Sabtu, 10 Maret 2018

Cerbung Part5

Pesan WhatsApp


”Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ... Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ....” Kutolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri, pertanda bahwa berakhirnya sholat isya’ku. Aku panjatkan doa dan wirid selesai sholat. Belum selesai lantunan doaku, kudengar seseorang mengucapkan salam. 

“Assalamualaikum ...Fania?” Jelas itu adalah suaranya mas Bram. 

“Waalaikumsalam...” jawabku. Aku bangkit dari sajadah, aku sambut suamiku. 

“Sudah sholat Mas?” Sambil kucium tangannya. 

“Sudah ... tadi di jalan terdengar Adzan, lalu mampir ke Masjid.” Jawabnya sambil tangan kirinya mengusap kepalaku.

Aku lipat sajadahku yang masih tergeletak di lantai. Aku duduk di tempat tidur sedangkan Mas Bram melangkah menuju kamar mandi. 

Sejak pertemuanku dengan Haifa, membuat akhir-akhir ini aku tidak bisa berkosentrasi. Kata-katanya telah meracuni pikiranku. Bukannya aku takut menjadi Zombie, tidak. Namun mungkin benar apa yang dikatakannya, bahwa aku sekarang jarang bersosialisasi. Hal ini sangat kontras dengan kehidupanku dulu sebelum menikah. Aku orang yang paling tidak betah berdiam diri di rumah.

Waktu kuliah aku mengikuti banyak kegiatan di kampus, bahkan sejak SMA aku suka camping dan mendaki gunung bersama teman-teman pramukaku. Kini kehidupan yang kujalani bertolak belakang, sehari-hari melakukan pekerjaan rumah tangga, bersantai dengan melihat televisi atau membaca buku. Sehari dua hari masih oke, namun jika terjadi hampir dua bulan, pasti membuatku bosan. 

“Loh kok masih pake mukenanya? pake acara ngelamun lagi,” kata mas Bram keluar dari kamar mandi. Bau sabun sangat wangi dari tubuhnya. 

“Fania ...kok ngelamun?mikirin apa?” tanyanya lagi karena tidak mendapatkan respon dariku. 

“Oh ... hehehe,” sambil tersenyum kuperlihatkan gigiku. Aku lepas mukenaku dan melipatnya. 

“Oh iya mas, Haifa kemarin ke rumah?”Sambil kuubah posisi dudukku lebih menghadap kepadanya. 

“Trus?” Tangannya kini membetulkan poniku yang hampir menutupi mata. 

“Dia mengantarkan undangan reuni kampus.” 

“Wah ... bagus. Coba kamu ikut, biar gak bosan dengan rutinitas di rumah,” katanya. 

“Kapan acaranya?” tanyanya . 

“Bulan depan.” 

“Wah masih lama ya?” tanyanya lagi. Aku menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kepala. 

“Maaf Fania, mungkin waktuku tidak banyak dirumah. Mungkin membuatmu kesepian. Kamu boleh kok jalan-jalan ke toko buku atau ke mall buat belanja. Asal hati-hati dan kamu bisa menjaga diri.” Kini dia menatapku dengan senyuman. Kubalas senyumannya dengan sebuah senyuman juga. 

Tit tit tut bunyi notifikasi WhatsApp di gawaiku berbunyi. 

Assalamualaikum. Gimana kabarnya? Aku dengar kamu sudah menikah ya?

Bunyi pesan WhatsApp itu di layar gawaiku. Dari sebuah nomer yang tidak aku kenal. "Ah ... paling juga salah kirim!" gumamku dalam hati. Kuhapus pesan itu dan ku letakkan kembali gawaiku di meja dekat  tempat tidur.


Bersambung ...

Baca cerita sebelumnya : Burung Gereja




#TantanganCerbung #cerbung10Episode
#ODOP
#OnedayOnePost

2 komentar: