Kamis, 25 Januari 2018

SEKELUMIT TENTANG ke-WONDER WOMAN-an KU

Bahwa aku pernah merasa menjadi wonder women kawan. Wonder women yang tak punya senjata seperti wonder women di tv. Senjataku hanya sabar, doa dan sekali kali ada air mata (hahaha lebay). Tidak ada musuh yang diperangi, musuh ku ya diriku sendiri. Aku ta melakukan hal besar sebenarnya,mungkin hampir semua ibu-ibu yang mempunyai anak balita pernah mengalami.

Aku ibu dari 3 anak laki-laki. pertama usia sekolah dasar, yang kedua 2 tahun dan ketiga 3 bulan. Waktu itu tanpa Asisten rumahtangga, semua dilakukan sendiri. Mulai dari memasak, bersih-bersih, merawat anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Rutinitas harianku adalah pagi-pagi bangun sholat shubuh, pergi belanja sayur, memasak menyiapkan sarapan dan membuat bekal. Disela-sela kesibukan memasak, tangisan sikecil dan rengekan anak kedua terdengar. Ah bagaimana rasanya? Cuma ibu-ibu yang tahu.Tapi untungnya sang Ayah turut membantu ke crowded an pagi itu. Alhamdulillah.
02.00 wib jam pulang sekolah, tugas negara memanggil, saatnya menjemput si kakak. Alat tempur disiapkan. berbagai macam acara protokoler dijalankan. menggendong adik bayi, menyalakan motor, memastikan kompor mati dan rumah terkunci. kurang lebih begitulah protokolernya.
Tapi taukah dimana letak dramanya?
Dramanya adalah ketika motor itu tak juga mau hidup karena merasa di anak tiri. Maka kami bertiga harus jalan kaki mencari becak. Dengan pasukan lengkap, adik di gendongan sedangkan kakaknya bergelanjut manja di gandengan. Atau jika motornya mau bersahabat, baru jalan beberapa meter, sikaka dibelakang ketiduran. sedangkan si masnya tidak kunjung keluar dari sekolahnya. Sikakak leyat leyot mau jatuh, si adik bertingkah seperti tak mau disembunyikan di gendongannya. Bagaimana rasanya? cuma ibu-ibu yang pernah merasakan begini yang tahu.
Tapi apapun kondisinya aku selalu bersyukur, masih banyak hal positip yang harus di syukuri. Kalau Popeye kan jadi kuat karena makan bayam, tapi Wonder women itu (aku-red) merasa bertambah energi jika melihat tingkah lucu anak- anaknya.
Itulah sekelumit cerita ke-wonder woman-an ku. Aku nyakin di luar sana pasti banyak yang menjalani kehidupan yang jauh lebih luar biasa dari kisahku ini.


2 komentar: