Rabu, 31 Januari 2018

BERBAGI


Berbagi , 7 huruf tapi dalam maknanya.
Gampang sekali menyebutnya tapi berat melaksanakan. Berbagi apa saja pasti butuh keikhlasan. Apalagi yang bikin sensitif di kalangan emakers, berbagi suami… serem gak sih?
Maaf bukannya saya anti poligami, tidak, wong Al-Quran aja ngebolehin masak saya ngelarang?!  Mungkin saya akan melihat dari sudut pandang yang lain, poligami di jaman Rasul bagaimana sih? Asbabul Nuzulnya ayat yang membolehkan poligami itu bagaimana? Ini saya juga masih nyari ilmunya (makhlum ilmunya masih cetek). Tapi mungkin dulu poligami menjadi solusi disaat banyak janda yang suaminya (kaum muslim) banyak yang meninggal karena perang , bukan hanya masalah mencukupi kebutuhan ekonomi tapi juga buat pengasuhan anak- anak yang sejatinya butuh figur seorang ayah.

Lalu... coba tengok hadist nabi,
"Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu." (HR. Tirmidzi)

Nah kah,ini nasihat nabi. Kenapa kok tidak dianjurkan menikahinya? Padahal kan kuotanya masih ya?! Jangan beralasan daripada zina, menimbulkan fitnah. Kalau ini alasannya, yuk ah bapak- bapak pulang ke rumah, istri mu memiliki seluruh hal yang dimiliki wanita cantik itu kok. Berat pak kalau poligami didasari karena nafsu.

Sekali lagi bukan maksud saya anti atau pro poligami. Yang mau poligami sih monggo, tapi perlu di garis bawahi ( pake stabilo warna merah kalau perlu hihi) , poligami itu bukan hanya mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani secara adil,tapi lebih dari itu. kelak di akhirat seorang pemimpin keluarga ( suami) akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya, istri dan anak-anaknya. Kalau istrinya lebih dari satu ya, istri-istri dan anak-anaknya. Yakin Sanggup? kalau sanggup sih tidak apa-apa.

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu".[at-Tahrîm/66:6]


Berbagi apapun itu, yang terpenting adalah anda punya yang hendak anda bagikan. Ya iyalah.hehehehe

Selasa, 30 Januari 2018

PILIHAN HIDUP

Ya Allah, bener deh hari ini memang benar-benar buntu mau nulis tentang apa. Apa karena kemarin yang harus setor 3 tulisan? entahlah, serasa kehabisan ide.  Akhirnya siang tadi aku menyalakan televisi, niatnya sih mencari inspirasi siapa tau ada ide yang masuk. Aku pencet-pencet remotnya, sampai pada sebuah channel yang menyiarkan tentang acara infotainment. Membahas tentang Dian sastro yang akan merambah ke dunia bisnis. seketika itu, aku bergumam dalam hati, "kalau Dian sastro mau fokus ke dunia bisnis, maka Dian Fajar akan fokus ke dunia nulis".( hehehe hubunganya apa coba, Dian sastro dengan diriku. hahahaha)

Belum juga mendapatkan inspirasi, aku teringat kemarin membeli sebuah DVD " CRITICAL ELEVEN" waktu ke mall akhir pekan kemarin. Sebenarnya peengen baca novelnya dulu, tapi kulihat harganya yang lumayan kalau seukuran harga novel sekarang, akhirnya aku memutuskan membeli DVD nya dulu saja. Entah kenapa aku selalu suka dengan monolog sebuah film. Begitu juga dengan monolog film ini.
" Airport sudah jadi rumah kedua gue, dan gue... suka tempat ini. Airport buat gue sama seperti hidup. semuanya selalu berubah, selalu bergerak, dan selalu harus memilih. Memilih akan kemana, memilih pergi atau pulang, memilih apa dan siapa yang akan menjadi tujuan hidup kita. Dan itulah mengapa saya suka Airport. Airport adalah tentang pilihan. Coba pikirkan, jika kita tidak berani membuat pilihan, sekecil apapun plihan itu, berarti kita tidak hidup kan?"

Seketika itu DVD ku pause, hei aku jadi teringat tentang berita infotainment tadi, memang benar bahwa dalam hidup, kita harus membuat pilihan. Dian sastro memilih menjadi pembisnis, dia fokus akan menggeluti dunia bisnis. Mungkin berbagai macam usaha akan dia lakukan, begitu juga harusnya aku. Jika aku memilih menjadi seorang penulis maka hendaknya aku juga fokus, mencari ilmunya, memperbanyak membaca sebagai bahan referensi dan yang paling penting adalah tetap konsisten menulis.

Setiap orang berhak atas pilihan hidupnya, mau jadi apa? mau kemana? mau bagaimana menjalani hidup? dan macam-macam pilihan hidup lainnya. Namun yang terkadang dilupakan adalah bahwa  pilihan kita  akan membawa berbagai macam konsekuensi. Dan kita akan dimintai pertanggugjawaban atas pilihan itu.


#ODOPBatch5
#onedayonepost
#batch5


Senin, 29 Januari 2018

JODOH

Pagi ini, kutatap matahari terbit dari jendela, tidak ada yang spesial sebenarnya, tapi pikiranku melayang jauh. Kubuka laci-laci tempat memori merekam setiap kejadian dalam hidupku. Dari aku kecil, tumbuh menjadi gadis remaja, dewasa hingga berubah status menjadi seorang istri.
Pikiranku liar mengelana.
Dulu tak pernah terpikir lelaki yang bagaimana yang akan dijodohkan untukku. Lelaki yang dijodohkan Allah denganku ternyata penuh kejutan.
Tapi yang kupahami satu hal, bahwa jodoh yang dipertemukan kepada kita adalah agar kita bisa "belajar" sesuatu darinya.
Yang harus berpisah, pasti ada beribu hikmah. Ada banyak pelajaran yang bisa kita renungkan. Kenapa dia dipertemukan dengan kita? Dan kenapa hanya sekejap mata?

Yang jodoh sehidup sesurga pasti dalam perjalananya banyak terjadi proses pembelajaran.  Terkadang kekurangan kita yang menjadi kelebihannya, atau bisa juga kelebihan kita menjadi kekurangannya. Intinya saling melengkapi. Tidak mungkin Allah tidak punya maksud mempertemukan dua insan yang tak makhrom untuk "saling" dibawah ikatan suci.

Yang masih menunggu,  sabar ya…..,nyakinlah bahwa suatu masa kalian pasti akan bertemu. …Memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik supaya mendapat jodoh terbaik adalah mungkin jalan terbaik yang patut ditempuh. Bukankah pria yang baik adalah untuk wanita yang baik? so perbaiki saja dirimu!.

Intinya .. Yakinlah bahwa Allah men "setting" hidup kita penuh dengan pelajaran bertabur hikmah.Bagi mereka yang mau berfikir dan bersyukur.

#OneDayOnepost
#odopbatch5

BELAJAR DARI MBAK ONI

Hari ini aku belajar banyak dari sosok yang sangat sederhana, mbak Oni namanya. Dia yang sehari-hari membantuku membersihkan rumah. Berangkat pagi pulang siang.
Sebenarnya mbak Oni adalah orang Flores, Nusa Tenggara Barat. Karena tuntutan ekonomi, akhirnya merantau ke Surabaya. 7 tahun menjadi pramusaji di sebuah restauran. Uang hasil kerja dia kirim ke kampungnya untuk menyekolahkan adik-adiknya.
Sekarang dia menikah dengan pemuda di kampung kami, dan tinggal di sini. Suaminya,sebut saja Budi, adalah pemuda yang kurang sempurna secara fisik karena terkena polio waktu kecil. Budi bekerja serabutan, terkadang membantu menjaga kandang ayam milik kepala desa atau membantu warga memperbaiki pompa listrik yang rusak. Padahal mbak Oni cantik, sempurna fisiknya,mencari suami yang sempurna secara fisik pasti tidak susah untuknya.
Mungkin bagi sebagian orang membutuhkan kebesaran hati untuk bisa menerima keadaan Budi. Atau mungkin juga mbak Oni sudah jatuh cinta dengannya?!, entahlah. Tapi memang cinta terkadang susah ditebak. Pernikahannya dengan Budi mempunyai satu putri, Olivia namanya.
Kekagumanku bermula ketika suatu hari aku berbincang dengannya.
“ Mbak Oni, kok bisa kenal sama Budi di mana mba?”, pertanyaan ku membuka pembicaraan kami.
“ Dulu mas Budi sering main ke Restaurant ke saudaranya yang juga bekerja denganku!”, jawabnya sambil tersipu.
“oo… , terus gimana kok mbak Oni bisa menikah? Kan sampean sama Budi beda agama?”, tanyaku dengan penasaran.
“Mas Budi bilang sama aku, kalau mau menikah dengannya harus masuk islam, lalu aku bilang sama kedua orang tuaku. Kata orang tuaku tidak apa-apa, asal aku baik sama orang dan taat sama Tuhan. Mungkin sudah takdir-Nya sehingga aku jadi mualaf”, jawabnya dengan mata berbinar.
“Apa sih mbak yang membuat mbak Oni mau menerima pinangan dari Budi?”, tanyaku dengan hati-hati.
“Mungkin sudah takdir saya, yang penting bagi saya mas Budi orangnya baik dan tanggung jawab sudah cukup!”, jawabnya dengan malu.
MasyaAllah aku tertegun, jawaban dari mbak Oni membuat ku jadi melek. Disaat kebanyakan orang ada yang menyalahkan takdir atau mungkin tidak mau menerima takdirnya, ternyata ada sosok seperti mbak Oni yang malah melihat segala sesuatu dengan mensyukuri takdir yang berikan padanya.
Kekaguman ku tak cukup sampai di kisah ini.
Suatu hari dia bercerita bahwa di rumahnya sekarang dia tinggal dengan kakek Budi, ibu mertua dan adik perempuan iparnya yang sudah berkeluarga. Kakek Budi sakit karena sudah tua tidak bisa berjalan. Maka setiap aktifitasnya seperti mandi, membersihkan kotoran, menyiapkan makan dan menyuapin, itu semua dilakukan oleh mbak Oni. Padahal secara hubungan darah dia adalah orang luar yang masuk ke keluarga itu karena ikatan pernikahan. Kenapa bukan adik iparnya yang merawat kakeknya. Kenapa malah mbak Oni?!.
Bukan hanya itu, ketika ibu mertuanya sakit dirawat di rumah sakit, mbak Oni ijin tidak masuk kerja.
“Kenapa mbak kok tidak datang kerumah?”, tanyaku.
“ Ibu dirumah sakit, ga ada yang jaga kalau malam disana”, jawabnya.
“Loh mbak Oni sama Olivia tidur dirumah sakit?!, kasihan Oliv masih kecil mbak, apa ga ada yang bisa gantiin?”, tanya ku dengan rasa iba.
“ Aku, suami sama Olivia yang tidur disana, kalau aku gak tidur disana, ayahnya Olive gak bisa ngantar ke kamar mandi dan gak bisa mandiin !”, jawabnya.
"Oo iya," batinku dalam hati. Budi kan secara fisik tidak bisa berjalan seperti pada manusia umumnya, mungkin agak susah kalau membopong ibunya ke kamar mandi.
“Masya Allah mbak, sampean kok begitu baik sama ibu mertua!”, penyataan ku dengan diliputi rasa kagum.
“Bukannya apa-apa sih, cuma aku ngebanyangin ibuku. Mungkin suatu saat ibuku akan di rawat sama menantunya. Kalau aku baik sama ibu mertuaku, semoga ibu ku juga di rawat dengan baik dengan menantunya kelak”, jawabnya dengan penuh harap.
Ya Allah serasa mau berlinang air mataku. Sosok seperti mbak Oni jarang sekali aku temui. Dia ikhlas dengan takdir nya.

Karena penderitaan kita adalah kita tidak menerima kenyataan. Padahal barang siapa yang ridho dengan ketentuan Allah maka Allah akan ridho kepada dirinya. Jadi mungkin kuncinya adalah jangan MEMPERSULIT DIRI.
Itulah pelajaran yang ku peroleh dari mbak Oni, sosok sederhana yang begitu menginspirasi.



Sang Linguistik

Lihat emaknya akhir akhir ini suka ngetik di laptop, eh dia jadi tertarik dan ikut- ikutan. Mau nulis cerita katanya, malah pengen di buatkan blog segala. Kebanyang gak sih isi blog nya apa hehehe.
Rizwan Hanif adalah anak sulung kami, kenapa namanya Rizwan Hanif? Awalnya aku mau menamai dia dengan Rizvan, tapi kata ayahnya terlalu ke barat-baratan kita ganti aja v nya dengan w jadi Rizwan. Rizwan masih berafiliasi dengan Ridwan, penjaga surga. Sedangkan Hanif selain karena artinya yang bagus, kita memberikan nama itu lebih karena nama ayahnya adalah Hanafi jadi biar matching gitu. Hehehe
Jadilah nama anak kami Rizwan Hanif. Lahir di Banda Aceh, 9 tahun yang lalu.
Rizwan hanif sejak kecil suka dengan dongeng, hampir setiap hari sebelum tidur ayahnya mendongen untuknya. Meskipun terkadang karena ayahnya sudah capek, dongengnya kemana- mana (tidak nyambung anatara awal cerita dengan cerita selanjutnya) karena pendongengnya setengah tidur hahahaha.
Mungkin karena kebiasaan suka di dongenkan atau memang bakat alamnya, kecerdasan linguistik nya berkembang dengan pesat. Waktu masih balita dua suka sekali berbicara dan bertanya, kalau kataku dulu dia seperti penyiar radio yang tidak akan pernah jeda bicaranya karena kehabisan bahan.
Kecerdasan linguistinya semakin terasah ketika dia menemukan sekolah yang memang benar- benar mendukung bakatnya. Hingga suatu hati dia memenangkan lomba bercerita meskipun hanya tingkat sekolah dan kecamatan.
Memasuki usia SD, dimana peraturan dan tata tertib semakin ketat. Atau entah karena gurunya tidak tahu bagaimana menangani type seperti Rizwan ini, maka sering dia terkena hukuman karena sering ngobrol waktu dikelas.
Ya setiap anak adalah unik dan setiap anak di anugrahi bakat potensinya sendiri-sendiri.Maka harusnya setiap anak mempunyai treatment yang berbeda dalam pengasuhan.
Sebenarnya aku ingin Rizwan bisa menjadi seorang penulis, Untuk saat ini menurtku lebih baik ide idenya disalurkan dalam tulisan. Kita tunggu saja apakah dia bisa membuat karya dalam sebuah tulisan?!
Dulu pernah sih membuat cerita, judulnya 'PETUALANGAN 3 PENDEKAR'. Tokoh tokihnya ya Dia, dan kedua adiknya, Uwais dan Fatir. Tapi karena lupa tidak di save jadi hilang entah kemana filenya.
So.... kita lihat nanti ya, apa karya Rizwan bisa mejeng di sini, di duniaku .... dunia Dian.



#odopbatch5

Jumat, 26 Januari 2018

SELAYANG PANDANG

Nama saya Dian Fajar Rahmahyani Aprilia
Lahir 32 tahun yang lalu di Gresik pada bulan April tanggal 14.
Saya mempunyai 3 orang putra, kami menyebutnya anak nusantara heheh, karena setiap anak lahir  dari daerah yang berbeda. Rizwan Hanif (8y) lahir di Banda Aceh, yang ke-2, Muhammad Uwais (4y) lahir di Bekasi dan yang terakhir, Abdul Fatir As-sidqi (2y) lahir di Mojokerto jawa timur, dan sekarang kami tinggal di Gresik.
Profesi saya adalah (bukan) ibu rumah tangga biasa. Yang lagi suka menulis dan crafting. Bagi saya menulis (meskipun masih belajar sih heheheh) dan crafting adalah tanggung jawab saya terhadap diri sendiri. Perempuan selain berperan sebagai seorang ibu yang  bertugas membersemai anak-anaknya juga mempunyai hak untuk mengembangkan hobi dan potensi.
Seorang ibu rumah tangga yang bisa menggali potensi yang dimilikinya menjadi sebuah kekuatan akan  memberikan citra diri positif terhadap dirinya. Jadi tidak merasa useless, under estimate atau rendah diri dan lain-lain. Tapi memang benar, hobi yang dibayar adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan.
Bahwa ibu rumah tangga seperti saya juga masih bisa produktif dari dalam rumahnya. mengerjakan hobi yang bisa menghasilkan pundi itu mengasyikkan. #serius
Saya pernah belajar di Universitas negeri Malang jurusan Matematika.  Matematika murni bukan pendidikan. Yang mempelajari tentang teori bilangan, membuktikan theorema dan  definisi rumus, logika matematika, graph, Diferesial, limit, geometri dan lain sebagainya.  Sekilas tampak tidak aplikatif dalam kehidupan sehari-hari ya? Tapi sesungguhnya matematika itu mengajarkan kepada kita bagaimana menyusun logika berfikir  dan bernalar. ( hahaha malah promosi jurusan)
Math around us ,di mana-mana ada matematika karena matematika hadir untuk membantu mempermudah kehidupan kita. Hehehe salam matematika.
Beberpa karya quilling saya yang pernah dipamerkan di grandcity Mall surabaya dan jatim Expo :



Sebelum saya menutup coretan kali ini, perkenankan saya untuk mengutip sebuah tulisan:
“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu,  pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepada-Nya” (Ibnu Qayyim Al jauziyyah).


Kamis, 25 Januari 2018

SEKELUMIT TENTANG ke-WONDER WOMAN-an KU

Bahwa aku pernah merasa menjadi wonder women kawan. Wonder women yang tak punya senjata seperti wonder women di tv. Senjataku hanya sabar, doa dan sekali kali ada air mata (hahaha lebay). Tidak ada musuh yang diperangi, musuh ku ya diriku sendiri. Aku ta melakukan hal besar sebenarnya,mungkin hampir semua ibu-ibu yang mempunyai anak balita pernah mengalami.

Aku ibu dari 3 anak laki-laki. pertama usia sekolah dasar, yang kedua 2 tahun dan ketiga 3 bulan. Waktu itu tanpa Asisten rumahtangga, semua dilakukan sendiri. Mulai dari memasak, bersih-bersih, merawat anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Rutinitas harianku adalah pagi-pagi bangun sholat shubuh, pergi belanja sayur, memasak menyiapkan sarapan dan membuat bekal. Disela-sela kesibukan memasak, tangisan sikecil dan rengekan anak kedua terdengar. Ah bagaimana rasanya? Cuma ibu-ibu yang tahu.Tapi untungnya sang Ayah turut membantu ke crowded an pagi itu. Alhamdulillah.
02.00 wib jam pulang sekolah, tugas negara memanggil, saatnya menjemput si kakak. Alat tempur disiapkan. berbagai macam acara protokoler dijalankan. menggendong adik bayi, menyalakan motor, memastikan kompor mati dan rumah terkunci. kurang lebih begitulah protokolernya.
Tapi taukah dimana letak dramanya?
Dramanya adalah ketika motor itu tak juga mau hidup karena merasa di anak tiri. Maka kami bertiga harus jalan kaki mencari becak. Dengan pasukan lengkap, adik di gendongan sedangkan kakaknya bergelanjut manja di gandengan. Atau jika motornya mau bersahabat, baru jalan beberapa meter, sikaka dibelakang ketiduran. sedangkan si masnya tidak kunjung keluar dari sekolahnya. Sikakak leyat leyot mau jatuh, si adik bertingkah seperti tak mau disembunyikan di gendongannya. Bagaimana rasanya? cuma ibu-ibu yang pernah merasakan begini yang tahu.
Tapi apapun kondisinya aku selalu bersyukur, masih banyak hal positip yang harus di syukuri. Kalau Popeye kan jadi kuat karena makan bayam, tapi Wonder women itu (aku-red) merasa bertambah energi jika melihat tingkah lucu anak- anaknya.
Itulah sekelumit cerita ke-wonder woman-an ku. Aku nyakin di luar sana pasti banyak yang menjalani kehidupan yang jauh lebih luar biasa dari kisahku ini.


Rabu, 24 Januari 2018

Laju kereta dan resolusi 2018

Bagi banyak orang punya mimpi adalah sebuah keharusan.
Tapi ada sebagian orang telah mengubur mimpinya dalam-dalam
hanya karena menganggap itu tak akan pernah terjadi,
dia memilih menyerah dan pasrah.


Bagi banyak orang mengejar mimpi
untuk mewujudkan nya jadi nyata adalah tantangan.
Dia sadar bahwa perjuangan itu tidak mudah
harus melalui proses yang panjang.
Tapi ada sebagian orang, mimpi hanya jadi angan-angan yang indah,
seperti bunga tidur, bangun lalu terlupa.


Bagi banyak orang mimpi adalah gairah hidup,
seperti pemuda yang sedang jatuh cinta dengan pujaan hatinya.
Tapi bagi sebagian orang mimpi seperti sang mantan,
yang harus dihindari, karena bisa bikin sakit hati.


Lalu aku ada di mana?
Di sebagian orang yang mewujudkan mimpinya atau
yang menyerah dengan mimpi-mimpi itu?


2017 banyak mimpi yang datang dan pergi.
Tapi di benakku masih ada yang menari-nari .
Dia asyik sekali mengganggu ku, menggedor pintu alam sadar ku,
mengintip ku di keheningan malam,
dan terkadang aku tergoda untuk menyapanya.


2018 jelas.., jelas sekali aku mau jadi apa…
Mimpi itu telah menjelma menjadi sosok yang mengagumkan,
dan aku terpesona dengannya.
Akan aku takhlukkan dia.
Meskipun meraih mimpi itu jalannya tak
seperti laju kereta, kencang tak peduli siapa di depan.
Lajunya tak selalu mulus,
terkadang dengan goncangan tapi dia tau ke mana arah yang akan dituju.
Di laju kereta ini kutulis semua resolusi. Bahwa hidupku butuh mimpi-mimpi.


*Dalam perjalanan kereta menuju Jogja*


Senin, 22 Januari 2018



 AKU, DOAKU DAN JAWABAN DARI "NYA"


Namaku Dian Fajar Rahmahyani Aprilia. Biasa dipanggil Dian. Seperti namanya aku lahir di bulan April. Tidak usah sebut tahun ya..hehehe nanti ketahuan matangnya (kalau tidak mau di sebut tua). Aku termasuk pengikut aliran nikah muda. Meskipun dulu itu bukan cita-cita. Takdir mungkin lebih tepatnya.
Setelah lulus kuliah bulan berikutnya aku menikah. Kalau kata orang jawa, “tutup buku buka terop”.

Aku bukan dinikahi seorang pangeran yang ada dalam impianku, bukan, bahkan sosoknya tak pernah kukenal sebelumnya. Entah kenapa aku mau menerima pinanganya, mungkin sudah menjadi kehendak Allah. Setelah melakukan istikharah, berkonsultasi dengan sutradara kehidupan, yang menulis kisah hidupku, satu hal yang yang membuat aku percaya, yaitu mimpiku dan kenyakinanku bahwa dia bisa menjadi nahkoda dalam perahu pernikahan kami. InsyaAllah.

Setelah menikah, kami hijrah ke Aceh. karena sebelumya dia bekerja disana. Segala macam adaptasi aku lalui. Adaptasi menjadi seorang istri, adaptasi dengan budaya, kearifan lokal serta kulinernya dan yang paling susah adalah adaptasi dengan orang baru yang kini setiap hari bertemu, dengan dia, yang kini kusebut suami.
Hidup seatap dengan orang yang belum begitu kita kenal adalah bukan pekerjaan yang mudah. Ada banyak kebiasaan dan karakter yang terkadang membuat mood ku berubah. Meskipun ada banyak kebiasaan dan karakternya yang membuat aku berfikir dan belajar. Dari sinilah aku mulai tahu bahwa Allah pasti punya rencana, kenapa dia dijodohkan denganku adalah agar aku bisa belajar darinya. Ada banyak kelebihannya yang malah jadi kekuranganku. Subhanallah Allah tak pernah metakdirkan segala sesuatu dengan sia-sia. Ada banyak hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir.

Diawal-awal pernikahan kami, hidup kami sangat sederhana. Rumah masih kontrak dan satu-satunya kendaraan kami adalah sepeda motor yamaha. Maka kala itu ketika aku ditawari naik haji berdua dengannya aku kaget bukan main. Umumnya orang naik haji adalah orang yang sudah mapan hidupnya, sudah punya rumah paling tidak atau bahkan sudah punya kendaraan roda empat. sedangkan kami punya apa? tabungan pun tak begitu banyak. Bukankah naik haji membutuhkan uang yang tidak sedikit?

"Uangnya dari mana?", kataku kala itu.
"Bismillah, kita minta sama Allah!", jawabnya dengan mantap.

Bulan Desember kami menikah, Bulan Februari kami mendaftarkan diri untuk menunaikan haji. Modal uang pendaftaran hutang dari ibu mertua. Kala itu naik haji (tahun 2008) masa tunggunya hanya tiga tahun. jadi selama tiga tahun kami mengumpukan uang buat biaya haji dan bayar hutang pendaftaran. Alhamdulillh tahun 2011 kami benar-benar di panggil Allah untuk menjadi tamuNya.

Menjalankan rukun islam yang ke-5 bersama dengan seseorang yang spesial adalah hal paling berkesan dalam hidupku. Siapa yang tidak ingin berhaji? setiap muslim pasti sangat memimpikannya. Apalagi ditunaikan dengan pasangan. waow luar biasa.

Berthawaf bersama, lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwa, melempar jumrah ula, wustha dan aqobah, mabit di mudzalifah mencari batu kerikil yang jumlahnya 21 butir. Melakukan safari religi ke jabal rahmah-tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa, laut merah dimana nabi Musa membelahnya dengan tongkatnya, Gua hira' tempat dimana Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu. dan masih banyak tempat2 religi yang pernah di sebutkan dalam Al-Quran dan shiroh nabi. Dan semua itu dilakukan bersama dengan pasangan, itu sesuatu hal yang sulit diungkapkan dengan tulisan.

Dari serangkaian prosesi haji, bagiku yang paling berkesan adalah saat di depan ka'bah aku bersimpuh, sambil melirik dia yang kusebut suami. Dulu doaku, aku ingin pasangan hidup yang bisa membawaku lebih dekat dengan Nya. Dan kini hal itu benar-benar terjadi.

Kini aku tahu, jika mencintai karena Allah kita tidak akan kecewa atau bahkan sakit hati.





#TantanganODOP1
#Onedayonepost
#ODOPbatch5