Selasa, 17 April 2018

Sedikit Kisah tentang Perjalanan Kami Hari ini

Bali adalah sebuah icon wisata Indonesia yang dikenal di dunia. Memiliki pegunungan berapi yang hijau, terasering sawah yang unik, pantai, dan terumbu karang yang cantik. Ditambah lagi dengan kultur budaya dan ritual keagamaan yang masih kental menjadi nilai tambah sebuah wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Pura Uluwatu yang berdiri di atas tebing, upacara Ngaben dan berbagai macam ritual keagamaan lainya. Di Selatan pulau ini, terdapat kota pesisir pantai Kuta yang menawarkan wisata hiburan malam yang tak pernah sepi. Sementara daerah Seminyak, Sanur, dan Nusa Dua dikenal dengan suguhan resort yang sangat populer.
Upacara Ngaben
Pura Uluwatu


Karena memiliki daya tarik yang besar, maka tak heran jika banyak wisatawan dari luar negeri yang berwisata ke tempat ini. Di Legian contohnya, Legian adalah tempat favorit bagi para turis mancanegara untuk sekedar hang out atau memenuhi kebutuhan jasmaninya. berjejer aneka macam distro dan rumah makan.
Legian Bali

Suatu hari, suami ditelepon oleh koleganya agar datang ke Bali guna negoisasi sebuah proyek pembangunan pasar Badung. Pemprov Bali akan melakukan pembangunan kembali pasar itu karena kebakaran di tahun 2016. Mengetahui suami akan berkunjung ke Pulau Dewata maka dengan tidak menyiayiakan kesempatan, sayapun ikut serta dalam perjalanan dinas  kali ini. Kalau kata pepatah, menyelam sambil minum air. hehehehe

Ini adalah perjalan pertama kami di Pulau Dewata, namun perjalanan kedua saya. Dahulu saya ke sini dengan rombongan teman-teman ibu, saat itu saya masih kuliah. Banyak hal yang berubah, terutama infrastuktur yang lebih modern dan ramai.

Kami menginap di hotel Horison Legian. Tempat ini sengaja dipilih di samping karena harganya yang pas di kantong, tempat ini juga dekat dengan aneka wisata kuliner dan tempat belanja pernak-pernik oleh-oleh khas Bali. Warung Made's menjadi pilihan kami untuk makan malam, setelah teman dari suami -yang asli orang sini- merekomendasikan untuk makan di sana. Ternyata meskipun namanya warung, namun dalamnya bak resto mewah yang bergaya tradisional Bali. Ada pertunjukkan tari-tarian menemani kami makan malam. Mayoritas pengunjungnya adalah warga negara asing, bahkan  sepertinya saya tidak menemukan pengunjung pribumi di sini. Para pengunjung khususnya WNA wanita menggunakan pakaian minim, hot pant dan atasan tank top. Sedangkan saya orang pribumi satu-satunya yang memakai baju gamis, jilbab menutupi dada dan berkaos kaki. Bisa dibayangkan kan bagaimana rasanya? Saya merasa menjadi orang asing di negeri sendiri. hehehehe


#30DWC
#day27
#Squad4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar