbaik di rumah sakit ini akan memeriksa kamu. Bagaimana masih terasa pusing?” tanya dokter Arya.

“Sedikit, Dok!” Aku jawab pertanyaan itu dengan berbohong. Aku tak ingin semua orang mengkhawatirkan kondisiku.

“Iya ... kamu kekurangan darah Fania, sudah berapa lama pendarahan ini?” tanyanya lagi.

“Sudah seminggu lebih Dok.”

“Obatnya diminum ya, istirahat yang cukup! Biar besok badannya terasa lebih fresh.”

“Iya Dokter.”

Faras yang dari tadi duduk di sudut sofa, kini berdiri dan menuju keluar, mengikuti dokter itu pergi. Haifa mengikuti langkah Faras. Sedangkan Ibuku dan Ibu mertuaku masih setia di sampingku.

“Sabar ya, Nduk! Gusti Allah yang ngasih kesembuhan. Banyak doa dan istighfar.” Kata Ibuku sambil memijit kakiku.

Inggih, Bu!” kataku sambil tersenyum.




Bersambung ....

Baca Cerita sebelumnya : Diorama Cinta Part12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar