Selasa, 06 Maret 2018

cerbung part2 (2 love is 2 touch lives 4 EVER)

Baca cerita sebelumnya : cerbung part1

Kutatap lekat wajah laki-laki itu. Mungkin banyak beban. Beban pekerjaan atau beban yang lainnya. Namun yang pasti dia mempunyai beban tanggungjawab yang baru yaitu aku. Wanita yang benar benar belum ia kenal untuk tinggal bersama. Aku tahu tidak mudah tinggal seatap sebagai pasangan suami istri jika rasa cinta itu belum ada. Selain tantangan permasalahan perbedaan karakter dan kebiasaan, masalah hati juga tak bisa dipungkiri. Bagaiman bisa menyakinkan hatinya untuk bisa mencintaiku dan aku juga bisa mencintainnya. Tak mudah namun tak sulit juga sebenarnya. Tapi bagiku ini adalah pekerjaan yang tak gampang, karena aku bukan type orang yang gampang jatuh cinta.

Perubahan status membuat beban tersendiri dalam hidupku. Hampir setiap hari aku selalu berbisik di hati, “aku sekarang seorang istri”. Namun disaat kata-kata itu berakhir, terasa beban berat ada dipundakku. Aku tidak tau beban apa itu, tapi aku merasa aku mempunyai tanggaung jawab yang besar untuk aku bawa. Dan laki-laki itu selalu mengingatkanku bahwa aku mampu.

Hari-hari bersama orang “asing" itu tidak mudah. Aku harus bisa bertoleransi dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Seperti pagi ini, bangun pagi dan memasak adalah bukan kebiasaanku, tapi karena perubahan statusku, akhirnya mau tak mau harus aku lakukan. Sebenarnya aku tidak jago masak apalagi masak yang ‘aneh-aneh’. Buku resep masakan setebal 456 halaman menjadi buku pedoman wajib yang harus ada di dapur. “Resep Masakan Komplit” judul bukunya.

Memasak sayur lodeh, seperti requestnya kemarin. Segala bahan dan pelengkap sudah aku siapkan. Dan belajar dari “kitab” itupun sudah aku pelajari sejak tadi malam. Singkat kata pagi itu adalah pagi tersibuk sejak pertama kali statusku berubah.

“Ok lodeh nya sudah siap,” aku bergumam sendiri.

“Silakan Mas kalau mau sarapan!” Agak sedikit teriak karena dia masih sibuk di dalam kamar.

Akhirnya dia keluar dan menuju meja makan kami yang sangat sederhana.

“Waow sarapan pertama kita,” katanya dengan riang. Dia menarik salah satu kursi lalu mengambil nasi dipiring.

“Makasih ya sudah repot-repot membuatkan sayur ini buatku,” imbuhnya.

Agak aneh memang sayur lodeh buat sarapan. Hehe, tapi mungkin dia ingin melihat ketrampilan memasakku. Ah ... biarlah yang penting ujicoba kali ini lulus.

“Dicobain dulu mas sayurnya!” 

“Hmm ... enak sih, tapi kok agak keasinan ya?” katanya tanpa dosa.

Namun kata-kata itu bagiku seperti pedagang kaki lima yang diteriakin satpol pp. Seketika itu perasaanku nano-nano, antara binggung, sedih, kecewa campur aduk jadi satu.

“O begitu ya? Ya udah gak usah dimakan sayurnya, sarapannya pake telor dadar aja ya!” jawabku seriang mungkin. Sambil aku sodorkan piring yang berisi telor dadar.

Sarapan kami pertama kali nyaris tanpa obrolan, sebenarnya aku yang kurang merespon setiap tema yang dia buka untuk menjadi bahan obrolan. Bukannya apa-apa, aku hanya kecewa dengan sayur lodehku. yang aku buat dengan susah payah, namun semua serasa sia-sia karena satu kata, "keasinan".

Setelah laki-laki yang kupanggil mas itu pergi, kupandangi sayur itu dalam kuali, mau kuapakan sayur ini? Namun hatiku tak bisa berbohong, kuambil sayur itu di mangkok dan kumasukkan dalam kualinya. Tanpa banyak bicara ku buang semua sayur itu keluar rumah. Itulah masakan pertamaku sebagai seorang istri yang berakhir di got pembuangan.


Bersambung
Baca cerita selanjutnya : part3 Liontin Merah

2 love is 2 touch lives 4 EVER
#TantanganCerbung
#Cerbung10Episode
#ODOP
#OneDayOnePost


5 komentar:

  1. Ada peningkatan komentarnya tidak satu kata lagi, mantap, kini jd 3 suku kata hehehehe

    BalasHapus
  2. Ada peningkatan komentarnya tidak satu kata lagi, mantap, kini jd 3 suku kata hehehehe

    BalasHapus
  3. Yaaàhhh kok dibuang. Sayang tuh... lodeh penuh sejarah loh.

    BalasHapus