Sabtu, 03 Maret 2018

Menunggu Giliran


Siang itu sepasang kakek-nenek masuk dalam sebuah restaurant padang. Mereka tampak begitu mesra, selalu bergandengan tangan. Saat pramusaji bertanya kepada keduanya, mau makan disini atau di bawa pulang, mereka menjawab mau makan di sini. Akhirnya pramusaji itu mempersilakkan sepasang suami istri itu untuk mencari tempat duduk.

“Siang Kakek! Kakek mau pesan apa? Mau dihidang atau satu menu saja?” tanya seorang pramusaji.

“kami mau pesan seporsi rendang dan dua piring nasi saja, dan minumnya teh tawar dua gelas,” jawab kakek.

“ok ... saya ulang pesannya ya kek! Satu rendang daging, 2 piring nasi, dan 2 gelas teh tawar.”

Sambil mengangguk kakek itu memberikan isyarat bahwa pramusaji itu benar. Sebelum makanan mereka datang, minuman mereka telah sampai duluan.

Tidak begitu lama, seorang pramusaji membawa pesanan pasangan kakek-nenek itu. Ditaruhnya seporsi rendang daging di tengah meja, satu piring nasi di depan kakek, sepiring nasi lagi di hadapan nenek. Kakek itu menyantap nasi dan rendangnya, sedangkan si nenek tidak menyentuh sendok dan piring nasinya. Sang nenek lebih asyik melihat sang kakek makan. Sesendok dua sendok sang kakek makan dengan lahapnya. Melihat pemandangan begitu, seorang pengunjung merasa iba melihat pasangan tersebut. Dalam pikiran pengunjung tersebut, sepasang nenek dan kakek itu pasti hanya mempunyai uang yang cukup untuk membeli seporsi rendang. Dipanggilnya pramusaji, dan disuruhnya mengantarkan seporsi rendang lagi ke meja kakek-nenek itu.

“Ini seporsi rendang dibelikan seseorang buat nenek,” kata pramusaji itu.

“Oh ... terimakasih, tapi seporsi saja cukup buat kami berdua,” jawab nenek. Namun nenek itu tetap saja tidak menyentuh sendok dan piring nasinya. Dia masih tetap memandangi sang kakek yang sedang makan.

Seorang pengunjung lainnya merasa takjub dengan sikap yang ditunjukkan sang nenek. Dalam pikiran pengunjung itu, si nenek pasti sangat mencintai suaminya, sehingga setiap apa yang dilakukan suaminya tersebut, pasti menjadi pemandangan yang indah.

Pengunjung tersebut akhirnya duduk di dekat sang nenek. Karena penasaran pengunjung itu bertanya kepada nenek.

“Nenek kenapa selalu memandangi suami nenek?”

“Aku senang melihat dia makan dengan lahap, pasti rendang itu sangat lezat,” jawab nenek.

“Lantas kenapa nenek tidak memakan nasi dan rendang nenek?”

“Aku menunggu dia selesai makan” jawab nenek.

“Kenapa menunggu suami nenek?”

“Karena aku menunggu gigi yang dia pakai.” Jawab sang nenek dengan tersenyum.

***

Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa diatas adalah terkadang kita suka menilai orang dari luarnya. Kita sering menilai sesuatu dari apa yang kita lihat. Padahal apa yang kita lihat belum tentu mempunyai nilai kebenaran. Pasangan kakek dan nenek itu bukan tidak mempunyai uang untuk membeli 2 porsi rendang, bukan juga karena cinta yang begitu besar (seperti cinta muda-mudi yang sedang di mabok cinta) sehingga nenek itu selalu memandangi suaminya ketika makan. Nenek tersebut berlaku demikian lebih karena menunggu giliran penggunaan gigi.

So ... jangan gampang menilai seseorang ya hahahaha



3 komentar: