Baca cerita sebelumnya : Diorama Cinta part10
Haifa mengantarkanku pulang. Di perjalanan aku lebih banyak diam. Tidak banyak obrolan yang kita lakukan. Pikiranku kalut, apakah aku akan bilang sama mas Bram? Bahwa aku dari dokter, dan katanya kemungkinan aku mengidap tumor atau kanker ovarium. Ah, sepertinya belum dulu. Lagipula penyakit ini juga belum pasti.
“Gimana kata Dokter Fan?” Tanya Haifa memecahkan keheningan kami. memang dari tadi dia aku larang untuk ikut masuk ke ruang dokter.
“Ah, ga pa-pa, cuma sakit perut biasa.” Alasanku untuk menutupi.
“Alhamdulillah deh kalau begitu. Tapi kamu yakin, malam ini kamu tak ingin aku menginap di rumahmu?”
“Ga usah Haifa, aku ga pa-pa kok. Lagian kamu besok kan juga harus ngantorkan? Kalau kamu menginap di rumahku, bisa-bisa besok kamu tidak bisa sampai kantor tepat waktu, terkena macet.”
“Ya udah deh kalau begitu. Tapi kalau ada apa-apa kamu telepon aku ya?”
“Iya.” Jawabku.
“Oiya lusa jadi ikut reuni?” tanyanya.
“Iya, ikutlah. Kamu jemput aku ya!”
“Siap tuan putri,” jawabnya. Kamipun terkekeh.
Tak terasa mobil haifa sudah masuk ke pekarangan rumahku.
“Makasih ya Fa. Hati-hati di jalan!” Akupun turun dari mobilnya.
“Aku ga usah turun ya? Udah malam, aku langsung balik.”
“iya. Hati-hati.” Aku lambaikan tangan.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Tidak lama mobil suzuki Swift itupun tak terlihat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar