Kamis, 16 Agustus 2018

Saatku Mengenalmu untuk Berbakti, Berkarya dan Berarti

Suatu hari salah satu kawan di sebuah komunitas menulis, Mbak Hiday Nur (ketua FLP Tuban) mengabarkan bahwa ada open recruitment anggota  FLP (Forum Lingkar Pena) Gresik. Wah inilah yang saya tunggu-tunggu selama ini! pikir saya dalam hati. Kenapa saya berfikir begitu? karena saya sudah mengenal FLP sejak saya masih duduk di bangku SMA, sekitar tahun 2001. Pada waktu itu  presepsi saya FLP adalah sebuah organisasi yang berhasil melahirkan penulis-penulis hebat, banyak karya bagus lahir dari sana. Saya ingat betul, saya pertama kali jatuh cinta dengan karya fiksi, cerpen khususnya, saat membaca kumpulan cerpen yang di terbitkan oleh FLP, salah satu penulis buku tersebut adalah Gol A Gong. 

Seiring berjalannya waktu, referensi tentang penulis yang lahir dari FLP pun bertambah, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Pipiet Senja, Kang Abiek, menjadi tambahan penguatan asumsi saya bahwa  FLP adalah sebuah wadah yang sangat bagus buat para penulis untuk mengembangkan kemampuannya di bidang kepenulisan. 

Akhirnya saya bertekad untuk mendaftarkan diri mengikuti open recruitment tersebut. Open Recruitment yang mulai diadakan pada tanggal 5 juli sampai 12 Agustus di Perpustakaan daerah ini ternyata membuat saya semakin jatuh cinta. Banyak ilmu yang diperoleh, Ternyata FLP tidak hanya sekedar sebuah organisasi menulis, tapi di sini kita bisa mendapatkan banyak manfaat di dunia literasi. Seperti mottonya, Berbakti, berkarya dan berarti.

Di hari pertama Oprec, tentu saja materi tentang ke-FLP-an. Apa itu FLP, misi dan visinya, Program kerja FLP, ketua umum dari masa kemasa serta kata para tokoh tentang FLP. lebih mengenal FLP membuat saya jatuh cinta untuk kesekian kalinya lagi. FLP adalah organisasi kepenulisan yang berasaskan islam, yang bergerak di segala bidang yang berhubungan dengan kepenulisan dan pemberdayaan penulis. Waow berasaskan islam, berarti ada nilai-nilai dakwah yang ingin disampaikan. Dan itulah mengapa membuat saya berfikir lagi tentang motto organisasi ini, berbakti, berkarya dan berarti.

Open recruitment yang bertema Metals ( Menggali Potensi Sastrawan di kota Santri) ini dilakukan secara offline (bertatap muka) dan Online (melalui Whatapp) pesertanya dari usia belasan hingga 60 tahun. Masya Allah luar biasa membuat semangat saya terpompa. Bahwa sejatinya belajar untuk berbakti, berkarya dan berarti itu tidak mengenal usia. Dipertemukan dengan orang-orang yang mempunyai spirit yang sama untuk bisa menginspirasi dalam sebuah rangkaian kata. Ya ... inilah jalan da'wah kami. Barisan da'wah para pejuang pena, Forum Lingkar Pena.


#FLPGresik
#OprecFLPGresik


Kamis, 17 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah seksualitas Anak Day1


Kuliah Bunsay IIP Materi level 11
Review Day 1

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak 



Semakin maraknya fenomena 'Bingung" gender di tanyangan televisi maupun di media sosial, membuat para orang tua harus bekerja lebih keras lagi agar anak-anak mereka tumbuh sesuai fitrah seksualitasnya. Laki-laki  menjadi laki-laki sejati dan perempuan juga begitu. Miris sebenarnya melihat banyak penyimpangan yang terjadi di jaman sekarang. maraknya ideologi LGBT dengan dalih HAM dan laki-laki berpakaian dan berprilaku seperti perempuan dan sebaliknya. Padahal Rasulullah telah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki. 

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).

Tantangan Gender Jaman Now 
  • Di Keluarga  : Konsep yang samar, tentang peran suami dan istri. Dalam keluarga suami hanya berperan sebagai pencari nafkah sedangkan istri pemikul semua urusan domestik rumah. Belum tuntasnya penguatan konsep gender oleh orang tua ke anak ( anak lelaki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya) 
  • Maraknya penyebaran LGBT atas nama HAM  : Maraknya tontonan atau media sosial yang menampilkan bias gender. Laki-laki berpakaian atau berprilaku seperti perempuan dan atau sebaliknya. 
Sebenarnya apa sih yang di maksud dengan mendidik fitrah seksualitas itu? 
Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki dan bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan. 

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 
Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun) 

Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%. 

Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan. 

Untuk itu orang tua hendaknya kembali kepada peran dan fungsi utamanya sebagai pendidik anak-anak. Berkaitan dengan pergeseran seksual dan peran gender yang terjadi saat ini, orang tua wajib bersinergi dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Karena menumbuhkan fitrah ini banyak bergantung pada kehadiran dan kedekatan dengan ayah dan ibu. 


Seberapa penting membangkitkan fitrah seksualitas anak? 

Penting, penting banget! 

Karena dengan kesadaran yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya, akan perperan besar terhadap peradaban. Karena peradaban itu dimulai dari manusia terkecil, individu, kemudian keluarga lalu masyarakat. 

Solusi dalam menjaga fitrah seksualitas anak 

~ orangtua bersama-sama memberikan pengasuhan sesuai tahapan usia anak 

~ Bijak dalam berteknologi, memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan 

~ Berkomunikasi yang BBM, baik, benar dan menyenangkan juga memberikan pendidikan agama sejak dini. 

~ Memberikan lingkungan yang baik, lingkungan dan orang-orang yang bisa saling menguatkan dan saling menasehati dalam kehidupan 

Tahapan pengasuhan anak untuk membangkitkan fitrah seksualitas anak : 

Ø Usia 0-2 tahun anak laki-laki dan anak perempuan didekatkan pada ibunya karena ada menyusui. Ini tahap membangun kelekatan dan cinta. 

Ø Usia 3-6 tahun anak laki-laki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualnya sejak usia 3 tahun. 
Ø Usia 7-10 tahun anak laki-laki lebih didekatkan kepada ayah, agar mendapat suplai “kelelakian” atau maskulintas, melalui interaksi aktifitas dengan peran peran sosial kelelakian, misalnya diajak ke masjid, diajak naik gunung, diajak olahraga yang macho. Ayah juga yang harus menjelaskan tentang “mimpi basah” dan fiqh kelelakian, seperti mandi wajib, peran lelaki dalam masyarakat, konsep tanggungjawab aqilbaligh, pokok aqidah dsb. 

Begitu pula anak perempuan lebih didekatkan ke ibunya, agar mendapat suplai “keibuan” atau suplai feminitas, melalui interaksi aktifitas dengan peran peran sejati sosial keperempuanan, misalnya merawat keluarga, memasak, menjahit, menata rumah, menata keuangan dstnya. Bunda juga yang harus menjelaskan tentang “haidh” dan fiqh perempuan, seperti mandi wajib, peran wanita dalam masyarakat, konsep tanggungjawab aqilbaligh, pokok aqidah dsb. 

Ø Usia 11-14 tahun anak laki-laki didekatkan dengan ibu, agar dapat memahami perempuan dari cara pandang seorang perempuan atau ibunya. Anak perempuan didekatkan dengan ayah, karena kelak dia akan menjadi istri dari seorang lelaki yang juga menjadi ayah dan imam bagi keluarganya. 

Ø Usia >15 tahun adalah masa dimana fitrah seksualitas kelelakian matang menjadi fitrah peran keayahan sejati, dan fitrah seksualitas keperempuanan matang menjadi peran keibuan sejati. 


Sumber : Harry Santosa, Fitrah Based Education 



#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11







Sang Bapak


Lelaki itu menatap lekat segelas air sirup di meja. Pikirannya melayang ke masa lalunya. Matanya tak bisa beralih dari gelas yang berwarna merah. Digenggamnya gelas itu dengan erat. Dingin dari gelas  kini telah merambat ke tangannya dan membekukan hatinya. 

Sosok lelaki yang sudah dewasa itu, tubuhnya mengkerut menjadi seorang bocah kecil. Kursi dan mejanya tak lagi sama. Hidangan di meja juga sangat jauh berbeda. hanya ada dua gelas air putih dan nasi berlauk tempe. Sedangkan di ujung meja adalah wanita separuh baya yang wajahnya sangat letih. Posisinya masih sama, memengang gelas. Namun gelasnya kini hanya berisi air putih yang tak bersuhu. Diangkatnya gelas itu dan di letakkan di bibirnya. Air itu tak manis. 

“Emak, kapan kita bisa beli sirup buat berbuka?” kata bocah itu. 

“Nanti ya Le, kalau Emak ada rejeki.” 

Mendengar jawaban dari Emaknya begitu, bocah itu tak banyak protes. Diteguk lagi air putih itu dengan penuh takzim. Dia sangat tahu bagaimana Emaknya harus bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sejak Bapaknya minggat entah ke mana. Emaknya banting tulang, pagi menjadi buruh cuci gosok, siangnya mencari rosokan. Membeli dan menikmati segelas sirup ketika berbuka adalah sesuatu yang mewah bagi mereka. 

Setiap hari bocah itu membantu emaknya mencari rosokan. Dari keliling mencari rosokan itulah dia tahu, di rumah warga banyak televisi yang mengiklankan salah satu merk sirup untuk berbuka puasa. Iklan itu memang sangat santer jika bulan ramadhan. Seperti siang ini, dengan keringat yang membuat badannya semakin dekil, dia menyaksikan lagi iklan sirup itu. Lagi-lagi dia menelan ludah. Keinginannya semakin memuncak, kering tenggorokannya semakin meronta ingin dialiri air manis yang beraneka warna. 

Entah syaitan apa yang membisikkan ke dadanya. Dengan terburu-buru dia masuk ke salah satu minimarket. Ditujunya tempat botol sirup berbagai merk dipajang. Diambilnya salah satu botol dan di masukkan ke dalam kaosnya yang sudah melar. Dengan langkah was-was dia meninggalkan deretan botol itu. Namun seorang bapak ternyata memilhat gerak geriknya dari tadi. Dihadang tubuh dekilnya. Badan Andi gemetar, dia tak berani menatap sosok di depannya. 

“Namamu siapa?” 

“Hmm An ... an ... Andi, Pak!” Dengan terbata-bata dia menjawab pertanyaan itu. 

“Lain kali jangan mencuri ya! Ini uang buat kamu bayarkan ke kasir!” Kata bapak itu sambil menyodorkan sejumlah uang. 

Kini Andi menantap Bapak itu dengan penuh ketakutan. Namun seutas senyuman tulus tergambar di wajah sang bapak. Dengan buru-buru dia menuju ke kasir dan membayar sirup yang nyaris dia curi. Setelah membayar, dia menoleh ke tempat Bapak tadi berdiri, namun sudah tidak ada lagi. 

Sejak peristiwa itu Andi selalu berdiri di depan minimarket itu. Menunggu sosok sang Bapak yang telah memberinya sejumlah uang. Namun tak pernah dia temukan. Sosok bapak itu bagaikan seorng malaikat yang diutus untuk membantu dirinya. Untuk merasakan manisnya air yang bernama sirup. 

*** 

“Mas, kok tidak segera berbuka? Sudah adzan dari tadi loh!” Suara lembut dari seorang perempuan yang duduk persis di depannya. Suara lembut itu juga yang telah mengembalikan pikirannya yang sudah melayang dari peristiwa puluhan tahun silam. Seorang perempuan yang telah dia nikahi 4 bulan yang lalu. 

Andi kini menjadi seorang pengusaha yang memiliki pabrik minuman sirup merk terkenal. Setiap ramadhan dia bagikan anekan makanan dan minuman sirup ke panti asuhan, ke anak-anak jalanan dan penghuni kolong jembatan. Dengan berbuat begitu dia merasa bahwa mungkin inilah caranya untuk berterimakasih kepada sosok sang Bapak yang telah menolongnya waktu itu. 



#tantanganRWC
#Day1
#sirup

















Jumat, 20 April 2018

30DWC Menurutku


30 Days Writing Challenge, tantangan 30 hari menulis. Awal tahu tentang 30DWC adalah dari seorang kawan. Seorang kawan telah memberitahu kepadaku bahwa ada tantangan menulis tiap hari minimal 200 kata di media sosial selama sebulan. Dengan niat ingin melatih konsistensi dalam menulis maka aku terima tantangan itu.

21 Maret adalah hari pertama tantangan dimulai. Awalnya agak binggung dengan alur yang harus aku jalani. Tugas awal adalah membuat deklarasi bahwa kita siap untuk mengikuti tantangan ini. Jujur di awal-awal aku masing binggung apalagi banyak istilah-istilah yang menurutku unik untuk digunakan di sebuah komunitas menulis. Fighter, Squad, Kouf, Empire dan Guardian. Bukankah itu adalah sebuah istilah-istilah yang berhubungan dengan peperangan di jaman kekaisaran? Ah ... koreksi jika aku salah. Karena di alam bawah sadarku langsung teringat dengan kekaisaran di Roma. Hehehe 

Apakah ini dibuat seperti peperangan antar squad? Pikiranku waktu itu. 

Aku tergabung dalam Squad 4. Di setiap Squad ada Guardian yang bertanggungjawab dengan rekapan tulisan kita. Menjadi penjamin atau wali dari anggota-anggota Squad itu di grup Empire. Lalu lama-lama aku paham tentang alur mainnya. Squad-squad itu akan berlomba-lomba untuk tetap fight hingga akhir periode, saling menyemangati dan mengingatkan antar anggota squad-nya untuk bisa setor tulisan tepat waktu. 

Lalu peperangannya di mana? Bukan peperangan secara harfiah sebenarnya. Kita berlomba-lomba untuk mengumpulkan poin. Dan poin itu didapat salah satunya dari memberikan feedback dari tulisan squad lain, dan secara bergantian tulisan kita juga akan mendapatkan gilirannya. Kerenkan? Tulisan kita dibaca dan dinilai oleh beberapa orang yang pastinya mempunyai sudut pandang dan pemikiran yang berbeda. Tulisan kita akan dikuliti dengan detail, dari masalah teknik kepenulisan hingga masalah konten yang diangkat. Dari sinilah fungsi sebuah komunitas itu berjalan. Memberikan ruang yang seluas-luasnya agar setiap anggotanya bisa bertumbuh. Belajar dari kesalahan lalu diperbaiki. Sehingga diharapkan tulisan kita semakin berkualitas baik dari segi kepenulisan maupun konten.

Menulis 30 hari banyak tantangannya gak sih? Pasti banyak. Menumbuhkan sebuah konsistensi yang baik pasti mempunyai tantangan. Terkadang di tengah perjalanan ada kebuntuan ide. Lalu kalau begitu bagaimana? Itulah saat komitmen kita sedang dipertanyakan. Jika kita sudah berkominten untuk menerima tantangan ini, maka segala resiko harus dihadapi. Menulis sebenarnya adalah mengabadikan setiap peristiwa atau lintasan pikiran kita dalam sebuah rangkaian kata. Belajar untuk lebih peka dari permasalah-permasalahan sehari-hari, itu bisa menjadi sebuah ide dalam menulis. Yang terpenting untuk selalu ingat, kenapa ada mengikuti tantangan ini bisa menjawab rintangan yang anda hadapi. 

Lalu apa pendapatku tentang 30DWC jilid 12 ini? Sebagai wadah buat para penulis pemula seperti saya pasti memberikan kontribusi positif. Selain untuk melatih konsistensi dalam menulis, di sini kita akan mendapatkan banyak ilmu tentang kepenulisan. Ilmu itu bisa diperoleh dari materi Kouf atau dari feedback tulisan. Berada di atmosfer yang mempunyai gelombang yang sama untuk terus bertumbuh dalam membuat karya lewat sebuah tulisan yang berkualitas. Itulah mengapa mengikuti 30 DWC adalah sebuah trobosan baru untuk penulis pemula agar bisa disiplin dalam menulis. Seperti kata Walter Mosley, “If you want to be a writer, you have to write every day.”


#30dwc
#squad4
#Day30

Kamis, 19 April 2018

Kepergian Bunny

 


Tantangan di kelas bunda Sayang IIP adalah membuat dongeng dari ketika gambar di atas yaitu kelinci, Seorang anak perempuan dan sebuah taman bunga. Dan ini adalah donggeng buatan saya.

*** 
Bunny adalah kelinci kesayangan Sasa. Sudah dua hari ini hilang dari kandangnya. Suatu hari Ussy melihat Bunny berlari kelapangan. Dengan berlari Ussy kerumah Sasa untuk memberitahu.

"Sasa, kelinci kamu hilang ya?" kata Ussy.

"Iya, sudah dua hari Bunny tidak ada di kandangnya." Jawab Sasa sambil memperlihatkan mimik sedih di wajahnya.

"Eh ... tadi aku lihat Bunny lari ke lapangan loh!"

"Serius?" Kini wajah Sasa nampak ceria.

"Iya, ayo kita cari sama-sama!" Ajak Ussy sambil menarik tangan Sasa.

Di sepanjang perjalanan, Sasa dan Ussy berteriak memanggil nama Bunny.

"Bunny ... Bunny ...kamu di mana?"

Di lapangan Sasa bertemu banyak teman-temannya yang sedang bermain. Ada Rudi, Mail dan Joni. Mereka sedang bermain layang-layang.

"Hai Rud, kamu lihat seekor kelinci berlari kesini tidak?" tanya Sasa.

"Kelinci warna putih?" tanya Mail.

"Iya benar!" jawab Ussy.

"Tadi aku lihat dia berlari ke sana!" Jawab Joni sambil menunjuk ke taman yang berada di samping lapangan.

"Oke... terimakasih ya!" jawab Ussy dan Sasa hampir berbarengan.

Sasa dan Ussy berlari menunju taman yang terletak persis di samping kiri lapangan itu. Taman itu begitu indah, banyak bunga warna-warni tumbuh di sana. Ada bunga berwarna merah, ada bunga berwarna ungu, ada bunga matahari yang berwarna kuning. 

"Bunny ... Bunny ...!" teriak Sasa. 

Tiba-tiba ada gerakan aneh di semak-semak yang terletak di pojok taman.

"Sasa lihat itu!" kata Ussy sambil menunjuk semak-semak itu. Dengan mengendap-endap, mereka berdua menuju ke sana. Di sana di lihatnya Bunny sedang memakan rumput.

"Bunny ...!" teriak Sasa dambil menangkap kelincinya. 

"Maafkan aku Bunny, mulai sekarang aku akan memberi kamu makan setiap hari. Sehingga kamu gak perlu pergi dari kandang untuk mencari makan." kata Sasa sambil mengelus-elus kelinci kesanyangannya.

Sejak saat itu Sasa merawat Bunny dengan baik. Membersihkan kandangnya setiap dua minggu sekali, memberi makan setiap hari dan mengganti tempat minumnya.


#30DWC
#Squad4
#BunsayIIP
#Mendongeng

Rabu, 18 April 2018

Dunia Lain

Dunia lain bukan alam gaib, namun dunia lain yang saya maksudkan di sini adalah dunia yang benar-benar belum pernah saya jangkau sebelumnya, baik dari segi pemikiran, pengalaman dan pengetahuan. Dan Bali menjadi pintu pembuka dunia lain itu. Banyak hal baru yang aku temui di sini, mulai dari pergaulan, kebiasaan, budaya hingga pengalaman hidup.

Warung Made's

Seorang kawan suami, mengajak kami makan malam di sebuah rumah makan yang menghidangkan masakan Bali dan menu ala barat. Warung Made's di jalan Seminyak Bali. Suasana khas Bali kental sekali terlihat. Suara gendingannya, bangunananya, bau bunga dan dupa. Banyak bule di kanan kiri, minuman dan makanan yang 'haram' menurut islam juga tersedia di sini. Aku seperti memasuki dunia lain, menjadi orang asing dengan identitas pakaianku. Ya ... aku menjadi orang asing di negeriku sendiri. Tidak hanya itu, dunia lain berupa hal-hal yang baru juga dituturkan malam itu.


Kawan suami bercerita, bahwa dia pernah jatuh bangun membangun bisnis hingga bangkrut ratusan juta rupiah. Geliat bisnis di Bali memang godaan bagi para pengusaha untuk ikut  berkecimpung setelah melihat peluang yang bagus di sini. Bisnis apapun ada di sini, makanan, pakaian, kerajinan  hingga jasa. Sebagai tempat wisata bertaraf internasional bisnis-bisnis itu menjamur di sepanjang jalan di Denpasar, Kuta, Legian, Canggu dan tempat-tempat wisata lainnya. 
Kuta Square


Kebangrutan yang hampir mencapai milyaran itu lantas tak membuat dirinya menyerah, bangkit lagi untuk menemukan fighting Spirit-nya. Berguru langsung kepada motivator ternama, seperti Merry Riana, Tung Dasem Waringin. Pernah suatu hari dia mengadakan event seminar yang menghadirkan Merry Riana sukses besar. Waktu itu Merry Riana lagi naik daun, laba dari event itu dibuatnya untuk membeli sebuah mobil.

Di tengah obrolan kami tentang dunia bisnis, dia bertutur bahwa Nabi Muhammad adalah seorang ekonom yang handal. Waow saya takjub sekali mendengar kata-kata itu. Karena kata-kata itu keluar dari seorang yang bukan muslim. Padahal dari perbincangan kami, aku tahu dia sudah melahap banyak buku tentang motivator dan bisnis, tapi malah memuji sosok seorang nabi Muhammad adalah sesuatu yang di luar ekspektasi.

Hal ini menjadi "dunia lain" bagiku, di duniaku yang berasal dari lingkungan pegawai pasti tidak pernah merasakan hal-hal yang demikian. Bagaimana jatuh bangunnya memulai usaha. Bagi kami, keluarga yang mayoritasnya  pegawai selalu hidup di 'dunia aman', kerja dan mendapatkan gaji bulanan.

Selain obrolan tentang bisnis, obrolan kami juga merempet tentang budaya Bali. Mendengarkan kisah budaya Bali langsung dari penduduk aslinya adalah sebuah moment yang istimewa, banyak hal yang baru yang pasti menjadi referensi yang berbeda. Chemistri-nya mungkin  tidak bisa didapat dari membaca buku. Akulturasi kebudayaan menjadi cerita 'dunia lain' selanjutnya malam ini.

"Budaya Bali sebenarnya sangat kental dengan dengan budaya Cina, ada akulturasi kebudayaan di sini," katanya. 

Dia bercerita banyak tentang kultur Negeri Tiongkok yang banyak mewarnai kehidupan di Bali. Sentuhan tradisi Cina begitu terasa dalam tradisi masyarakat Bali. Budaya dari Negeri Tirai Bambu itu mendapat tempat yang tidak kalah istimewanya, karena tidak semata sebagai produk akulturasi budaya dalam fungsi horizontal atau sebagai penikmat seni sesama manusia. Namun juga turut andil dalam fungsi vertikal dalam dimensi spiritual di Bali. 

Tradisi kesenian dan peninggalan arkelogi Bali sangat terlihat. Seni tari misalnya, tari Baris Cina yang masih terpelihara kuat di Renon, Semawang dan di daerah-daerah lainnya. Dalam wilayah seni sastra, orang Bali sudah mengenal betul cerita Sampik Ing Tai. Sebuah cerita dari Cina. Cerita ini sangat terkenal di daerah Buleleng. Bahkan kisah cinta I Sampik dan Ing Tai sudah dieksploitasi ke dalam berbagai bentuk kesenian Bali seperti pupuh (tembang puisi tradisional Bali). Begitu juga dengan arsitekturnya. Banyak gaya bangunan Bali yang mengadopsi unsur-unsur budaya Cina, seperti patra (model ukiran) Cina.  

Tari Baris Cina
Dalam dimensi spiritual juga terdapat unsur-unsur budaya Cina yang masuk ke Bali. Barong misalnya, orang bali menggunakan Barong di pura-pura yang dikenal dengan sebutan pelawatan atau petapakan. Di hari baik tertentu, pelawatan atau petapakan itu diberikan upacara khusus dan umat hindu Bali melakukan sembayang bersama.

Barong Bali



#30DWC
#Dunia
#squad4

Selasa, 17 April 2018

Sedikit Kisah tentang Perjalanan Kami Hari ini

Bali adalah sebuah icon wisata Indonesia yang dikenal di dunia. Memiliki pegunungan berapi yang hijau, terasering sawah yang unik, pantai, dan terumbu karang yang cantik. Ditambah lagi dengan kultur budaya dan ritual keagamaan yang masih kental menjadi nilai tambah sebuah wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Pura Uluwatu yang berdiri di atas tebing, upacara Ngaben dan berbagai macam ritual keagamaan lainya. Di Selatan pulau ini, terdapat kota pesisir pantai Kuta yang menawarkan wisata hiburan malam yang tak pernah sepi. Sementara daerah Seminyak, Sanur, dan Nusa Dua dikenal dengan suguhan resort yang sangat populer.
Upacara Ngaben
Pura Uluwatu


Karena memiliki daya tarik yang besar, maka tak heran jika banyak wisatawan dari luar negeri yang berwisata ke tempat ini. Di Legian contohnya, Legian adalah tempat favorit bagi para turis mancanegara untuk sekedar hang out atau memenuhi kebutuhan jasmaninya. berjejer aneka macam distro dan rumah makan.
Legian Bali

Suatu hari, suami ditelepon oleh koleganya agar datang ke Bali guna negoisasi sebuah proyek pembangunan pasar Badung. Pemprov Bali akan melakukan pembangunan kembali pasar itu karena kebakaran di tahun 2016. Mengetahui suami akan berkunjung ke Pulau Dewata maka dengan tidak menyiayiakan kesempatan, sayapun ikut serta dalam perjalanan dinas  kali ini. Kalau kata pepatah, menyelam sambil minum air. hehehehe

Ini adalah perjalan pertama kami di Pulau Dewata, namun perjalanan kedua saya. Dahulu saya ke sini dengan rombongan teman-teman ibu, saat itu saya masih kuliah. Banyak hal yang berubah, terutama infrastuktur yang lebih modern dan ramai.

Kami menginap di hotel Horison Legian. Tempat ini sengaja dipilih di samping karena harganya yang pas di kantong, tempat ini juga dekat dengan aneka wisata kuliner dan tempat belanja pernak-pernik oleh-oleh khas Bali. Warung Made's menjadi pilihan kami untuk makan malam, setelah teman dari suami -yang asli orang sini- merekomendasikan untuk makan di sana. Ternyata meskipun namanya warung, namun dalamnya bak resto mewah yang bergaya tradisional Bali. Ada pertunjukkan tari-tarian menemani kami makan malam. Mayoritas pengunjungnya adalah warga negara asing, bahkan  sepertinya saya tidak menemukan pengunjung pribumi di sini. Para pengunjung khususnya WNA wanita menggunakan pakaian minim, hot pant dan atasan tank top. Sedangkan saya orang pribumi satu-satunya yang memakai baju gamis, jilbab menutupi dada dan berkaos kaki. Bisa dibayangkan kan bagaimana rasanya? Saya merasa menjadi orang asing di negeri sendiri. hehehehe


#30DWC
#day27
#Squad4


Pardi



Namaku Pardi, waktu itu aku adalah satu-satunya pemuda desa yang merantau ke Jakarta. Dengan tekad merubah nasib dan mencari biaya untuk menikahi wanita pujaanku, Marni, aku berangkat merantau. Sedih sebenarnya meninggalkan desa ini. Desa yang dari kecil tak pernah aku tinggalkan kini aku harus keluar dari zona nyaman. 

Marni adalah gadis pujaanku. Kami sudah menjalin hubungan spesial sudah hampir setahun. Aku berjanji pada dirinya bahwa aku akan menikahinya dan kami akan hidup bahagia. Maka aku pamit untuk merantau ke Jakarta mencari modal menikah dan berumah tangga. 

Pagi itu adalah pagi yang paling menyedihkan dalam hidupku. Aku juga melihat kesedihan di wajahnya. Air matanya mengalir deras. Aku tidak sanggup sebenarnya melihatnya demikian, namun apa boleh buat, tak ada pilihan lagi, aku harus merantau. 

Aku teringat sebuah selendang biru yang sudah aku persiapkan di tas punggungku. Selendang itu memang akan aku berikan kepadanya ketika aku akan pergi. Aku buka tasku dan aku serahkan kepadanya dengan takjim, layaknya petugas paskibraka menyerahkan sang saka ke presiden. 

“Jika kamu rindu aku, kamu pandangi selandang ini!” pesanku waktu itu. Kini air matanya semakin deras mengalir. Lalu aku tinggalkan sosok yang aku cintai itu, tanpa sekalipun aku menoleh ke belakang. 

Hidup di tanah rantauan ternyata tak semudah dibayangkan. Apalagi tanpa orang yang dikenal dan sanak saudara. Bermodal ijasah SMA semua pekerjaan pernah aku coba. Dari tukang potokopi, office boy sampai kerja di toko sepatu. Hingga suatu hari ada lowongan menjadi pramusaji dengan gaji yang lumayan. Aku masukan lamaranku, potokopi ijasah dan curiculum vitae. Alhamdulillah akhirnya aku diterima. 

Pak Usman nama pemilik rumah makan tempat aku bekerja. Orangnya sangat baik. Hampir semua karyawannya betah kerja di sana. Ada yang hingga berpuluh-puluh tahun kerja dengannya. Aku senang kerja di sini selain gajinya lumayan, dapat tempat tinggal dan juga makan. Aku bekerja dari pagi hingga malam. 

Sebenarnya aku ingin sekali mengirim kabar ke keluargaku di desa, atau ke Marni pujaan hatiku. Tapi karena kesibukanku, niat itu sering tak terlaksana. Apakah aku tidak rindu Marni? Aku rindu, sangat rindu. Namun karena pekerjaan telah menyita waktuku terkadang perasaan itu menjadi terlupa. 

Pak Usman suka dengan caraku bekerja, kata teman-temanku, mereka pernah mendengar Pak Usman berkata bahwa aku akan dijodohkan dengan putrinya. Aku hanya menganggap itu pasti gurauan. Aku tak pernah memperdulikan perkataan itu. 

Hingga suatu hari, Pak Usman memanggilku. Beliau menceritakan bahwa beliau suka denganku, dengan kejujuranku dan kerja kerasku. Aku akan dinikahkan dengan putrinya, Maya. Jujur aku binggung harus bagaimana, aku tak punya kebranian untuk menolaknya. Lalu aku teringat Marni? Ah ... paling Marni sekarang juga sudah menikah, sudah sekian lama aku tinggalkan tanpa kabar pasti dia bosan menunggu! Akhirnya aku terima tawaran itu. 

*** 

Suatu hari aku ajak Maya dan anakku pergi ke desaku dulu. Aku ingin tahu kabar kedua orang tuaku biar aku tidak dianggap anak durhaka. Namun aku kaget sekali ketika melihat sesosok wanita yang sepertinya aku kenal, ada selendang biru melingkar di lehernya. Namun kini rambutnya lebih panjang dan acak-acakan, pandangannya kosong, badannya kotor seperti orang yang tidak waras.


Baca Cerita Sebelumnya : Marni 


#30DWC
#Squad4
#Desa
#Day26

Minggu, 15 April 2018

Nasehat Buat Dilan


Jika aku ada dalam cerita Dilan 2, maka aku akan mendekati Dilan, aku akan mengatakan kepadanya bahwa sejatinya mencintai seorang wanita adalah dengan menghormatinya, tidak dengan menggombalinya. Tidak menggangunya sehingga dia bisa meraih apa yang diimpikannya tanpa membuat pikiran wanita tersebut terganggu dengan hal-hal yang tidak penting. Kasihankan, harusnya Milea bisa fokus dengan sekolahnya jadi terpecah gara-gara mikirin Dilan! Lalu aku katakankan lagi, jika memang dia serius dengan Milea maka aku akan menyuruhnya belajar dengan giat, sekolah dengan benar lalu mencari pekerjaan. Jika sudah demikian dan siap untuk menikah, datanglah ke rumah Milea dan lamar dia. Itu baru lelaki yang gantle. Itu kalau urusan yang terkait dengan Milea.

Kalau terkait dengan pribadi Dilan sendiri, maka aku akan katakan kepadanya bahwa dia sebenarnya adalah seorang anak yang sangat pintar dan mempunyai loyalitas yang tinggi. Sama seperti seorang pemuda pada umunya, yang emosinya gampang tersurut dengan hal-hal yang bersifat sepele. Maka saya ajak dia untuk mengikuti acara kajian-kajian di kampus Kang Adi atau kegiatan kerohisan di sekolahnya. Dengan bekal ilmu agama yang cukup maka dia bisa menjadi seorang pemuda yang tangguh, tidak gampang tawuran, lebih bertanggungjawab terhadap dirinya, bisa memilih dan memilah mana pergaulan atau lingkungan yang baik buat dirinya dan yang penting tidak gampang menggombali wanita.

Sayang sebenarnya, sosok pemuda seperti Dilan jika dengan segala potensi yang dia miliki disalah gunakan dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Bimbingan dan pendampingan orang tua sangat dibutuhkan. Selagi masih muda diarahkan kepada kegiatan yang bisa mengembangkan segala potensi yang dimilikinya sehingga menjadi sebuah kekuatan untuk menjalankan perannya di muka bumi ini sebagai Khalifah. Memfasilitasi bakat yang dia punya dengan kegiatan yang positif. Dia punya bakat menulis, bergabung dengan komunitas menulis misalnya, supaya puisinya juga semakin bagus. Atau bakat mengambarnya juga bisa lebih diasah lagi. Maka jika sudah bisa menemukan wadah untuk mengaktualisasikan dirinya maka insyaAllah dia tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak bermanfaat. 


#tantanga2RCO
#30dwc
#day25
3Squad4

Sabtu, 14 April 2018

Tentang Dirimu



Aku tak tahu kamu sebenarnya terbuat dari apa? Ragamu terasa sangat istimewa. Setiap kamu hadir di depanku, jantungku pasti berdetak lebih kencang dari biasanya. Tatapan tajam seperti mata elang pasti membuat aku melayang sehingga hukum gravitasi yang ditemukan Newton menjadi tak berlaku lagi. Terkadang aku heran, aku seperti orang yang tak mengenali diri sendiri. Aku kacau dengan berbagai macam perasaan yang silih berganti, kadang senang, kadang sedih, kadang rindu yang tak menentu. Aku seperti berpenyakit dan kehadiran dirimu adalah obatnya. Dirimu seperti di batas dunia maya dan nyata. 


Sosokmu yang sederhana, dengan suara yang penuh wibawa telah memberikan daya pikat yang luar biasa. Kata-katamu bagaikan matra yang menyulap rinduku menjadi raib. Namun jujur, aku menikmati, aku suka dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. 


Namun harusnya kamu bertanggungjawab, hidupku yang semula tenang kini menjadi penuh gejolak. Berisik dengan kata-kata rindu yang menderu. Bayanganmu terkadang merubah fokusku, ketika aku belajar atau membaca buku. Aku seperti hidup di dunia imajinasi, hidup di dunia dongeng seperti seorang putri yang betemu pangerannya. Aku kehilangan orientasi yang selama ini aku pegang, aku kehilangan arah, aku linglung, aku binggung. 


Masihkan engkau ingat? Saat kita bertemu di kantin sekolah. Kamu membelikan aku sebuah makanan ringan yang banyak mengandung vetsin. Jajanan itu tidak aku makan, aku pajang di dinding kamarku. Bukannya aku takut menjadi bodoh, bukan, semua itu aku lakukan agar kenangan itu nyata di depan mata. Aku pandangi ketika aku hendak belajar, ketika aku mau berangkat ke sekolah. Hingga suatu hari makanan itu sudah tak berada lagi di tempatnya. 


Pernah suatu ketika sambil memandang lautan lepas kamu berseloroh tentang kisah seorang pria yang rela melakukan apapun untuk wanitanya. Kamu bercerita dengan penuh penghayatan. Aku jadi teringat sebuah film tentang kisah sepasang kekasih yang aku tonton tadi malam. Sebenarnya aku tak begitu mendengarkan ceritamu, aku lebih tertarik memandangi wajahmu. Angin pantai yang sesekali mengibaskan rambutmu dan mimik wajahmu saat bercerita adalah pemandangan yang tiada duanya. Sungguh aku telah terbuai dengan daya pikat dan pesonamu yang telah merubah sebagian besar duniaku.




#30dwc
#squad4
#Daya
#Day24

Jumat, 13 April 2018

Terimakasih Kenzo 2


Gundukan tanah di depanku ini kelihatan masih basah. Bau bunga kenanga dan mawar masih tercium di hidung. Di atas gundukan itu ada papan yang bertuliskan huruf-huruf dan angka. Mama yang berada di depanku menangis. Aku sedih sekali ketika melihatnya menangis hampir di sepanjang hari. Senyumamnya yang biasanya mengembang di wajahnya, memperlihatkan deretan giginya yang putih dan lesung pipi yang merekah kini seakan sirna. Matanya kini lebih sembab, rambutnya dibiarkan menjuntai, bahkan ketika di meja makan, makanan di hadapannya hanya dipandanginya. Mamaku seperti kehilangan semangat hidupnya. 

Sama seperti mama, aku juga sangat sedih. Aku kehilangan seseorang yang selama ini sangat dekat denganku. Teman mainku, teman bersepeda, teman bercerita dan yang terakhir kami lakukan bersama adalah mencat rumah. Papa adalah segalanya, di saat aku belum punya teman, dia adalah teman pertamaku, yang tak pernah membuat aku menangis, tidak seperti teman-temanku sekolah. Kami tidak pernah bertenggar atau berebut mainan. 

Kini tanpa papa semua hampa. Di depan televisi yang biasa kami main mobil-mobilan berdua, kini aku sendiri. Aku lihat mama masih sama seperti biasanya, memandangi bunga mawar kesanyanganya di balik jendela. Ya itu menjadi rutinitasnya setelah kepergian papa. Kini aku merasa sangat kesepian, sepi sekali. Aku seperti tak mempunyai siap-siapa lagi. Kumainkan mobil-mobilanku ke depan dan belakang, sesekali aku lirik mamaku, dia masih di sana namun kini aku lihat air mata meleleh di pipinya. 

Kini aku tak lagi bersekolah, tak mau sekolah tepatnya, sudah seminggu. Waktu di sekolah aku lebih banyak diam atau menyendiri saat istirahat. Hampir tak banyak berinteraksi dengan orang. Dan di rumah juga begitu, karena di rumah ini hanya ada aku dan mamaku, dan mamaku sekarang lebih banyak diam lalu menangis. 

Suatu hari Om Dani berkunjung ke rumah. Kata Om Dani, dia di telepon Nenek disuruh berkunjung ke sini. 

“Ken, Om dengar kamu sudah lama gak sekolah ya?” tanyanya siang itu. 

“Iya, Om. Mungkin sudah segini.” Sambil kutunjukkan jari yang menunjukkan angka 7. 

“Kenapa?” 

“Ga pa apa. Ken gak suka sekolah. Ken gak punya teman!” 

“Besok Ken mau gak diantar Om Dani ke sekolah?” tanyanya sambil menatap mataku. 

“Lihat besok ya, Om!” Aku berjalan menuju ke kotak mainanku. Aku ambil dua mobil, warna merah dan biru. Lalu mobil warna biru aku kasihkan ke Om Dani, sebenarnya itu mobil kesanyangan papa.

“Om, kita main mobil-mobilan yuk?” tanyaku. 

“Iya, tapi kamu janji dulu besok kita ke sekolah bersama!” katanya. Aku setuju dengan tawaran yang di berikan kepadaku dengan isyarat anggukan kepala.


Bersambung ...

#BinatangKesayangan
#30DWC
#Squad4

Menggeledah literasci.blogspot.co.id

Hei Mas Tristianto permisi sebelumnya ya... mau menggeledah rumahnya. hehehehe
Dari tampilannya dulu kali ya. Tampilan Blognya bagus, aku sepertinya perlu belajar banyak dari kamu. hehehe.Kapan-kapan bolehlah aku tanya-tanya tentang blog ya? Benar-benar rapi jadi terlihat lebih profesional sebagai blogger.

Lanjut sekarang masalah isinya. Aku kok banyak menemukan artikel tentang kesehatan ya? apa background dari kesehatan? sepertinya sih iya.  Maaf aku memang belum kenal. Gak pernah berinteraksi sebelumnya. Di grup besar ODOP, aku juga  jarang nongol. Makhlum aku memang pemalu hahahaha.

Masalah gigi, Bobot badan, Jerawat. Jujur prediksi awal, aku kira kamu dokter gigi loh. hehehe. Karena bobot badan dan jerawat artikelnya masih kosong. Dan artikel masalah gigi kenapa manyoritas menyebut angka 5. 5 penyebab gigi kuning yang tidak kamu sadari, 5 masalah pada gigi dan cara mengatsi dengan mudah, 5 makanan yang membuat gigi kuning, dan lima lima yang lainnya tentang informasi seputar gigi. 

Dan sepertinya rumah ini juga masih baru, masih banyak ruangan yang kosong, belum ada interiornya. yang terisi cuma masalah gigi dan ODOP.

Namun setelah aku baca-baca, ternyata pemilik blog ini adalah lulusan peternakan. Gak tahu kenapa artikel masalah gigi menjadi materi yang banyak di suguhkan di rumahnya. Apa karena orang-orang Indonesia banyak yang bermasalah dengan gigi? Ah Entahlah ... biar Mas nya yang menjawab. 

Dari tadi sebenarnya aku  sedang mencari tulisan fiksinya, Aku penasaran dengan tulisan fiksi di Blog ini. Lalu aku menemukan arsip yang berjudul "Tentang aku dan Hujan di Hari Selasa". ini sajak atau apa ya? tapi diksinya bagus, berirama, bahasanya mengalir, ternyata luwes juga menulis tulisan yang beraliran begini. 

Udah dulu ya... udah capek, takut tambah ngelindur bikin review nya. untuk yang penasaran dengan tulisa-tulisan Mas Tristianto, bisa langsung ajah ke https://literasci.blogspot.co.id

Mohon maaf Mas, sudah menggeledah rumahnya. Jika ada yang kurang berkenan mohon dimaafkan ya.

#RCO
#Tantangan2
#ReviewBlog


Kamis, 12 April 2018

Terimakasih Kenzo!



Namaku Kenzi, biasa dipanggil Ken. Aku dulunya anak yang pemalu, mengindap Selective Mutism (SM) lebih tepatnya. Kini aku berprofesi menjadi seorang pengacara yang bekerja di kantor pengacara ternama di Jakarta. Bertolak belakang dengan kondisi masa laluku bukan? Di meja yang penuh berkas kasus yang sedang aku tangani, kini aku akan menceritakan kisah hidupku 25 tahun yang lalu.

*** 

25 Mei 1990

Rumah berukuran 8x13 bercat biru itu kini ramai tak seperti biasanya. Orang datang silih berganti. Beberapa aku kenal namun banyak yang asing. Ada teman Papa, teman mama, kerabat dekat dan beberapa keluarga besar. Di halaman rumahku yang biasanya sepi, kini banyak mobil dan sepeda motor yang berjejer dengan rapi. 

Aku duduk di teras rumah, persis menghadap pohon mangga. Pohon mangga yang kini terlihat jauh lebih besar dibandingkan awal kami pindah ke sini. Di bawah pohon mangga itu, rumput hijau tumbuh subur, rumput itu memang sengaja ditanam. Sedangkan di dekat pagar, berjejer bunga mawar. Itu adalah bunga-bunga kesanyangan Mama..

Aku amati orang yang berlalung lalang, silih berganti. Banyak tetanggaku yang datang ke rumah. Dari wajahnya aku melihat tak ada gairah dan penuh dengan kesedihan. Sedangkan di dalam rumah, aku mendengar mamaku menangis tak henti. Pamanku yang dari tadi selalu setia menemaniku akhirnya angkat suara.

“Ken ... sekarang Om jadi pengganti papamu ya!” Posisinya yang semula berdiri kini dia duduk. Tubuhnya sejajar dengan tubuhku, tangannya membelai rambutku. Jujur, sebenarnya aku tak begitu mengerti maksudnya, namun aku hanya mengangguk saja.

“Papa kenapa, Om? Kenapa banyak orang datang kerumah Ken?” tanyaku kepada Om Dani, adik papaku. Tadi pagi sebelum banyak orang datang, aku mendengar mama menerima telepone, dia menangis lalu terduduk dengan memanggil nama papa. Dari sanalah aku tahu bahwa telah terjadi sesuatu dengan papaku.

“Papa Ken ... ga papa kok, papa Ken sekarang sudah bahagia,” jawab Om Dani dengan tersenyum. Namun gurat kesedihan terlihat jelas di wajahnya.

”Om, Ken ... ngantuk, mau istirahat ke kamar, boleh?” tanyaku setengah berbisik. Om Dani tak menjawab pertanyaanku, dia hanya tersenyum dan mengangguk lalu menepuk bahaku.

Aku seret kakiku melewati kerumunan orang yang berada di ruang tamu. Bau cat masih menyengat di hidung. Baru kemarin papa mewarnai dinding tembok ruang tamu itu dengan warna biru. dari tamu-tamu yang hadir, sebagian besar dari mereka menggenakan baju berwarna hitam. Aku lihat sosok mamaku masih duduk di posisi yang sama sejak tadi. Sesekali dia menyeka air matanya, pandanganya kosong, dan beberapa tamu terkadang memeluknya seperti memberikan sebuah dukungan moral.

Aku pegang gagang pintu kamarku, kuputar ke kanan dan ke kiri. Kekacauan pikiranku membuat aku lupa bagaimana cara membukanya. Dengan sedikit kudorong, memanfaatkan berat badanku akhirnya pintu itu terbuka. Aku rebahkan badanku di atas kasur. Aku lihat potoku bersama papa yang terpasang di pigura di atas meja belajarku. Papa kamu kenapa, Pa? tanyaku dalam hati. Jujur aku sangat binggung.

Lalu tak lama kemudian terdengar suara sirene mobil ambulan berhenti di pekarangan rumah. Aku mengintip dari jendela kamarku, sebuah peti mati di keluarkan dari sana. Peti itu digotong masuk ke dalam rumah oleh beberapa orang laki-laki berseragam tentara. Lalu terdengar suara mamaku menangis histeris.


Bersambung ....


#MasaLalu
#BinatangKesayangan
#30DWC
#squad4
#day22

Senin, 09 April 2018

Kenapa RCO?

Kenapa saya ikut RCO? pertanyaan yang harus saya jawab saat ini. Sebenarnya semua berawal dari sebuah pertanyaan kenapa saya mengikuti komunitas menulis. Saya mengikuti komunitas menulis karena saya butuh wadah untuk mengaktualisasikan diri. Selain untuk self healing, menulis adalah cara saya untuk menyapa dunia. Meninggalkan jejak di muka bumi, bahwa ada seorang ibu rumah tangga yang pernah menuangkan ide-idenya melalui sebuah tulisan. 

Mengikuti RCO (Reading challenge ODOP) kenapa? 

Pada dasarnya menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.  Kata literasi mempunyai arti keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Seorang penulis harus kaya dengan banyak wawasan dan literatur. Dan untuk menambah wawasan itu salah satunya yaitu dengan membaca buku. Buku menjadi sarana untuk menjelajahi dunia, berpetualang ke alam pikiran serta realita aneka manusia, mengetahui seluk  beluk daerah dari seluruh penjuru dunia–tanpa harus melangkahkan kaki selangkah pun dari posisi semula.

Membaca mempunyai peranan yang sakral  dalam mengembangkan  kemampuan menulis.  Banyak membaca akan memperkaya perbendaharaan kata, menambah sumber inspirasi dan informasi. Membaca bacaan yang beragam, jadi lebih paham cara bertutur, gaya penulisan, rancangan alur, serta proses berlogika yang beraneka membuat wawasan kita semakin luas.  

Lalu kenapa harus bergabung dengan sebuah komunitas membaca? Apa kalau tidak bergabung tidak membaca buku? Jawabanya bisa iya dan tidak.

Karena sejatinya setiap manusia pasti manusiawi sekali kalau ada rasa malas, pasti pernah mengalami masa-masa futur. Di sinilah sebuah komunitas itu berfungsi. Selain untuk menyemangati, juga memberikan banyak informasi dan relasi. 

Bergabung dengan RCO membuat saya termotivasi ketika penyakit malas itu datang, saya mempunyai penyemangat.  Bergabung dengan sebuah komunitas yang mempunyai minat yang sama akan memberikan atmosfer yang berbeda. Memberikan energi yang mampu  membuat kita bertumbuh dan berkembang. Oleh karena itu RCO adalah suntikan semangat saya untuk menambah wawasan  melalui membaca buku.




Minggu, 08 April 2018

Menginstal Kepribadian Islami bagi Anak



Menjadi pribadi yang Islami merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam agama Islam. Karena Islam bukanlah ajaran normatif yang hanya diyakini dan dipahami tanpa diwujudkan dalam kehidupan nyata, tapi Islam memadukan dua hal antara keyakinan dan aplikasi, antara norma dan perbuatan , antara keimanan dan amal saleh. Oleh sebab itulah ajaran yang diyakini dalam Islam harus tercermin dalam setiap tingkah laku, perbuatan dan sikap pribadi-pribadi muslim.

Pembentukan kepribadian islami adalah menjadikan anak memiliki kemampuan berfikir, bertutur kata, bertindak, berakhlak, dan bertingkah laku selayaknya seorang muslim. Seorang anak diharapkan memiliki semangat juang yang tinggi dalam menyebarkan ajaran islam, membela kebenaran, menumpas kebatilan, serta berpegang teguh kepada ajaran islam, meskipun ia di kucilkan oleh orang-orang disekelilingnya. Dengan kata lain, yang di maksud dengan pembentukan kepribadian yang islami adalah pembentukkan pribadi muslim yang shalih, jiwanya dipenuhi dengan nilai-nilai keseimbangan dalam islam dan mampu memberikan manfaat bagi sesama.

Ada beberapa macam langkah yang harus dilalui oleh orang tua dalam membentuk kepribadian islami bagi anak mereka, diantaranya adalah :

A. Memberikan contoh yang baik yang sesuai dengan ajaran islam
     Anak adalah peniru yang ulung. mereka lebih suka meniru orang tua dalam berperilaku dan bertindak. oleh karena itu, jika prilaku orang tua berdasarkan nilai-nilai ajaran islam maka akan membekas dalam kehidupan anak-anak mereka dan kelak anak-anak mereka akan menirunya. Pemberian contoh yang baik yang sesuai dengan ajaran islam merupakan salah satu faktor pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.

B. Menceritakan kisah-kisah islami
    Ada banyak kisah islami yang berisi kepribadian anak-anak musim, baik untuk anak-anak yang belum dewasa, menginjak usia dewasa ataupun setelah dewasa. Sebagian dari kisah tersebut ada di dalam Al-Quran dan sebagian yang lainnya merupakan kisah yang terjadi pada masa Rasulullah. 

kisah-kisah itu bisa menjadi pendorong untuk anak-anak agar mereka bisa meneladani dari tokoh-tokoh yang dikisahkan. Kisah-kisah tersebut diantaranya adalah kisah Ashabul Kahfi, Kisah Ashabul Ukhud (orang-orang yang menggali parit) dan anak-anak sahabat Rasulullah Saw.



Bersambung ....

Referensi :
Prophetic Parenting/Syekh Khalid bin Abdurrahman al-'lk: editor, Ahmad Saifuddin-cet.1-Yogyakarta:Laksana,2017

www.dakwatuna.com, 2009, Membangun Kepribadian Islami (Online)

Sabtu, 07 April 2018

Tetanic dan Morgan Robitson

Siapa yang tidak tahu kisah melegenda tentang sebuah kapal yang tenggelam akibat menabrak gunung es? ya kapal Titanic. Titanic adalah sebuah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912. Kapal tersebut menabrak sebuah gunung es saat menuju pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya kapal Tetanic ini merupakan salah satu  bencana maritim masa damai paling mematikan sepanjang sejarah yang mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang. 

Tetanic ini dibuat pada  tahun 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast.  Berkapasitas penumpang sekitar  2.224 orang. Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal.

Lalu apa hubungannya dengan Morgan Robitson?

Morgan Robitson adalah seorang penulis novel dan cerpen yang terkenal di Amerika Serikat. Dia terkenal karena novel pendeknya Futility, or the Wreck of the Titan yang terbit pada tahun 1898.  Novel tersebut adalah novel yang berkisah tentang  kapal yang bernama Titan tenggelam di Samudera Atlantik bagian utara, setelah menabrak gunung es dalam perjalanannya dari Southampton ke New York City. Kapal besar Titan itu diharapkan tidak tenggelam sehingga tidak membawa sekoci yang cukup. 

Kemiripan tenggelamnya kapal Titan di novel karya Morgan Robitson yang diterbitkan pada tahun 1898 dengan tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912 menarik banyak perhatian. Dalam novel tersebut, Kapal Titan tenggelam setelah bagian kanan depan menabrak gunung es pada bulan April dan itu sama persis dengan tragedi yang terjadi pada kapal Titanic. Asal dari kedua kapal juga sama dari Britania Raya. Kapal Titan juga memiliki beberapa kemiripan dengan kapal Titanic, yang baru dibuat 14 tahun kemudian.

Meskipun ada beberapa perbedaan yang signifikan, seperti Titan terbalik dan tenggelam hampir bersamaan padahal Titanic tidak demikian. Titan berada pada perjalanan kembali ke-3 dari New York, bukan pelayaran perdananya ke New York. Setelah musibah Titanic, Robertson menerbitkan kembali novel itu sebagai Futility, or the Wreck of the Titan dengan ukuran kapal yang ditambah dari awalnya 45.000 ton ke 75.000 ton, mendekati 66,000 ton pada Titanic.


#30DWC
#Squad4
#Day18



Jumat, 06 April 2018

Pelita Fajar

14 April 1985 
Malam sunyi, di luar sepi tak ada suara kecuali bunyi jangrik yang memamerkan keindahan nyayiannya. Semilir angin yang berhembus dari selatan,  menyapa ranting pohon mangga, menelisik daun bunga nusa indah, menjatuhkan bunganya yang sudah kering, membuat suhu semakin dingin, lalu semilir angin itu pergi entah kemana. Burung-burung pipit sesekali bercuit-cuit seolah memberikan tanda bahwa pagi akan segera tiba.

Di sebuah kamar kecil berukuran 4 x 3 yang remang-remang, seorang ibu sedang merintih kesakitan. Ibu itu sedang meregang nyawa demi melahirkan buah hatinya ke dunia. Tiga hari sudah merasakan sakit akibat kontraksi yang tak kunjung selesai. Seorang nenek, yang dipanggil dukun bayi waktu itu, masih setia menungguinya sejak tengah malam. Sebuah lampu teplok minyak tanah yang terpasang persis di samping poto pahlawan perempuan dari Aceh, Cut Nyak Dien, apinya menari-nari, siap menjadi saksi akan lahirnya seorang bayi di muka bumi.

Tepat pukul empat pagi, bersamaan dengan kumandang adzan subuh di masjid dekat rumah, anak pertama yang ditunggu-tunggu akhirnya lahir ke dunia. Seorang bayi perempuan dengan panjang 50 cm dan berat 3,4 kg. Tangisan bayi itu seolah menyambut  muadzin yang sedang mengumandangkan seruan-Nya. Bayi perempuan itu diberi nama Dian Fajar.

Dian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alat untuk menerangi sesuatu atau pelita. Fajar adalah keadaan dalam hari ketika cahaya kemerah-merahan tampak di langit sebelah timur menjelang matahari terbit. Maka Dian Fajar adalah pelita fajar. Selain karena lahirnya waktu fajar, kedua orang tuanya berharap bahwa anak perempuannya nanti bisa menjadi cahaya yang dinanti, memberikan inspirasi kepada banyak orang yang membutuhkan pencerahan, layaknya cahaya fajar yang memulai hari, yang selalu ditunggu oleh orang yang menginginkan datangnya pagi.

*** 


Kini bayi perempuan yang susah dilahirkan itu telah tumbuh  besar. Dibesarkan dalam lingkungan yang sederhana. Bapaknya yang dulu hanya seorang penjaga sekolah, sedangkan ibunya seorang guru SD. Dahulu gaji guru tidak seperti sekarang, tidak ada Tunjangan Profesi Guru (TPG). Maka gaji bulanan hanya cukup buat makan, itupun makanan yang sederhana. Mungkin karena itulah anak perempuan itu ketika dewasa hanya berpostur mungil. Apa karena kurang gizi? atau memang karena genetik? Ah ... entahlah.

Tinggal di sebuah desa yang masih sejuk udaranya. Sebuah desa yang terletak di arah barat daya dari kota Gresik. Hamparan sawah yang luas dengan kultur masyarakat dinamisme yang masih kental, menjadikan desa itu masih terlihat sangat tradisional.

Konon, dahulu ada sebuah pohon besar yang dijadikan tempat sesembahan. Batang pohonnya disarungi dengan kain berwarna putih, dihari-hari tertentu ada banyak sesajen di bawah pohon itu. Tepat di samping pohon itu ada sebuah mata air. Mata air yang kata beberapa warga tidak akan pernah kering. Beberapa ikan hidup di sana, namun tak seorangpun yang berani mengambilnya. Bunga-bunga jaman dahulu juga masih banyak ditemukan. Bunga nusa indah atau  bunga sepatu bertengger manja di depan rumah mayoritas warganya.

Dahulu ada anak yang hilang, kata orang pintar di gondol Wewe Gombel. Seluruh warganya keluar rumah dan mengililingi desa dengan menggunakan peralatan dapur. Mulai dari panci, tampah, penggorengan, dan lain-lain. Membuat bunyi suara dari peralatan dapur menjadi sebuah nada, persis seperti orkestra berjalan. Mengelilingi desa dari ujung desa sampai ke tempat-tempat yang dianggap angker, termasuk pohon keramat itu. Namun itu cerita dulu, sekarang  desa itu sudah bermetamorfosa menjadi desa yang dipaksa modern karena perkembangan teknologi. Para ibu yang dulunya suka mencari kutu rambut sambil ngerumpi, kini lebih asyik bermain media sosial. Update status ketika hendak pergi ke sawah atau mengantar anaknya ke sekolah.

***

Sang Pelita fajar itu kini menjadi seorang ibu. Ibu yang sedang menggandrungi tulisan. Jari-jarinya  senang menari-nari di atas tuts Laptop miliknya. Dia bebaskan imajinasinya tertuang dalam rangkaian kata. Melalui tulisannya, dia berharap bisa memenuhi harapan kedua orang tuanya. Harapannya bisa membuat tulisan yang menginspirasi orang atau sebagai ladang dalam menebar kebaikan. Seperti mottonya, menulis adalah caranya untuk menyapa dunia.



#TantanganDiskripsi


Rabu, 04 April 2018

Ikhlas dalam Mendidik Anak

Syarat diterimanya amal ada dua yaitu Ikhlas dan sesuai dengan tuntutan Nabi Muhammad. Sebagai seorang Muslim dalam melakukan ibadah harus di dasarkan kepada dua hal tersebut, yaitu ikhlas dan sesuai teladan Nabi Muhammad.

Ikhlas ialah  menghendaki keridhaan Allah dalam suatu amal, membersihkannya dari segala individu maupun duniawi. Tidak ada yang melatarbelakangi suatu amal, kecuali karena Allah dan demi hari akhirat. (Sumber: https://almanhaj.or.id/2977-pengertian-ikhlas.html)

Dalam melakukan apapun, Ikhlas harus menjadi landasan awal. Demikian juga iklhas dalam mendidik anak. seringkali orang tua mendidik anak-anak mereka ingin agar anak-anaknya menjadi anak yang sukses dunia. tidak ada yang salah sebenarnya. Namun jika itu tujuan utamana maka kemungkinan kita sebagai orang tua hanya mendapat sedikit keberkahan dari apa yang selama ini kita lakukan.

 Lalu bagaimana sih seharusnya kita Ikhlas dalam mendidik anak itu? Jika mendidik anak mengharapkan ridhonya Allah maka seharusnya melakukan apa-apa yang membuat Allah ridho. Dan yang membuat Allah ridho adalah yang sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan, baik yang terdapat di dalam Alquran atau melalui tuntutan yang di contohkan Nabi Muhammad.

 Di dalam Al-Quran , Allah Swt telah menceritakan kepada kita tentang nasihat Luqman yang penuh keikhlasan dan kebaikan kepada anaknya. 

         يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ


"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). " (QS. Luqman ( 31) : 17).

Dalam Pemberian wasiat kepada anaknya, Luqman berpesan agar anaknya menjadi pribadi yang shalih dengan jalan beribadah kepada Allah  SWT. Luqman juga berpesan kepada anaknya agar menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama, yakni dengan menyerukan perbuatan yang ma'ruf  dan mencegah perbuatan yang mungkar. Selain itu Luqman juga berpesan kepada anaknya agar menjadi orang yang sabar bila menerima perlakuan yang semena-mena dari orang lain. Dalam ayat di atas terdapat pesan moral yang sejalan denga nilai-nilai ajaran islam.


#Ikhlas
#30DWC
#Squad4
#Day14

Selasa, 03 April 2018

Marni


Marni adalah seorang gadis desa yang cantik jelita. Wajahnya bulat dengan matanya yang belok. Rambutnya sebahu dengan warna hitam kemerah-merahan. Lesung pipi selalu menghiasi wajahnya jika dia tersenyum. Tingginya 165 cm dengan berat 55 kg membuat postur tubuhnya ideal. Singkat kata Marni adalah gadis desa yang menjadi primadona di kampungnya. 

Kini Marni sedang dirundung rindu. Pemuda yang dia cintai telah pergi entah kemana. Dua tahun yang lalu merantau ke seberang lautan dan hingga kini tidak kunjung pulang. Marni selalu menunggu di perbatasan desa, di mana tempat itu dulu adalah tempat perpisahan untuk terakhirnya kalinya. Setiap pagi dan sore hari, Marni pasti berdiri di tempat itu dengan membawa selendang warna biru tua pemberian darinya. 

Hampir setiap hari Marni pergi ke rumah Pardi. Bertemu ibu Pardi untuk menanyakan kabar anaknya. Tapi apa yang dia dapatkan? Lagi-lagi hanya kecewa. Pardi tak kunjung memberi kabar kepada dirinya maupun keluarganya. 

Setiap malam, Marni duduk di teras rumahnya. Memandangi langit, dalam hati kecilnya, dia merasa bahwa Pardi juga memandangi langit yang sama. Memandangi langit adalah ritual yang membuat rindunya sedikit terobati. Dibaca-baca lagi semua surat yang pernah dikirim untuknya sebelum Pardi pergi. Pardi saat rajin mengirimi Marni surat. Padahal rumah Marni dan Pardi tak terlalu jauh jaraknya. 

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, namun tanda-tanda kepulangan Pardi tak kunjung ada kabar. Orang tua Marni gusar melihat tingkah anaknya yang semakin lama semakin tidak normal. Marni dulu gadis periang, aktif di berbagai acara karang taruna di desanya. Namun kini Marni lebih banyak berdiam diri di kamarnya, ke perbatasan desa atau melamun di teras rumahnya ketika malam menjelang. 

Marni seperti orang yang kehilangan jiwanya. Raganya hanya raga yang tidak bernyawa. Menjalani rutinitas hariannya nyaris tanpa semangat dan senyum ceria. Marni seperti mayat hidup yang berpenyakit ganas, yaitu kanker rindu stadium empat. 

Suatu hari keluarga Marlan datang ke rumah Marni. Marlan memang dari dulu ada hati dengan Marni. Marlan ingin menjadikan Marni sebagai istrinya. Marlan pandai membaca situasi bahwa Pardi sudah tidak ada kabar, maka Marlan berani untuk meminang Marni. Namun bagaimana reaksi Marni? Marni dengan serta merta mengusir Marlan dan keluarganya keluar rumah. Mengetahui diperlakukan tak sepatutnya, Marlan sakit hati. 

Keesok harinya Marlan pergi ke orang pintar di tetangga desa. Marlan ingin Marni mau menerima lamarannya. Mbah dukun memberikan jampi-jampi dan ritual yang harus dilakukan Marlan. Inilah kata orang, cinta ditolak dukun bertindak. 

*** 

Marni kini semakin linglung seperti orang binggung. Rambut yang dulu sebahu kini semakin panjang. Namun rambut yang semakin panjang itu jarang disisir, acak-acakan, warna hitamnya kini semakin dimonompoli warna merah. Senyumanya yang dihiasi lengsung pipi kini tak ada lagi. Lesung pipinya telah pergi sejak Pardi menghilang tanpa kabar. Mata belok dengan bulu mata yang lentik kini lebih sembab karena banyak air mata yang keluar. Kantung mata semakin tebal dan menghitam. Karena setiap malam dia kurang tidur memandangi langit di teras rumahnya. Terkadang jika hujan, Marni tetap nekat ke luar. 

“Oalah Nduk-nduk Kamu ini kenopo to?” Tanya ibunya sambil membelai rambutnya. 

Marni tidak menjawab pertanyaan itu, pandangannya kosong seperti hari-hari sebelumnya. 

“Mandi dulu saya! Sudah seminggu kamu belum mandikan?” perintah ibunya kepada Marni. 

Marni tidak pergi ke kamar mandi, dia malah masuk ke dalam kamarya mengambil selendang biru. Dilingkarkan selendang itu di lehernya, dia pergi mengelilingi desa. Rutinitas yang akhir-akhir ini dijalaninya. 

*** 

Suatu hari, mobil sedan warna putih masuk ke desa. Semua orang dibuat takjub dengannya, karena konon tidak banyak mobil yang masuk ke desa itu, kecuali milik Pak Lurah. Seseorang turun dari mobil sedan berplat Jakarta. 

“Pardi?” Teriak seorang warga yang mengetahui bahwa yang turun dari mobil sedan warna putih itu adalah Pardi, tetangganya. Sudah hampir tujuh tahun Pardi menghilang tanpa kabar berita. Tak lama Pardi turun dari mobinya, ada seorang wanita dan anak perempuan kecil juga turun dari sana. 

“Mbak Sur, kenalin ini istri dan anak saya!” kata Pardi kepada Surti. 

“Ya Allah Pardi, kamu kemana saja?” kata Surti. 

Belum sempat Pardi menjawab pertanyaan Surti, mata Pardi menangkap sosok wanita yang berkalung selendang biru melintas di depannya. Namun wanita itu seperti sudah tidak mengenalinya lagi. 


#Rindu
#30dwc
#squad4