Sabtu, 23 November 2019

Mengamati Proses Metamorfosis Ulat menjadi Kupu-Kupu

Beberapa hari yang lalu seorang teman memamerkan  koleksi sebuah percobaan toples yang dalamnya ada kepompong yang keluar seekor kupu-kupu. Lalu karena aku juga ingin memberikan pengalaman kepada anak-anak untuk bisa melihat secara langsung proses sebuah metamorfosa kupu-kupu, maka akupun mengapdobsi percobaannya.

Dihari pertama mencari seekor ulat. Tanaman yang kami tuju adalah pohon jeruk. Kanapa tumbuhan jeruk? Karena di tanaman ini banyak sekali ulat hijau (yang tak berburu). Dan akhirnya kami pun memperoleh seekor. Lalu kami mencari media/tempat untuk ulat itu bisa bermetamorfosis. Sebuah toples menjadi pilihan kami, dengan ditutup sebuah plastic yang diberi lubang untuk pernafasan.




Hari kedua, ulat itu mulai menempelkan badannya di dinding toples. Beberapa daun aku lihat sudah banyak yang berlubang. Aku kira dia sudah makan banyak untuk bersiap menjadi kepompong. Sebuah proses yang harus dilalui ketika harus menjadi seekor kupu-kupu.


Hari ketiga, ulat itu sudah mulai membungkus badannya. Warna hijau yang tak jauh berbeda dengan warna tumbuhnya hampir mengecoh kami bahwa kupu-kupu itu sudah melakukan proses metamorfosa. Dimulai dari kepala dilapisi dengan sebuah serat warna kecoklat-coklatan, namun secara keseluruhan masih berwarna hijau. Badan yang menempel di dinding toples terdapat sebuah serat semacam serat laba-laba untuk mengikat badannya agar tidak jatuh dari dinding toples

Hari keempat, kepompog itu sudah berwarna hijau kecoklat-coklatan. Namun kita terlihat lebih ringan jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Hari kelima, keenam sampai hari kesebelas proses hampir sama, namun semakin bertambah hari berat kepompong itu jauh lebih ringan setiap harinya.


Hari kedua belas, pagi ini kami lihat seekor kupu-kupu bersayap hitam berada dalam toples kami. Meskipun kami tidak tahu bagaimana proses kupu-kupu itu bisa lepas dari kepompongnya ada rasa senang campur haru karena kami telah berhasil menyaksikan perubahan atau metamorfosa seekor ulat menjadi kupu-kupu. Kepompong yang menempel di dinding toples telah robek diujungnya, seekor kupu-kupu berterbangan di dalam toples. Karena tujuan kami adalah hanya melihat proses metamorfosa secara langsung maka kami release (terbangkan) kupu-kupu itu ke alam semesta.




Anak-anak terlihat senang mengamati setiap proses yang terjadi. Aku berharap dengan langsung mengamati, mereka akan memperoleh pengalaman belajar yang berbeda, karena selama ini mereka belajar hanya dari sumber bacaan yaitu buku.

1 komentar:

  1. Tahapan metamorfosisnya lengkap sekali. Menarik dan jadi ilmu banget.

    BalasHapus