Selasa, 27 Februari 2018

Uhud Dulu Dan Sekarang

Jabal Uhud atau bukit Uhud adalah sebuah tempat bersejarah bagi kaum muslimin. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil. Tak seperti umumnya gunung di Madinah, Jabal Uhud seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung yang lain. Karena itulah penduduk Madinah menyebutnya dengan sebutan Jabal Uhud yang artinya 'bukit menyendiri'. 

Dahulu tempat ini menjadi saksi tentang kisah kepahawanan Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wasallam dan para sahabat untuk memperoleh tiket ke surga dengan menjadi seorang syuhada. Beliau bersama pengikutnya berjihad memperjuangkan kalimat Tauhid, di masa awal sejarah islam. 
Perang Uhud terjadi pada tanggal 7 Syawal tahun 3 Hijriah atau 22 Maret tahun 625 Masehi. Saat itu kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad melawan kaum Qurais yang di pimpin oleh Abu Sufyan dan Khalid bin Walid. 

Perang Uhud merupakan perang balasan oleh kaum Qurais yang mengalami kekalahan pada perang sebelumnya yaitu perang Badar. Abu Sufyan dengan pasuknnya 3000 pasukan ( 3 kali lebih banyak dari kaum muslimin) menyerang kota Madinah. Jabal Uhud yang menjadi saksi kekalahan kaum muslimin karena ketidak disiplinan dalam mentaati startegi perang, tergiur dengan harta rampasan perang sehingga menewaskan seorang pejuang islam salah satunya Hamzah paman Rasulullah. Kini tempat itu berganti fungsi menjadi pasar. 

Dulu tahun 2011 saat kami kesana, jabal Uhud tidak begitu rame dengan kegiatan perdagangan. Namun kini, tempat yang dulunya sebagai jihad meraih tiket ke surga itu sekarang dipenuhi oleh orang yang mencari harta dunia. Banyak para pedagang menawarkan bermacam barang, mulai dari barang-barang kecil dan aneka peralatan hingga beragam bumbu masak khas asia yang populer di Pakistan, India dan Indonesia. Selain pedagang ada juga tukang potret keliling dan juga para pengemis yang berlalu lalang. 

Dibalik historis dan fenomena sekarang, jabal Uhud menyimpan sebuah keistimewaan. Kelak bukit ini adalah salah satu bukit di surga. sebagaimana sabda Nabi Muhammand, "Bukit Uhud ialah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga” (HR Bukhari).

Suatu ketika Rasulullah SAW bersama – sama Sayyidina Abu Bakar RA, Sayyidina Umar Al-Faruq RA, dan Sayyidina Utsman bin Affan RA. Setelah keempatnya sedang di puncak, terasa Gunung Uhud bergetar. Rasulullah SAW kemudiannya menghentakkan kakinya dan bersabda, “Tenanglah Wahai  Uhud. Di atasmu sekarang ialah Rasulullah seorang shiddiq dan dua yang kelak akan mati syahid.” Tak lama setelah tersebut Uhud berhenti bergetar. Demikianlah tanda kerinduan dan kegembiraan Uhud menyambut Rasulullah.


Senin, 26 Februari 2018

Mahalnya Rasa Terimakasih

Kemarin saat kami keluar kota dan memilih melaui jalan tol, ada kejadian yang mengusikku. Antrian pintu tol itu nampak tak biasa, ada 2 mobil di depan mobil kami yang tidak kunjung jalan. Ternyata seorang pengemudi taksi sedang sibuk mencari pinjaman kartu E-toll nya. Entah karena saldo kartunya habis atau lupa tidak membawanya? saya juga tidak tahu pasti. Setelah berkeliling untuk meminjam kartu tol dari beberapa mobil tidak kunjung dapat, akhirnya si supir itu menghampiri mobil kami.

"Pak, pinjam kartunya?" tanyanya tanpa basi-basi.

"Oh ... ini, tapi nanti di ganti uang ya!" kata suamiku.

"Ih ... Ayah pelit banget sih, gitu ajah minta dibalikin!" sahutku, saat supir taksi itu sudah hilang dari pandangan kami.

"Loh biar gak jadi kebiasaan, nanti kalau digratisin malah nyandu." Suamiku memberikan alibinya.

"Ah ... Ayah mah alesan."

 Tak berselang lama, supir itu datang dengan membawa kartu dan uang.

"Ini pak kartunya, habis Rp.5500." Sambil menyodorkan uang Rp.5000  kepada suamiku. Dengan buru-buru dia berlalu, karena menyadari karena ulahnya sudah membuat antrian dan macet panjang.

"Tuh... kan wong habisnya Rp.5500 ngasihnya Rp.5000." Kata suamiku

"Ih... masak sih yah?" tanyaku tak percaya.

 "Sebenarnya gak apa-apa sih, cumakan harusnya dia  berterima kasih, sudah dipinjami kartu, e.. malah yang minjamin di rugikan," kata suamiku.

"He... he... lucu ya," timpalku.

Sebenarnya ini masalah budaya masyarakat kita atau ulah beberapa oknum yang maunya enak sendiri dengan merugikan orang lain? secara logika, Dia harusnya memberikan sejumlah uang Rp.5500,00 atau kalau memang tidak punya uang  recehan Rp.500,00  kan bisa juga dilebihkan menjadi Rp.6000,00. Kelebihan uang 500,00 sebagai ucapan terimakasih kan tidak ada salahnya, daripada dia lari sana-sini, sudah membuat macet, sudah mendzolimi orang banyak. Atau mungkin memang uangnya cuma Rp.5000,00? ah kalau ini sih, menurt saya
kemungkinan yang paling tidak mungkin ya. Sekali lagi ini bukan masalah uang Rp.500, tapi masalah akhlak. Uang Rp.500,00 bisa saja kami anggap sebagai sedekah. Namun yang jadi masalah adalah ketika tidak ada unggapan rasa terimakasih, malah merugikan orang yang berbuat baik kepadanya. Coba tengok bagaimana islam memperintahkan untuk membalas kebaikan orang lain kepada kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa diperlakukan baik (oleh orang), hendaknya ia membalasnya. Apabila dia tidak mendapatkan sesuatu untuk membalasnya, hendaknya ia memujinya. Jika ia memujinya, maka ia telah berterimakasih kepadanya, namun jika menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkarinya” (HR. Bukhari).

Islam juga adalah agama yang penuh kasih sayang. Ia bukan hanya mengajarkan manusia membangun hubungan baik dengan Allah sang Maha Pencipta, tetapi juga mengajarkan untuk membangun hubungan baik dengan sesama manusia.

Salah satu bentuk hubungan baik sesama manusia adalah berterima kasih ketika mendapatkan pemberian atau perlakuan baik dari orang lain. Menyampaikan terima kasih kepada sesama manusia atas kebaikannya bahkan merupakan indikator apakah seseorang bisa bersyukur kepada Allah atau tidak atas nikmat-nikmat dariNya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Tidak dikatakan bersyukur pada Allah, siapa yang tidak tahu berterima kasih kepada sesama manusia. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud; shahih)



Me Time

Setiap manusia dianugrahi Allah SWT potensi dan kemampuan, baik lelaki begitu juga perempuan. Apapun peran mereka, apalagi bagi seorang ibu yang mempunyai tugas mulia …

Seorang ibu, bukan hanya mengurus rumah tangga, ada banyak potensi lain yang perlu dan layak digali dan dikembangkan, bukan malah dipadamkan, bukan?

Me time …

Adalah 2 kata ajaib bagi seorang ibu, terlebih bagi seorang ibu rumah tangga yang sebagian besar waktunya dihabiskan di rumahnya.
Dari banyaknya pekerjaan rumah tangga, dari mengurus suami, anak- anak hingga membereskan rumah.
Itu semua rutinitas yang terkadang membuat bosan. 

Lalu, datanglah me time, bak seorang super hero tokoh marvells. 


Dengan me time, seorang ibu ini bisa memanjakan diri bahkan menggali dan mengembangkan potensi, termasuk me-refresh pikiran dan badannya supaya lebih segar, bahagia dan tentunya tampil penuh talenta. 


Karena jika ibu bahagia, maka keluarga pun bagaikan surga. 


Seperti slogan yang sedang hits "Happy mommy happy family".

Minggu, 25 Februari 2018

Komunikasi Produktif


Siapa sih yang tidak setuju dengan anggapan bahwa sebagian besar seorang ibu adalah cerewet? Pasti hampir semua menjawab setuju dengan lantang. Tapi taukah kamu, bahwa dibalik kecerewetannya adalah bentuk kepeduliannya. Dulu sebelum saya jadi ibu juga merasa demikian, tapi ternyata sekarang saya paham kenapa para ibu-ibu itu bertindak begitu. hehehe

Jadi poin yang harus digaris bawahi adalah "Dibalik kecrewetannya tersimpan kepedulian", cuma yang suka dilupakan oleh para ibu adalah bagaimana mengunggapakan "bentuk kepeduliannya" itu menjadi komunikasi yang produktif sehingga tidak terkesan cerewet.

Contoh kasus, seorang anak habis mandi. Handuk yang harusnya dia jemur atau diletakkan di luar tapi malah ditaruh di atas kasur. Daripada kita ngomong ngalur ngidul (ceramahlah bahasanya ya) lebih baik melakukan  komunikasi produktif. Kita bisa mengungkapkan apa maksud dan tujuan kita dan yang mendengarkannya pun enak.

Prinsip melakukan komunikasi produktif adalah :

1. Utarakan perasaan kita

2. Maunya kita tuh bagaimana

3. Akibat dari perbuatan tersebut.


Kalau dari contoh kasus diatas, kita bisa membuat formulasinya begini :

"Ibu sedih sekali jika kamu menaruh handuk di kasur. Maunya ibu, selesai mandi handuknya dijemur di luar. Karena handuk yang ditaruh di kasur, kasurnya jadi basah, bau dan sarang kuman."

Kalau begini bahasanya kan enak didingar. Daripada kita ngomong, "Kamu ini bagaimana sih, habis mandi handuk bukannya di jemur malah di taruh di atas kasur. Selalu saja begitu, kamu kan sudah besar masak ibu harus ngomel terus hanya gara-gara masalah begini setiap hari?"
Kalau komunikasinya begini dijamin si Ibu juga jadi uring-uringan dan si Anak juga tidak nyaman.


Ibu yang baik adalah bukan ibu yang tidak pernah marah, tapi ibu yg selalu belajar terus dan terus agar bisa lebih sabar. Belajar bisa dimana saja dan dengan siapa saja. Karena sejatinya setiap tempat adalah sekolah, dan setiap orang adalah guru.

Semangat menjadi ibu pembelajar!

*Ini juga buat pengingat diri

Sabtu, 24 Februari 2018

Family Forum Kami



Pagi ini di family forum kami, aku membuka obrolan.

"Gara-gara ada pemberitaan tentang komunis sampai kebawa mimpi," kataku.

Rizwan pun nyletuk, "Apa sih komunis itu?" tanyanya.

"Komunis itu adalah paham yang tidak mempercayai adanya tuhan, orang-orang ini tidak mau diatur dengan aturan tuhan". Jawabku.

"Kenapa manusia kok harus diatur sama aturan Allah?", tanya Ayah kepada Rizwan.

Rizwan pun menggeleng dengan lemah karena merasa tidak tahu jawabannya.

"Rizwan kalo main komputer, sembarangan, gak mau ikuti aturan pemakaian komputer yang benar, selesai main dimatiin gak pake di shutdown, pencet sembarang, gimana coba?”Aku pun atusias menganalogikannya dengan kegiatan kesehariannya. Karena aku pikir, mungkin ini adalah moment yang pas buat menyampaikan ketauhitan dengan sederhana.

“Rusaklah komputernya" , jawab Rizwan.

“Betul, betul sekali, begitujuga manusia. Manusia kalau gak mau ikut aturan Allah ya bakal rusak. Rusaknya bisa di dunia atau di akhirat. Syariat Allah sebenarnya adalah untuk membuat hamba-Nya bahagia dan agar manusia terhindar dari kesusahan di dunia maupun di akhirat. Hidup di dunia ini adalah tempat ujian nak, sudah dikasih petunjuk apa-apa yang boleh dan tidak boleh. Petunjukknya semua ada di Al-Quran dan hadist Nabi, Jika Rizwan berpegang teguh kepada keduanya pasti akan selamat," jawabku.

"Oh...." Jawabnya sambil menganggukkan kepala.


Bagi kami family forum sangat berguna, setiap anggota keluarga bebas menyampaikan apapun tentang permasalahannya, keinginannya, kejadian yg dialami, cita-citanya atau apapun. Di forum ini adalah salah satu kegiatan yang bisa dimanfaatkan untuk mendidik menyampaikan ilmu kepada anak-anak. 

*Dalam perjalanan menuju ke Pandaan

Kamis, 22 Februari 2018

Semua Istimewa


Pagi ini kancil berjalan-jalan menusuri hutan. “Hmm pagi yang indah ...!”gumamnya. Hutan itu begitu asri banyak binatang yang lalu lalang dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang mencari makan ada yang masih santai di bawah pohon. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor kura-kura.

“Pagi kura-kura, mau hendak kemana? bagaimana kalau kita bermain hari ini?” tanya kancil kepada kura-kura yang sedang berjalan dipinggir jalan.

“Aku sedang buru-buru kancil, sodaraku sedang membutuhkan bantuanku di sungai!” jawab si kura-kura.

“Ha... ha ... jalan begitu kau anggap buru-buru, cobalah kamu berlari lebih cepat, pasti saudaramu tak akan menunggu lebih lama!”

“Ini aku sudah berlari,kancil!” jawab kura-kura denga keki.

“Ha... ha ... ha ...itu lari!  begini loh yang namanya lari!” Sambil memperagakan larinya. “Nanti aku tunggu di sungai ya? Aku ingin tahu, sampai sungai kamu butuh waktu berapa jam.” Sambil berlari, dia berteriak. Dengan sombong kancil menunjukkan kepada kura-kura tentang kehebantan larinya.

Setelah tiba di sungai, si Kancil bertemu dengan semut. Semut itu sedang mengumpulkan makanan dengan para koloninya. Merasa dirinya mau di injak oleh si kancil, semut itu berteriak.

“Hai Kancil, lihat-lihat dong kalau berjalan. Ada kami di bawah sini. Jangan asal injak saja,” protes semut kepada kancil.

“Maaf, habis kamu kecil sekali sih, mana tahu aku kalau ada kamu dan teman-temanmu. Makannya Badan itu yang besar kayak aku,  kelihatan kan? Jadi gak ada yang mengijak,” ledek kancil kepada semut.

Semut tak menghiraukan ejekan kancil, dia dan koloninya tetap berbaris menuju sarang mereka.
Tak lama setelah bertemu dengan semut, kancil menuju ke pinggir sungai hendak minum. Di sungai ada seekor ikan.

“Hai ikan ..., sedang apa kamu? Kamu gak bosan ya di dalam ait terus. Dunia ini bukan hanya air, ada daratan yang indah, ada banyak bunga, pohon, dan buah-buahan. Kalau di air, mana ada banyak tanaman? Pasti masih banyak di darat bukan?”

“Hmmm ... kamu kan tahu aku hanya bisa bernafas di air. Mana bisa aku jalan-jalan di daratan?”
“Ha .. Ha.. kasihan banget ya kamu!” Ledek Kancil kepada ikan.

Setelah puas minum, kancil bersandar pada sebuah pohon. Ada seekor burung gagak di sana. Burung gagak itu menyaksikan dari tadi mendengar percakapan kancil, semut dan ikan.

 “Kancil sedang apa kamu di sini?” tanya gagak .

“Aku ini sedang menunggu kura-kura. Kura-kura itu lambat sekali jalannya, dari tadi gak sampai-sampai, padahal aku sudah capek sekali menunggu.”

“Ya kan kamu tahu jalan kura-kura memang begitu, meskipun dia lambat dia punya tempurung sebagai rumahnya. Tempurungnya sangat kuat, jadi jika ada musuh yang menggangu atau ada bahaya, dia bisa bersembunyi di dalamnya.”

“Lantas kenapa semut tadi berteriak kepadamu?” tanya gagak lagi.

“Oh semut ... dia hampir saja terinjak aku. Salah sendiri kenapa badannya begitu kecil!” jawab kancil.

“Wah jangan salah ya, dengan tubuh kecil begitu, semut bisa masuk ke tempat-tempat yang sempit. Yang pastinya kamu tak bisa masuk kesana. Kancil, semua dari kita pasti istimewa, tidak ada yang di ciptakan yang tidak berguna, semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak mungkin kan Allah menciptakan produk gagal?”

“Lantas apa kelebihan ikan?” tanya kancil.

“Ikan bisa bernafas dalam air, dia pandai berenang. Kalau aku disuruh berenang pasti aku tidak akan sanggup. Begitupun sebaliknya, jika ikan itu disuruh ikut perlombaan terbang pasti juga tidak akan menang. Jadi tidak usahlah kamu menghina dan mengolok-olok. Semua unik, semuanya punya kelebihan dan kekurangan. Jadi semua istimewa."

Mendengar penjelasan gagak, kancil mulai berfikir. "Lantas buat apa diberikan kekurangan. Kenapa aku tidak diberi kemampuan terbang sepertimu? atau kenapa aku tidak diberi kemampuan bisa bernafas di dalam air seperti ikan?"

"Kancil ... semua mempunyai kekuranga dan kelebihan. Dengan kekurangan itu, kita diharapkan bisa saling bekerjasama dan dengan kelebihan kita, kita menjalani peran kita masing-masing."

Kancil termenung ternyata apa yang dikatakan gagak telah menyadarkannya. Selama ini dia selalu menhina dan meremehkan teman-temannya.






Rabu, 21 Februari 2018

Perlu Budek

Peringatan hari kemerdekaan di Negeri Binatang berlangsung meriah dengan di adakannya berbagai macam perlombaan. Salah satu perlombaan yang sangat menarik perhatian rakyat negeri Binatang adalah lomba lari yang di ikuti oleh para Rusa. Para peserta lomba harus lari sejauh 10 km dan dekat di garis finish harus melewati sebuah sungai. Di sungai itu disedikan rintangan berupa pijakan, tapi pijakan itu tak semuanya kokoh. Peraturannya sederhana, jika ada Rusa yang jatuh di sungai maka diberi kesempatan dua kali unutk bisa melanjutkan larinya. Bagi pemenang yang berhasil sampai di garis finis berhak mendapatkan sebuah mahkota emas persembahan dari sang Raja.

Peserta lomba lari kali ini berjumlah 30 ekor rusa yang datang dari berbagai penjuru negeri Binatang. Selain karena berpartisipasi untuk memeriahkan hari kemerdekaan, mereka juga tergiur dengan hadiah yang diberikan. Ketika seorang juri meniup peluit tanda perlombaan dimulai, Rusa-rusa itu lari dengan sekuat tenaga. Ada yang melesat jauh di depan namun ada juga yang tertinggal di belakang. Namun ketika sampai di sungai, banyak rusa yang jatuh dan dinyatakan gagal, hingga tersisalah hanya beberapa ekor rusa saja. 

Penontonpun semakin histeris ada yang memotivasi namun banyak pula yang mengolok-olok. Memang terkadang penontot merasa lebih hebat dari pada para peserta. Beberapa waktu telah berlalu, para Rusa yang tereliminasipun semakin banyak karena telah terjatuh lebih dari dua kali. Tinggalah 5 ekor rusa yang berjuang sampai ke garis finish. 

Anehnya para penonton bukan malah memotivasi para rusa yang masih bertahan namun melainkan mereka justru menggendorkan semangat para rusa yang masih berjuang. "Ah ... sudahlah gak mungkin, sudah banyak yang jatuh, sudah pulang sajalah!"
" Haduh masak cuma gara-gara iming-iming mahkota aja sampai rela begini!" dan ada juga yang berkomentar, " Kalau aku mending pulang sajalah, gak usah terlalu ngotot , daripada sakit kenapa-kenapa mending pulang saja."

Mendengar teriakan-teriakan yang demikian, beberapa ekor rusa mulai jatuh motivasinya, daya juang mereka semangin melorot, dan akhirnya tereliminasi satu persatu. Melihat kondisi yang demikian, para penonton-penoton itu semakin mempertinggi suara teriaknya, mereka mengatakan bahwa tidak akan ada rusa yang berhasil menuju garis finish. Namun perlombaan belum selesai, meskipun ada rusa yang memilih untuk menyerah namun ada seekor rusa yang terus berjuang melewati pijakan-pijakan di sungai itu dengan optimis. satu persatu pijakan itu di injaknya dan dia terjatuh, namun jatuh pertama ini tidak menyurutkan tekatnya untuk menjadi juara.

Melihat Rusa itu terjatuh, mulailah para penontot itu bersorak lagi,  bahwa sesuatu hal yang mustahil kalau rusa itu bisa berhasil menuju garis finish, pasti seperti rusa-rusa lainnya yang tereliminasi. Namun sang rusa tidak patah semangat dia bangun dari jatuhnya dan mulai lagi dengan pijakan terakhir hingga akhirnya bisa keluar dari sungai dan berhasil menuju garis finish. 

Gegap gempita dan sorak penonton bergemuruh. Para penonton yang semula berkomentar meremehkan pun ikut bahagia. Semua penontot bertanya-tanya, kenapa rusa itu bisa berhasil hingga menuju garis finish? Apa yang menyebabkan dia bisa berhasil melewati rintangan disungai dan berhasil menjadi suara? Kenapa dia tidak berpengaruh dengan teriakan dn cemooh para penonton?Betapa kagetnya mereka setelah di periksa ternyata sang rusa juara itu tidak bisa mendengar alias budek

***
Dalam hidup terkadang kita perlu menjadi budek dengan komentar-komentar yang negatif yang membuat kita tidak bisa maju dalam meraih apa yang kita cita-citakan. Karena ada beberapa orang yang menerima komentar negatif membuatnya  sering kali mematahkan motivasinya untuk berkembang dengan baik dan optimal. Semua orang berhak berkomentar apapun tentang kita, namun kita juga berhak untuk memberikan respon yang bagaimana. Menjadikan komentar negatif itu menjadi lecutan semangat? atau malah menjadi tak percaya diri? dan terkadang kita juga perlu budek untuk tidak mendengar segala macam pembicaraan yang negatif yang justru menghambat laju kita untuk maju. Tapi bukan berarti dengan budek tidak melakukan intropeksi diri, jika memang komentar-komentar itu benar harusnya kita melakukan perbaikan diri agar kedepannya tidak terulang kembali. namun jika tidak benar maka bersabarlah, kebenaran akan menemukan jalannya. 

Selasa, 20 Februari 2018

Selingkuh


Sejak mengenal dunia maya, Facebook tepatnya, Erna kini banyak berubah. Dulu sehari-hari daster dan bau kompor adalah menjadi ciri-kasnya. Namun kini berbeda, gincu merah merona selalu melapisi bibirnya. Daster yang menjadi seragamnya sehari-hari kini juga berganti, rok mini dan kaos ketat membalut tubuhnya, dan daster itu kini menjadi jampel  di dapur dan sebagian lagi menjadi kain keset kamar mandi.

Marlina teman dekat Erna juga heran dengan perubahan penampilannya, bukan hanya penampilan gaya bicara dan cara berjalannya pun berubah. Dulu Erna suka membicarakan hal-hal seputar masakan, atau membicarakan tetangga mereka yang sembunyi karena dikejar-kejar bank harian. Namun kini tema pembicaraan Erna berubah, Erna seperti politikus yang sedang berkomentar di acara televisi, bahasa asingpun sering terlontar dari mulutnya, meskipun sejatinya Marlina tahu bahwa Erna pasti juga tak mengerti apa yang sedang dia ucapkan. Jika demikian Marlina hanya mengangguk-angguk dengan khitmat seperti orang yang sedang tidur dalam angkot.

Cara jalan Erna juga berubah, dulu Erna kalau jalan seperti orang yang sedang mengejar kucing yang mencuri ikan di meja makan. Cepat sekali. Dasternyapun dia salahkan karena mengganggunya dalam melangkah hingga tak jarang daster itu akan diangkat  diatas lutut. Tapi sekarang, jangan heran , jalannya seperti jalan induk entok yang sedang berjalan dengan anak-anaknya, seorang model yang sedang jalan di catwolk pun pasti kalah dengannya.

Persahabatan Marlina dan Erna dimulai sejak mereka masih SD. jika ujian, Marlina yang tak lebih pintar dari Erna selalu percaya dengan jawaban yang diberikan Erna padanya.
“Na.. no.5 Medan ibu kota dari propinsi apa?” tanya Marlina.
“ Jelas Ambon itu.”
“Ambon?” tanya Marlina ragu.
“Iya, percaya saja sama aku.1000% pasti betul. Kemarin aku lihat ditipi bikang Ambon menjadi buah tangan paling terkenal dari Medan. Jadi jelas, bikang nama makanan dan Ambon pasti nama daerah. Jadi Medan pasti ibukota dari Ambon.” Jawabnya mantab sekali, seperti orang yang sedang mengucapkan ijab kabul saat menikah,tak ada keraguan sedikitpun.

***
Persahabatan Merlina dan Erna tetap terjalin meskipun keduanya telah menikah. Marlina menikah dengan seorang pemuda dikampungnya. Sedangkan Erna menikah dengan pemuda tetangga desa. Tidak ada rahasia diantara keduanya. Bahkan urusan pribadipun kerap mereka bicarakan. Seperti yang terjadi diobrolan siang ini.

“Mar... tengoklah pemuda ini! Cakep banget kan?” Tanya Erna sambil menyodorkan gawainya kepada Marlina.
“Wah ini mah bukan hanya cakep tapi udah kayak artis. “ Jawab Marlina dengan antusias.
“Itu siapa Na? Aha jangan bilang itu selingkuhan kamu ya? Dosa atuh Na selingkuh itu! Kalau kang Ujo tahu bakal bahaya kamu, bisa-bisa kamu tidak dikasih uang belanja selama 3 tahun.”
“sstt... jangan keceng-kenceng ngomongnya. Aku Cuma kenal dia lewat facebook kok, belum pernah ketemu.”
“ih... itumah sama ajah atuh Na, sama-sama selingkuh. Meskipun belum ketemu tapi kalau kalian sudah sering ngobrol, apalagi ngomongnya pake mesra-mesra segala!”
“Ah sok tahu kamu Mar, namanya juga buat hiburan.”

4 hari kemudian Erna mendatangi rumah Marlina. Rumah Marlina yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah Erna, Cuma berjarak 3 rumah. Saat itu Marlina sedang memasak di dapur.
“Mar... aku binggung!”
“Ada apa? Pagi-pagi kok sudah binggung,” jawab Marlina.
“Mas Joy ngajak aku ketemuan,”
“Mas Joy? Siapa dia?”tanya Marlina sambil membalik tempe di penggorengan.
“Iya mas Joy... itu loh poto yang pernah aku perlihatkan ke kamu, teman facebookku!”
“Oo... selingkuhanmu itu.”
“Hus... jangan kenceng-kenceng ngomongnya.”
“Kalian mau ketemu dimana?”
“Di Warung Mbok Sumi.”

Pukul 4 sore, Erna sudah rapi. Gincu merah merona dengan bulu mata anti badan sudah terpasang di mata sipitnya. Aneka warna warni, biru, merah, jingga juga berebut menghiasi wajahnya. Gaun merah muda selutut dengan banyak payet sudah ia kenakan. Baju itu terakhir dia pake saat tampil menyanyi di acara Agustusan. Baju keramat yang hanya digunakan saat manggung. Sandal berhak tinggi yang sudah lama tersimpan dalam lemari kini dia pake. Sandal itu hanya keluar jika menghadiri hajatan kawinan. Rambutnya yang dulu selalu di kucir kuda kini digerai  manja di pundaknya. Rambutnya dihiasi jepit kupu-kupu di sisi kiri dengan poni barunya yang baru saja ia potong siang tadi di salon Mbak Sri.

Dengan langkah entoknya dia terlihat sangat kaku. Nampak sekali dia tidak biasa menggunakan sandal berhak tinggi. Kekiri ke kanan  menjaga keseimbangan. Sore ini jantungnya serasa berdetak 2 kali lipat lebih cepat dari biasanya. Selain merasa deg-deg bertemu mas Joy, Erna juga takut pertemuannya dengan pria itu diketahui oleh kang Ujo.

Pukul 4.30 wib Erna datang lebih dulu di warung Mbok Sumi. Di inbox Facebooknya mas Joy bilang bahwa dia kan menggunakan baju kotak-kotak warna biru muda dengan bunga mawar disakunya. Semenit dua menit Erna menunggu dengan perasaan tak menentu. Hingga akhirnya dari kejauhan terlihat sosok seorang pria memakai baju kotak-kotak biru muda dengan bunga mawar di sakunya. Tapi... semakin dekat pria itu sepertinya Erna kenal dengan sosoknya. Apa... itu kan Kang Ujo? Jerit Erna dalam hati. Kenapa Kang Ujo memakai baju kotak-kotak berwarna biru dengan bunga mawar di sakunya? Harusnya kostum itu yang dipakai mas Joy bukan Kang Ujo. Antara wajah Kang Ujo dengan profil picture di Facebook Mas Joy sangat jauh berbeda.

“Erna kenapa kamu disini?”tanya Kang Ujo membuyarkan pikiran Erna yang sedang binggung.
“Enggak ada apa-apa kang, tadi aku lewat jadi sekalian beli gorengan.”
“Aku pulang dulu ya Kang!” Dengan menjinjing sandalnya dia mengambil langkah panjang.
Di perjalanan pulang, dia membuka inbox di facebooknya, dia menulis sebuah pesan untuk Mas Joy
“Maaf mas sepertinya kita putus saja”

Di Facebooknya, poto profile nya dia hapus. Di poto itu nampak wanita cantik bermata belok tersenyum manis menunjukkan gigi gingsulnya. Poto wanita itu dulu dia ambil dari google. Dan sebuah akun facebook yang bernama Mr. Joy dia blokir.

Senin, 19 Februari 2018

ODOP Bagiku

ODOP adalah kepanjangan dari One Day One Post, satu hari satu kiriman. Jadi setiap hari harus menyetor tulisan minimal 300 kata yang di posting dalam sebuah akun blog. Dengan menggunakan aplikasi WhatApp sebagai sarana monitoring, aplikasi WhatsApp juga digunakan untuk mentransfer ilmu dan sarana untuk saling mengenal sesama anggota. Di WhatssApp, komunitas ini mempunyai 3 grup, satu grup besar ODOP, grup untuk setor tulisan dan grup kecil. Di ODOP anggotanya akan dibagi menjadi grup-grup kecil. Fungsi grup kecil ini adalah untuk membedah tulisan anggotanya.

Bukan hanya membuat tulisan setiap hari, di ODOP kita akan di berikan berbagai ilmu tentang kepenulisan. Setiap Senin dan Jumat ada materi tentang bergai macam Genre tulisan dan seluk beluknya. pembekalan tentang teknik menulis juga di berikan sebelum  membedah tulisan. Setiap anggota diharuskan memberikan krisan (kritik dan saran) untuk tulisan temannya. Dan di setiap pekan ada materi tantangan dan pasti ada yang dieliminasi. Anggota yang dieliminasi adalah yang dalam sepekan tidak menulis sebanyak 3 kali.

Semua orang bisa mengikuti komunitas ini. Baik perempuan ataupun laki-laki. Baik tua maupun muda. Baik Ibu rumah tangga seperti saya maupun yang berkerja di luar rumah. Dari berbagai macam profesi ada disini. Sehingga disini, aku merasa mendapat banyak suntikan dan ilmu. Bergaul dengan berbagai macam karakter orang dari berbagai macam suku dan daerah di Indonesia. Bahkan kalau tidak salah ada yang berada di luar negeri. Menyenangkan sekali bukan?

Awalnya tahu ODOP dari sebuah linimasa Facebook seorang teman yang membuka pendaftan ODOP Batch 5. Awalnya bertanya-tanya ini komunitas apa sih? Dari namanya One Day One Post pasti tiap hari harus menyetor tulisan. Seperti yang lagi booming di media sosial, ada yang One Day One Juz yang setiap hari membaca 1 juz misalnya. ada yang One Day One Status, setiap hari membuat status dan berbagai macam penggunaan istilah One Day.

Lalu mengapa aku memutuskan untuk bergabung dengan ODOP? Karena bagiku aku butuh sebuah wadah yang mampu menampung hobiku, yang memberikan banyak ilmu tentang dunia kepenulisan, yang memberikan suntikan semangat ketika sudah mulai bosan menulis. Yang bisa mengajariku menulis yang baik dan menarik. Yang bisa sedikit demi sedikit memperbaiki kesalahnku dalam menulis.

Dan taukah kamu, ternyata di ODOP aku dapatkan semua yang aku inginkan. Aku mendapat banyak ilmu. Berbagai macam ilmu tentang menulis dan tips-tipsnya. Bagaimana caranya menulis yang baik dan benar sesuai dengan PEUBI yang berlaku. Sedikit demi sedikit penulisanku mulai menuju ke jalan yang benar. Dulu menulis dengan singkatan adalah sesuatu yang biasa. Dulu menulis kalimat langsung masih banyak yang salah. Dulu aku tak tahu bahwa tulisan asing harus dimiringkan. Dan berbagai macam dosa-dosa yang tak terindentifikasi.

Di ODOP juga aku belajar bagaimana melatih konsistensi dalam menulis. Bergabung dengan sebuah komunitas yang memiliki kegembaran yang sama memang sangat membantu. Saling sharing, saling support. Boleh di kata di ODOP aku menemukan rumah yang baru.


#tantangan
#Pekan5
#ODOPBatch5
#oneDayOnePost

Dapur

Poto dari Google
"DAPUR” adalah salah satu spot dirumah yang sangat familiar bagi seorang ibu. Bisa dibilang tempat kerjanya seorang perempuan. Walaupun memasak bukan kewajiban seorang istri bukan?


Tapi dari dapur inilah, seorang ibu bisa menyampaikan rasa sayangnya lewat masakan. Betul? Katanya memasaklah dari hati, pasti beda rasanya. Ungkapan tersebut saya kira tidak berlebihan, karena saya juga sudah mengalami, jika hati lagi ga enak atau marah, alamat masakannya bakal aneh. Iya ga? Hayo sapa yang pernah merasa begini?! Hihihi

Namun bagi saya, kegiatan memasak bukanlah kegiatan yang didominasi perempuan, para lelaki harus mau dan mampu di area dapur. Karena apa? Karena sesungguhmya dalam islam seorang suami berkewajiban untuk menyediakan makanan, yang selama ini dianggap domain tugas seorang istri.

4 mazhab besar plus  satu mazhab lagi yaitu mazhab Dzahihiri semua sepakat mengatakan bahwa para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya. Misal mazhab Hanafi, Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai’ menyebutkan : Seandainya suami pulang bawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan untuk memasak dan mengolahnya, maka istri tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membaca makanan yang siap santap.

Di dalam kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah disebutkan : Seandainya seorang istri berkata,”Saya tidak mau masak dan membuat roti”, maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santan, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.

Atau Mazhab As-Syafi’i , yang banyak dianut di Indonesia, di dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, ada disebutkan : Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta’), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.

Meskipun kalau kita membaca kitab Fiqih Kontemporer Dr. Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap mengatakan bahwa wanita wajib berkhidmat di luar urusan seks kepada suaminya. Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak, menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena semua itu adalah imbal balik dari nafkah yang diberikan suami kepada mereka.

Namun satu hal yang harus kita ingat, beliau tetap mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, di luar urusan kepentingan rumah tangga. Artinya, istri mendapat 'upah' materi di luar uang nafkah kebutuhan bulanan.

Lalu cobalah tengok tentang  kehidupan Rasulullah di rumah, Aisyah r.a, istri Nabi SAW pernah ditanya, “Apa yang dikerjakan Rasulullah di rumah?” Aisyah menjawab, “Seperti layaknya manusia biasa. Beliau menambal bajunya, memerah susu kambingnya, dan mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya.” (HR. Ahmad dan Tirmizi). Itulah yang di teladankan rasul Allah dalam aktifitasnya sehari-hari. Dan itu artinya Rasulullah sangat mandiri, beliau tidak bermental mau dilayani. 

Oleh karena itu, kepada ketiga jagoanku, mulai dari kecil, saya tidak segan-segan memperkenalkan wilayah dapur buat mereka eksplorasi. Harapan saya, kelak jika mereka sudah besar bisa mandiri…  Tak sedikit-sedikit minta dilayani. Bukankah itu type suami idaman? Selain dari kesholehan? Hehehe... kreteria orang beda-beda ya, itu sih terserah anda mau yang bagaimana.

Sabtu, 17 Februari 2018

Rindu


“Haysa... ada telepon untukmu!”, suara ibu dari ruang tengah.
“Iya Bu.” Dengan langkah gontai aku menuju tempat dimana telepon itu diletakkan.
“Assalamualaikum”, sapaku membuka pembicaraan.
“Haysa ... aku... mau minta maaf”, suaranya gemetar dari ujung telepon. Namun aku tahu siapa dia, aku kenal betul dengan suaranya.
“Mas Fikri, ada apa mas?” tanyaku. Namun tanya itu tidak menemukan jawabannya.
Tut... tut...tut... sambungan telepon itu mati

***
Pagi yang sepi, tak ada suara kecuali bunyi burung-burung pipit menyambut pagi. Semburat warna merah dan sedikit jingga menghiasai langit yang siap menyambut matahari. Hatiku masih membeku karena tanya semalam. Tanya itu telah merenggut nyenyaknya tidurku. Hembusan angin yang terasa dingin saat mnyetuh kulitku nyatanya tak sanggup mengusir kegelisahan dalam hati.

Pagi ini kubulatkan tekad untuk menemui pemuda itu. Pemuda yang sudah kukenal 2 tahun lamanya. Berawal dari perkenalan yang tak disengaja di dalam sebuah bandara. Dan selama 2 tahun ini, dia telah mewarnai hidupku. Dia telah mengajariku banyak hal, tentang kehidupan, tentang bagaimana menjalani hidup bahkan tentang ketuhanan.

Metromini yang kini kutumpangi terasa lambat sekali jalannya. Penumpangnya bergantian, ada yang naik dan ada yang turun. Dari wajah mereka nampak seperti enggan untuk melewati hari ini, meskipun ada juga wajah-wajah yang sangat sumringah. Hingga sampailah dimana tempat yang aku tuju.

Rumah itu masih nampak seram bagiku. Bangunannya masih arsitektur bangunan tua, dengan jendela besar di depannya. Nampak angkuh sekali dengan warna putihnya. Tapi kenapa rumah itu sepi. Pintunya yang terbuat dari jati tertutup, begitu juga dengan jendela-jendelanya. Tak ada aktifitas manusia disana. Bahkan lampu teras dibiarkan menyala.

“Assalamualaikum...” Tak ada yang menyambut salamku. tok.. tok... tok... Kuketok berkali-kali pintu jati itu.

Hatiku semakin kalut, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tadi malam mas Fikri menelepon dan meminta maaf? Dan sekarang rumahnyapun kosong.

 “Maaf Bu, ibu tau kemana keluarga pak Shaleh? Saya ketok pintunya berkali-kali tapi gak ada jawaban,” tanyaku kepada tetangganya.

“Waduh maaf Mba, saya kurang tahu. Cuma kemarin saya lihat mereka pergi bawa koper besar,” jawabnya.

“Pergi kemana ya Bu? Hmm... maksud saya, mungkin sebelumnya pernah cerita sama Ibu mau pergi kemana gitu?”

“Enggak mba... saya juga kurang tahu. Waktu kemarin saya juga ga nanya. Wong sepertinya buru-buru begitu.”

Kemana mas Fikri dan keluarganya? Kenapa tiba-tiba sekali mereka pergi tanpa memberitahuku? Ya... harusnya pamit dulu denganku. Bukankah aku dan keluarga mas Fikri sudah seperti keluarga sendiri? Sebenarnya ada apa ini? Apa yang terjadi dengan mas Fikri dan keluarganya?
Bersambung...



Jumat, 16 Februari 2018

BBE (Berat Badan Emak)

Taukah kamu, bagi Emak-emak seperti kami naik apa yang paling ditakuti? Yang paling ditakuti adalah saat naik timbangan badan. kok bisa? Iya... saat para Emak meletakkan kakinya diatas timbangan, berbagai perasaan berkecambuk. Berbagai macam pobiapun datang tiba-tiba, takut dengan jarum, takut dengan angka. Apalagi jika angka itu menunjukkan angka yang bukan menjadi idamannya, maka galau berkepanjangan pasti akan mendera.

terkadang saya suka heran dengan para Emak yang pobia dengan timbangan badan. bukankah dengan timbangan badan itu mereka harusnya bisa belajar sesutu yaitu belajar menerima kenyataan? Bukankah pelajaran itu adalah pelajaran yang mahal? banyak orang susah hidupnya karena apa? karena mereka tidak bisa menerima takdir.
coba deh para emak-emak jangan pobia dengan timbangan tapi pobia lah dengan makanan pasti dijaman kurus. setiap lihat makanan apalagi yang manis dan nasi, larilah sekencang mungkin. cobalah untuk bermusuhan dengannya dalam waktu beberapa bulan saja pasti berat badan anda akan turun. mau coba? hahahaha

ketika demam Dilan melanda, para Emak-emak juga tak mau kalah eksisnya mereka membuat kata puitis ala Dilan..
"jangan diet, diet itu berat, kamu tak akan kuat... Biar Aku saja". Kalau itu bukan Dilan ya tapi doyan. Semua-semua dihubungan dengan bagaimana caranya mereka bisa kurus. dan kata-kata ajaib yang mereka punya adalah "diet". tapi coba tengok kenyataannya. disaat makan di luar misalnya, makanan yang mereka pesan masih tersisa apa yang dilakukan para Emak-emak itu? mereka akan menghabiskan makanan tersebut dengan dalih "sayang".
"sayang ih makanan belinya mahal ga dihabisin!akukan orangnya penyanyang, jadi suka ga tegaan lihat makanan dianggurin", begitu modusnya.

Belum lagi prilaku dirumahnya, stigma menjadi "tempat sampah" terkadang sudah melekat. Lagi-lagi dengan dalih 'penyanyang" tak akan betah melihat makanan sisa di atas meja. Kalau prilakunya bgini mau kurus dari mana coba?

Suatu hari saya pernah dengar obrolan seorang bapak dengan temannya. "Istrimu kan gemuk, apa kamu gak ingin istrimu diet biar kurus ?" tanya temannya.
"Ah enggak...biar saja enak begitu. Jadi kalau nanti aku kepergok jalan sama cewek lain, dia gak bisa ngejar aku.Hahaha... " ketawanya penuh dengan kemenangan.

Saat itu sebenarnya aku pengen ngomong sama bapak itu, "Eh Pak, jangan salah ya, jangan remehin kekuatan para Emak-emak. Ketika tau suaminya begitu emak itu mempunyai kekuatan tersembunyi dan dengan seketika bisa berubah macam super hero. Larinya bakal cepat secepat kilat, kalau sudah begitu habis kamu pak!'" tapi sayang omonganku itu hanya dalam hati hehehehe

Tapi sebenarnya dibalik kegendutan mereka, aku nyakin mereka sangat bahagia. Di Arab,wanita gemuk sehabis menikah adalah tanda bahwa mereka bahagia dalam pernikahannya.
jadi hidup Emak-emak... jangan minder, Aku malah iri dengan kalian. Yang penting tetap berpikir positif, jalani,nikmati syukuri.


#Tantangan
#ODOP Batch5
#pekan4

Rabu, 14 Februari 2018

Tips Menulis Cerpen

Menulis adalah salah satu hobi yang kini menjadi passion bagi sebagian orang, baik menulis fiksi atau non fiksi. Menulis non fiksi membutuhkan banyak data sehingga di butuhkan riset, misalnya Essai, artikel, resesi dan lainnya. Sedangkan menulis fiksi lebih cenderung ke kreatifitas dan imajinasi. Menulis fiksi bisa berupa cerpen ataupun novel.

Ada banyak tips dalam nenulis cerpen, tips yang paling ampuh adalah tekat kuat buat menyelesaikannya. Karena tidak ada tulisan yang jelek, tulisan yang jelek adalah tulisan yang tidak  diselesaikan hehehe.

Kapan hari, giliran karyaku yang dibedah oleh genk Bumi ODOP batch5. Senang banget rasanya dapat krisan (kritik dan saran) dan ilmu baru yang buuaanyaak. Tulisan yang aku suguhkan untuk dibedah adalah sebuah cerpen dengan jumlah kata sekitar 900 lebih. cerpen pertamaku hehehe, jadi masih belum jago bener bikin cerpen yang bisa bikin baper. #ea

Beberapa waktu yang lalu, pernah juga berkesempatan menimba ilmu di kelas online cara membuat cerpen . Tapi karena aku masih pemula, masih susah menerapkan ilmu yang diperoleh hehehe. jadi masih butuh banyak belajar, harus banyak membaca biar kosakata dan referensi bertambah dan yang paling penting harus sering-sering latihan menulis.

Berikut adalah tips menulis cerpen :

  • ·         Rajinlah menabung ide
Bukan hanya uang, ide juga butuh di tabung lho...hehehe. jadi jika suatu hari kita mau mengeksekusi ide tersebut kita tinggal membuka di buku rekening tabungan kita. Sehingga pencatatan ide juga penting. Biar jika suatu hari ide itu hilang bisa di telusuri tanpa harus lapor polisi #eh.

  • ·         Membuat outline atau kerangka karangan
Kenapa membuat outline itu penting? Hayo ada yang tahu? Jawaban yang bener dapat piring cantik hahahaha. Outline berguna biar ide-ide dalam cerpen kita bisa tersalurkan dengan baik. Kan terkadang kalau kita nulis, di tengah-tengah jadi ngeblank ( kalau ini mah aku hehhe) nah salah satu gunanya outline ini ya itu. Biar kita tidak tersesat, tersesat dengan kembuletan atau terlalu jauh, ceritanya melebar kemana mana, gak jelas gitu.

  • ·         Memulai dengan paragraf yang menarik dengan kalimat yang nendang.
Kalau kalimat pembuka, mengusik pembaca untuk tidak bisa berhenti membacanya itu namanya kalimatnya nendang banget. Terkadang kita membaca tulisan yang awalnya tidak menarik jadi malas  untuk melanjutkannya bukan? Bahasanya ngebosenin. Atau kalau gak menarik jadi ya gak dilirik. Hehehehe

  • ·         Mempertimbangkan pembaca, dengan patokan :
ü  Gaya bahasanya bagaimana? mudah dipahami tidak?
ü  Endhing ceritanya bagaimana? Apa mudah ditebak?
ü  Konfliknya logis tidak?
ü  Benar gak tema yang diangkat tidak klise?

  • Buat suasana lebih hidup
Terkadang menciptakan kondisi dramatisasi itu sangat diperlukan, supaya pembaca larut dalam konflik cerita yang kita ciptakan. Menerapkan teknik showing terkadang juga jadi senjata ampun yang membuat pembaca larut dalam suasana cerita yang kita tulis.
  • Membuat kalimat yang efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, baik itu ejaan maupun tanda bacanya. Sehingga kalimat tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
  • Percantik tulisan dengan bumbu-bumbu
Seperti halnya masakan, tulisan juga membutuhkan bumbu-bumbu biar tulisan menjadi lebih hidup dan bikin baper. Tapi seperti halnya sebuah masakan, kebanyakan garam juga membuat keasinan, tulisan juga begitu. Kebanyakan bumbu juga terkesan lebay bukan? jadi berikan bumbu-bumbu secara proporsional.
  • Menggerakkan tokoh.
Cara menggerakkan tokoh yaitu bisa melalui perbuatan, ucapan, penggambaran fisik tokoh dan Melalui pikiran tokoh.
  • Selalu Fokus pada konflik cerita
Fokus sama konflik cerita ya ... jangan fokus ke mantan #eh hehehehe
  • Sertakan ending yang  memiliki "suspense" (kejutan) yang membuat  terkejut, terpesona, terharu, marah, gembira, dst.
 Tapi tetap pada "kausalitas". Jangan membuat ending yang tidak logis, antara adegan satu dengan adegan lainyan dalam alur cerita saling bertentangan. Jangan sampai buat kejutan yang tidak rasional.
  • Endapkan Tulisan paling lama sehari lalu mengeditnya
  • Berilah Judul yang benar-benar mewakili cerita secara keseluruhan
Itulah kurang lebih tips menulis cerpen yang dirangkum dari berbagai sumber. Saya menulis ini bukan berarti saya sudah mahir membuat cerpen, tapi tulisan ini sesungguhnya juga buat saya sendiri. Karena sejatinya saya juga masih belajar. 
·          


Apa Bisa Saya Bertahan Di Kelas ODOP Batch5?


Pekan keempat di kelas ODOP batch5. Awalnya agak pesimis masuk dalam konunitas ini, apa bisa saya menulis setiap hari 300 kata lagi? Apalagi saya hanya seorang ibu rumah tangga yang sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah. Setiap hari mau menulis apa coba? Tapi semakin kesini semakin menemukan jalannya. Banyak hal yang bisa di tulis, karena sejatinya menulis adalah merekam semua kejadian yang kita alami atau apa saja yang kita pikirkan. Mungkin dari sini  awal mulanya saya bisa bertahan sampai di pekan keempat.

Jadi teringat sebuah tagline,“ Jika ingin melihat dunia bacalah! Namun jika dunia ingin tahu tentang dirimu maka menulislah."  Mungkin ini juga salah satu motivasi saya untuk terus menulis. Karena saya hanya ibu rumah tangga biasa yang mungkin tidak akan dikenal dalam cangkupan yang besar. Saya menulis biar ada jejak saya di dunia ini bahwa saya pernah hidup di planet bumi. Jika nanti, puluhan bahkan ratusan tahun yang akan datang tulisan saya di baca orang, mereka akan tahu bahwa ada seorang wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga pernah membuat tulisannya dalam akun blognya. Selain biar dibaca oleh anak cucu saya, semoga tulisan saya juga bermanfaat buat banyak orang.

Menulis setiap hari dengan 300 kata susah gak sih? Sebenarnya tidak ada yang susah. Yang membuat susah adalah sifat perfeksionis saya. Saya selalu beranggapan bahwa tulisan yang saya share harus memiliki konten yang ada bobotnya, tidak hanya asal curhat. Setiap mau memposting sebuah tulisan maka saya selalu ragu, tulisan saya layak gak sih dibaca orang? Paradigma tabu menshare tulisan "sampah" membuat kendala untuk memposting tulisan tiap hari. Padahal sebenarnaya setiap peristiwa yang dialami bisa dimaknai menjadi sebuah pelajaran, pasti ada hikmah disana. Bukankah dengan kita menuliskan sebuah peristiwa, dan di sana ada hikmah yang bisa dijadikan pelajaran bisa memberikan feedback positip buat pembaca dan menjadi ladang pahala buat kita?

Jadi jangan pernah ragu untuk menulis. Menulislah paling tidak untuk diri sendiri. Selain untuk self healing,  menulis juga bisa menyalurkan 20ribu kata perhari yang harus dikeluarkan oleh para wanita. Dan yang paling penting adalah dengan menulis bisa kita jadikan lahan untuk menebar kebaikan.
Jadi ... TETAP SEMANGAT!

Jika pertanyaannya, "Apa Bisa Saya Bertahan Di Kelas ODOP Bath5?" Maka akan saya jawab, "Saya harus bisa!". Karena apa? Karena disini saya memperoleh banyak ilmu. Karena disini saya dilatih istiqomah dalam menulis, harus menulis 300 kata setiap hari. Bukankah jika saya ingin menjadi ahli dalam menulis, saya harus menekuninya selama 10 ribu jam? Sebagaimana Teori 10 ribu jam yang dimuat dalam buku “Outliers” karya Malcolm Gladwell.

Sebuah keberhasilan dibutuhkan ketekunan dan kerjakeras bukan? Bukan datang dengan tiba-tiba dan bisa diperoleh secara instan. Bahkan pada orang-orang yang berbakat sekalipun, keahliannya baru akan berkilau setelah diasah dengan proses yang tidak sebentar. Jadi jika setiap hari saya menekuni dunia menulis dengan durasi 4 jam maka untuk bisa menjadi seorang ahli membutuhkan waktu kurang lebih 6,8 tahun . Waow bukan waktu yang sebentar. 




Senin, 12 Februari 2018

Sedikit Oleh-Oleh dari Stadium Generale

Minggu, 11 Februari 2018
Hari ini kami, aku dan suami menghadiri udangan stadium generale Kuttab Al-fatih Gresik. Niat kami insyaAllah akan memasukkan Uwais (anak kedua kami) kesana. Kuttab mungkin sesuatu yang asing buat masyakat kita sekarang. Padahal Kuttab adalah sistem pendidikan islam yang berhasil menjadikan islam berjaya beratus-ratus tahun lamanya. Dan banyak generasi islam yang sukses di usia belia. Kurikulum di Kuttab ini hanya ada dua yaitu keimanan dan Alquran. Setiap hari, anak mulai usia 5 tahun ditempa dengan ilmu masalah keimanan dan alquran. Tidak ada pelajaran bahasa inggris, tidak ada pelajaran IPS atau IPA. Toh jika ada ilmu alam hanya tempelan yang kebetulan hari itu, saat belajar Alquran membahas masalah tersebut. Ilmu berhitung hanya ilmu berhitung dasar.

Sekilas kurikulum di Kuttab ini adalah kurikulum yang anti mainstream. Karena kurikulumnya tidak seperti kurikulum di Diknas atau Depag, maka jangan berharap anak anda akan mendapatkan ijasah. Tidak ada ijasah disini, jika anak anda ingin melanjutkan ke jenjang sekolah yang resmi maka anda harus mengikuti ujian persamaan (kejar paket).
Dalam stadium general kemarin, pemateri menyampaikan sebuah Hadist, “Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.”(HR. Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad; shahih).  Itulah mengapa di Kuttab tidak di anjurkan atau bahkan dilarang keras anak didiknya mengikti berbagai lomba atau kompetisi. Seperti lomba hafizh Quran atau sejenisnya karena hal itu bertujuan untuk menjaga niat dalam menuntut ilmu.

Gambar diambil dari Google
Sistem pengajaran yang masih tradisonal. Tidak menggunakan bangku, hanya lesehan di karpet atau tikar. Tempat duduk sang Guru di posisikan lebih tinggi. Mengapa demikian? Karena sejatinya seorang guru mempunyai izzah sebagai orang yang berilmu. Harus dihargai dan dihormati. Sangat kontras dengan kondisi sekarang bukan?  Akhir-akhir ini bertebaran di berita seorang murid yang berlaku tidak sopan dengan gurunya dan bahkan ada yang sampai membunuh gurunya. Padahal seseorang yang sudah tidak bisa menghargai seorang guru maka dia tidak akan merasakan manisnya ilmu.  

Teringat sebuah peristiwa di Madura, seorang Guru tewas karena di hajar muridnya. Apakah separah ini dunia pendidikan kita? Dimana adab seorang murid terhadap gurunya? Bukankah adab menuntut ilmu itu 2/3 dari ilmu itu sendiri? Dan bukankah seharusnya adab seorang murid kepada gurunya adalah dengan menghormati dan memuliakannya?

Imam Ibnu Hazm berkata: “Para ulama bersepakat, wajibnya memuliakan ahli al-Qur’an, ahli Islam dan Nabi. Demikian pula wajib memuliakan khalifah, orang yang punya keutamaan dan orang yang berilmu.” (al-Adab as-Syar’iah 1/408).
 Lalu coba tengok Nabi bersabda,“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami.” (HR. Al-Bazzar 2718, Ahmad 5/323, lafadz milik Al-Bazzar. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shohih Targhib 1/117)

Ya akhlak atau moral generasi sekarang yang harus dipertanyaakan. Di era semua serba Digital, kenapa moral nya semakin bobrok? salahnya dimana?
Seharusnya menjadi PR kita semua, bahwa menanamkan adab atau akhlak yang mulia adalah tugas semua, baik guru ataupun orang tua.  Mengapa akhlak sangat penting? Bukankah Rasulullah diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak umatnya?

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”

Akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin kuat imannya.





Menunggu

Menunggumu ....
Didermaga ini..,
Seperti air mengalir dari hulu ke hilir...

Aku ikuti saja arusnya..
Senja, yang selalu setia menemaniku ...

Senja adalah pertanda...
menunggumu..



Banda Aceh, 5 oktober 2008

Minggu, 11 Februari 2018

Tips Agar Batita Mau Menggosok Giginya


Membiasakan anak-anak untuk mau menggosok gigi dengan teratur bukanlah perkara yang mudah. Tak semuadah melipat baju atau menyapu lantai. Dibutuhkan startegi yang handal bak seperti membuat startegi perang hihihi. Apalagi membiasakan menggosok gigi buat si kecil yang usianya dibawah 3 tahun. Penuh dengan drama jika sudah dikamar mandi. Mulai dari tutup mulut sampai dengan guyuran air yang membuat baju basah kuyup. Susahnya minta ampun, mengalahkan pusingnya membuktikan theorema pada saat kuliah dulu heheheh. persiapan dan peralatan tempur harus dipersiapkan dengan matang.

Berikut ini adalah Tips agar batita antusias saat menggosok giginya :

1. Persiapan pertama, Menyediakan berbagai macam media buku atau alat peraga.
Alat peraga yang sederhana saja, misal membuat busy book yang ada aktifitas mengogosok gigi. dengan memberikan panduan yang benar tata cara menggosok gigi diharapkan anak-anak mampu untuk menggosok gigi dengan benar. buku bergambar yang isinya mengenai pentingnya menggosok gigi, tentang sakitnya jika gigi berlubang atau penyakit mulut akibat dari tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut. Terkadang dengan cerita menggunakan media buku dengan gambar berwarna atau alat peraga memiliki efek yang berbeda. anak-anak cenderung lebih menyukai pembelajaran yang atraktif dan inovatif.

2. Persiapan kedua, Memasang westafel di kamar mandi dengan kaca di atasnya.
Tujuannya adalah agar mereka tahu bahwa gigi mana saja yang harus disikat itu terlihat. Mau menggosok gigi sambil berkaca. Kaca itu akan memberikan cerminan bahwa gigi yang dalam juga kelihatan jika digosok. Jika tidak ada westafel cukup sediakan kaca di kamar mandi. Bagi balita anda yang suka mengaca pasti sangat antusias sekali jika aktifitas menggosok giginya terlihat dia di bayangan cermin. 

3. Persiapan ketiga, Mengajak si kecil pergi ke toko minimarket.
Bukan membujuknya dengan memberikan jajan atau es krim. Bukan. Tapi mengajak sikecil membeli sikat gigi pilihannya sendiri dan pasta gigi kesukaannya. Biasanya dengan bentuk yang yang lucu, dia akan bersemangat ketika menggosok gigi.

4. Langkah keempat, dampingi sikecil ketika mandi.
Langkah ini penting dan terkadang butuh sedikit kesabaran. Jika memungkinkan ajaklah si kecil untuk menyikat gigi Anda dan Anda menyikat giginya. Dengan bertukar peran terkadang membuat sikecil sangat senang dan antusias.

Demikian tips dari saya dan selamat mencoba.




RESENSI BUKU


Judul     : TALENTS MAPPING
                Inspirasi untuk Hidup Lebih Asyik dan Bermakna
Penulis  : Rama Royani
Genre    : Non Fiksi
Penerbit: Tosca
Jumlah Halaman : 208
No.ISBN : 978-602-74211-3-4



Setiap manusia diberi oleh Allah kelebihan dan potensi uniknya. Namun tidak semua orang bisa nemekuman apa bakat dan potensinya tersebut. Buku Talent Mapping ini memberikan gambaran kepada kita apa itu bakat. Bakat disini adalah sebagai sifat (personality) yang produktif. Dikatakan produktif bilamana suatu sifat (personality) dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menghasilkan sesuatu. Dan memetakan apa bakat dan kekurangan kita sehingga bisa disiasati.

Pada pembahasan awal kita akan diperkenalkan dengan prinsip aku. Aku yang pertama adalah mengandalkan kekuatan menjadi utama. kekuatan adalah hasil dari mengelola bakat.  Mengelola bakat perlu dibarengi dengan attitude (sikap), skill (Ketrampilan) dan knowledge(pengetahuan). Bakat yang dibarengi dengan sikap, ketrampilan dan pengetahuan akan melahirkan sebuah kekuatan pada dirinya. "Asahlah kapak pada sisi tajamnya", itulah ungkapan yang diberikan oleh Abah Rama sang penulis.
Pada prinsip AKU yang kedua, mengakui keterbatasan juga utama. Setiap orang di anugrahi oleh Allah kelebihan dan kekurangan. Jika seseorang mau mengakui  kekurangannya maka diharapkan mampu untuk menyiasatinya. Seperti logo dalam buku ini yaitu sarang lebah madu. Lebah madu mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bekerja sama dalam kebaikan. Menyiasati kekurangan dengan bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai kelebihan pada keterbatasan kita merupakan point utama dalam prinsip AKU yang kedua.
Fokus pada kekuatan, dan siasati keterbatasan. Dalam pengembangan kekuatan, ada rumusan yang harus dipegang agar menemukan jalan hidup yaitu 4E, Enjoy (asyik), Easy (Bisa), Excellent(Andalan) dan Earn (hasil).
Pada buku Talent Mapping ini, kita bisa mengindentifikasi potensi kekuatan kita yang didasari pada penemuan bakat yang kita punyai dengan melakukan assessment dihalaman yang sudah disediakan. Setelah melakukan assessment sebagai individual Discovery kita juga akan diajari cara membaca hasil assessment tersebut.
Buku Talents Mapping ini untuk siapa saja yang yang terpanggil untuk mengenali potensi dan menggali kekuatan diri, serta menyiasati keterbatasannya.

                                               
















;

Sabtu, 10 Februari 2018

Hujan dan Kenangan

Hujan..
Selalu saja kusuka...
Suaranya, hawanya,baunya...
Guntur bergemuruh bagiku bukan alam sedang murka..
Namun pertanda bahwa ia tunduk dan bertasbih pada-Nya..

Hujan selalu saja mengingatkanku pada kenangan-kenangan masa lalu.
Dulu aku selalu mengintip dari tirai dibalik jendelaku
Walaupun kenangan-kenangan itu tak akan pernah sama,

Tapi bagiku suara nya di atap rumah adalah nada nada yang tak pernah terlupa.

HARAPAN

"Ummi, tau ga? Masak temenku kalau besar pengen jadi penari jaranan, Aneh gak Mi?” Tanya Rizwan dalam family forum kami.

 “Ga ada yang aneh, sah-sah saja", jawabku.

 “Tapi kan cita-cita itu biasanya hal-hal yang besar, misal jadi tentara, dokter, pilot, gitu mik!”, protesnya.

 “ Lo mas, emang kalo cita-cita jadi penari jaranan ga hebat?, dia bisa menari keliling dunia, memperkenalkan seni dan budaya indonesia, menari di depan presiden kan hebat! "

"Bukan menari jaranan yang kesurupan dari kampung ke kampung, bukan. Bukan maksud Ummi juga merendahkan profesi penari jaranan, tapi mungkin teman mas Rizwan pengen menjadi penari internasional yang mengenalkan seni budaya indonesia.”

“Kalau kayak fizi, temennya Upin Upin, dia pingin jadi tukang sampah gimana Mik?”

 “Boleh, boleh saja ... yang penting mimpi itu harus tinggi, kalau seseorang suka dengan pekerjaan bersih-bersih dia bisa jadi pengusaha yang bergerak dalam bidang jasa cleaning service, kan bisa membuka lapangan usaha buat orang lain?! Atau mau jadi pengusaha sampah juga bisa, pengepul ronsokan banyak yang sukses. Intinya profesi apapun asal halal, kalau dikerjakan dengan hati, sungguh-sungguh dan kerja keras akan memberikan hasil yang maksimal”. Jawabku.

 “profesi yang paling bagus itu da’i ya mik?”, tanyanya.

“ hmm ...  Menyampaikan kebenaran dan nilai-nilai islam kewajiban setiap orang kan? untuk menjadi seorang pendakwah kan ga harus ngomong dipodium atau mimbar kan mas? Jadi apapun nanti, Ummi sama Ayah berharap kamu bisa mengajak  kebaikan dan mencegah kemungkaran sesuai ajaran islam. Kalau mau jadi tentara ya tentara yang sholeh, dokter yang sholeh, guru yang sholeh, wah syukur syukur bisa jadi da’i kayak dr. Zakir naik." Senyum simpul mengembang di bibirku.


***

Setiap orang tua pasti memiliki harapan yang besar buat anak- anaknya! Ingin Anaknya bisa sukses di kehidupannya yang akan dia jalani nanti. Tapi terkadang orang tua lupa sukses dunia tak memberikan jaminan bahwa dia bisa membahagiakan orangtuanya di akhirat.
Bukankah hanya doa anak yang sholeh yang bisa menjadi penolong orang tuannya kelak di akhirat?


Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Kamis, 08 Februari 2018

BERSYUKURLAH!

Terkadang kita lupa, bahwa ada orang yang menginginkan kehidupan seperti kita. Sedangkan kita malah sibuk dengan kegalauan hati yang selalu merasa kurang.
Pagi ini seperti biasa, setelah mengerjakan rutinitas harian, aku membuka gawaiku untuk menghilangkan sedikit lelah. Ada sebuah pesan WhatsApp yang masuk di layarnya. Ternyata whatsApp dari teman lama, teman SMAku dulu. Sudah 3 tahun dia bekerja di Jakarta, belum menikah. Dia mengabarkan kepadaku bahwa minggu depan dia akan berangkat keluar negeri untuk tugas belajar, ya …  dapat beasiswa ke salah satu Universitas di Brimingham Inggris. Seketika itu perasaanku campur aduk, ada rasa bahagia, ada rasa resah, ada perasaan minder, perasaan bahwa aku bukan siapa-siapa.

Dulu dia adalah sahabatku. Kemana- kemana kita bersama hingga kita memutuskan untuk kuliah ditempat yang berbeda, disitulah kami berpisah. Dan kini kami memilih jalan yang berbeda. Setelah lulus kuliah aku menikah dan memilih karir di dalam rumah, sedangkan dia, bekerja di sebuah instansi pemerintah di Jakarta. Lamunanku kian mengelana, berbagai macam lintasan peristiwa hadir dalam pikiranku.
Selamat ya, seneng dengarnya.  Aku tulis pesan itu.
Kamu kapan-kapan tengokin aku kesana ya, nanti kita jalan- jalan keliling Eropa. Balasannya.
Hmm … iya kalau sempat ya, kamu kan tahu aku sekarang tak seperti dulu, kemana- mana bawa pasukan banyak! Andai aku dulu tak menikah mungkin sekarang juga mengelana entah kemana, seperti kamu. 
Jangan begitu, terkadang aku malah iri melihatmu. Dia membalas.
iri denganku?  
Iya … kamu punya semua yang aku belum punya. Punya keluarga, punya anak yang lucu. Aku yang terkadang merasa sendiri di sini. Merasa kesepian.
Jariku seperti kaku, aku tak tahu harus membalas dengan tulisan apa?
Dia merindukan kehidupanku? Mempunyai suami dan keluarga kecil, sederhana sekali.
Kamu baik-baik di negeri orang ya! hati-hati.
Akhirnya kata-kata itu yang kukirim, karena aku sudah speechless, tidak tahu harus menulis apa.

Ya … semua orang menjalani ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan jodoh, dengan pasangan, dengan anak, dengan keuangan, dengan pekerjaan, dengan kesehatan.  Dan setiap orang menjalani ujian-ujian itu dengan berbeda versi dan porsi.

Lantas kenapa kita merasa paling merana di dunia ini? Bukankah semua juga menjalani ujiannya?
Mungkin pola pikirku yang harus dirubah, harusnya aku tidak meratapi kekurangan. Tapi memulai dari rasa syukur. Mensyukuri apa yang aku punya.

Aku punya keluarga kecil yang bahagia. Suami yang baik dan bertanggungjawab. Anak-anak yang sehat, pintar dan isyaAllah shaleh. Aku sehat tidak kekurangan apapun. dan aku memiliki nikmat iman dan islam, bukankah itu nikmat yang terbesar yang harus di syukuri?

Aku punya Allah yang menggemgam seluruh alam semesta ini. Apa yang susah buat Allah?
Jika Dia berkehendak, kun fayakun, maka seluruh alam semesta akan bergerak untuk mewujudkanya.
Bukankah dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya?

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim:7)




Selasa, 06 Februari 2018

Curhatan Emak-emak Jaman Now

Bagi emak-emak curhat adalah bentuk dari penyaluran kekesalan yang dialami. Meskipun dengan curhat tidak menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, namun dengan mengungkapkan apa yang dirasakannya adalah salah satu terapi yang bikin plong
Dulu curhat adalah identik dengan rahasia. Para Emakers akan curhat kepada seseorang yang dia percaya, namun fenomena yang berkembang sekarang adalah mereka sepertinya lebih suka curhat ke media sosial, dengan menulis status atau dengan mengunggah video. Lalu kalau begini kan sudah tidak jadi rahasia lagi ya? semua orang bisa mengakses?.
Jadi teringat beberapa minggu yang lalu tentang video yang lagi viral di media sosial, Emak Alfa. Beliau curhat bahwa suaminya kurang perhatian.(hmm... masalah yang hampir sama dihadapi ibu-ibu rumah tangga). Suami kurang perhatian juga menjadi tema curhatan seorang ibu, yang kecewa dan dalam video tersebut beliau melepaskan semua burung koleksi milik suaminya.
Terkadang juga para emakers menulis status di linamasa facebooknya, isinya tentang curhatan karena bermasalah dengan tentangga, cucian gak kering karena hujan hingga curhatan yang bersifat pribadi. Atau mungkin seperti yang saya lakukan, curhat di blog sambil belajar menulis, hehehehe
Semuanya sih sah sah saja ya, asal...  sebisa mungkin tidak melanggar etika, supaya tidak terkena konsekuensi hukum, baik hukum positif maupun sosial. Hukum positif itu adalah aturan atau undang-undang yang berlaku di Indonesia, seperti undang-undang ITE dan Pornografi. Sedangkan hukum sosial nya adalah hukuman yang diberikan masyarakat atau nitizen, bisa berupa pembullyan atau semisalnya.  Karena apapun tulisan/ video yang kita posting ke media sosial adalah menjadi konsumsi publik. Ada dampak positif dan negatif apalagi yang berkaitan dengan orang lain. 
Dampak baik dari curhat di media sosial misalnya dapat menjadi kontrol sosial bagi orang lain. Kontrol sosial yang dimaksud adalah saat seseorang tidak tersentuh oleh ranah hukum tapi pelakunya mendapat ganjaran oleh masyarakat. Sepanjang yang disampaikan adalah fakta dan memiliki barang bukti . Seperti curhatan seorang emak yang mengupload  percakapan via aplikasi whatsApp antara dirinya dengan seorang perempuan yang diduga sebagai pelakor. Atau juga curhatan emak Alfa ternyata membuat dia mendapat hadiah voucher belanja dari minimarket Alfamart.
Namun meskipun memiliki dampak positif, ternyata curhat ke media sosial juga mempunyai dampak negatif. Dampak negatif itu antara lain telah mengumbar aib atau kondisi yang tidak baik soal orang lain dan diri sendiri. Jangan sampai curhatan kita  itu kemudian melanggar hukum seperti hukum pencemaran nama baik atau mengumbar kebencian.
Sebenarnya masalah pribadi tidak perlulah di umbar ke publik karena kalau benar kan sudah menjelek-jelekkan yang diunggah di akunnya dan juga menjelek-jelekkan dirinya sendiri. Mungkin tabayun atau islah bisa jadi solusi. Kalau merasa di dzolimi serahkan sama Allah, ini peluang kita untuk bisa berdoa yang banyak, bukankah doa orang yang terdzolimi dikabulkan?
Walaupun ajang curhat di media sosial terbilang biasa, namun ada hukum yang perlu diperhatikan supaya tidak melanggar hak orang lain juga kan?
Jadi para emakes hati-hati ya... ,kalau curhat di media sosial, di filter dulu sebelum di publikasikan. kalau dulu adalah mulutmu harimaumu tapi kalau sekarang  jarimu harimaumu. hehehe

So be wise ya emakers
.

Minggu, 04 Februari 2018

PERSEPEKTIF LAIN TENTANG PROFESI IBU RUMAH TANGGA


Pada dasarnya semua ibu adalah pekerja. Ada yang memilih fokus bekerja di ranah publik namun ada juga yang fokus  berkerja di ranah domestik. Jadi menurutku sudah tidak jaman lagi ya mem-versus-kan keduanya, antara ibu pekerja diranah publik dengan ibu rumah tangga. keduanya mempunyai peran peradapan masing-masing, keduanya sama-sama mulia. Keduanya mempunyai tantangan yang berbeda.  Namun  kali ini, aku akan membahas tentang ptofesi ibu rumah tangga.
Banyak orang mencibir profesi yang satu ini. Mengganggap bahwa profesi ibu rumah tangga adalah profesi yang tidak berkelas, tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan yang tinggi dan menganggap bahwa semua orang pasti bisa. Sekilas memang profesi ini begitu mudah dijalani. Tak perlu keahlian khusus, tapi apakah memang begitu kenyataannya?
Tidak sedikit wanita yang bergelar sarjana memilih profesi ini, mendapat pandangan yang sumbang dari masyarakat atau keluarga besarnya. Mereka menganggap bahwa sayang sekali ijasah yang dengan susah payah di raih kini hanya tersimpan rapi dalam lemari. Anggapan "sayang ilmunya" membuat stigma negatif bahwa profesi ibu rumah tangga tidak perlu pendidikan tinggi. tapi apakah memang begitu?.  
Mendidik anak adalah tugas orang tua, baik ayah ataupun ibu, baik ibu pekerja ataupun ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga yang sebagian besar waktunya di habiskan dirumah, maka konsekuensi logisnya adalah dia punya banyak waktu bersama anak-anak mereka. Bermain bersama atau menemaninya untuk tumbuh dan berkembang. Menemani anak-anak untuk melakukan kegiatan yang positif, aktifitas yang sesuai usianya, yang mendukung tumbuh kembangnya, bukankah membutuhkan kreatifitas dan pengetahuan atau ilmu yang tidak sedikit?! 
Kalau parameternya dunia, maka profesi ini seperti tidak berkelas. Sebagian besar yang menekuni profesi ini (meskipun tidak semuanya ya) daster jadi seragam andalan, tidak perlu gincu, setiap pagi tidak perlu berdandan rapi, bersepatu (padahal seharusnya juga harus berdandan rapi mengantar suami pergi kerja?). Tidak ada kenaikan pangkat, tidak ada promosi jabatan, uang lembur, atau perjalanan dinas keluar kota.
Tapi coba parameternya berubah, orientasinya diubah, dari dunia menjadi akhirat. pasti tidak menganggap remeh profesi ini. seorang ibu rumah tangga yang mendedikasikan dirinya untuk keluarga, anak dan suami adalah pekerjaan yang mulia. Membentuk generasi dari dalam rumahnya, menjadikan manusia-manusia yang mempunyai peran dalam peradabannya adalah tugas yang harusnya tidak di pandang sebelah mata. ibu sebagai arsitek peradaban. You teach a man:you teach a man, you teach a women ; you build a generation.
Lalu apakah benar tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan yang tinggi?  Seorang ibu yang mempunyai tugas sebagai arsitek peradaban pasti membutuhkan ilmu yang banyak khususnya tentang pengasuhan. Apalagi tantangan jaman yang semua serba digital, semua  mudah dilakukan dengan sentuhan jari, pasti membutuhkan ketrampilan dan ilmu yang tidak sembarangan. Mendidik anak menjadi seorang yang tau tentang dirinya, tentang tuhannya pasti membutuhkan ilmu yang tidak main-main. ibu yang cerdas akan menghasilkan anak-anak yang cerdas.
Apakah mudah dijalani? Cobalah tengok kondisi para ibu rumah tangga. Mereka harus berjibaku dengan pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya. Terkadang kadar kewarasan yang mereka punya ada pada titik terendah. Kalau sudah begini apa yang akan terjadi? Pasti berakibat kekacauan dalam rumah, jadi uring-uringan. Jika seorang ibu yang kondisi emosinya tidak stabil, maka seluruh anggota keluarga pasti kena dampak yang luar biasa. Kena marah kan? hehehehe. Makanya akhir-akhir ini banyak bertebaran tagline  di media sosial Happy mommy happy family.
Saya punya seorang sahabat, dia dulu adalah seorang ibu pekerja di ranah publik. Pengajar di Universitas Airlangga Surabaya dan kini memilih menjadi profesi ibu rumah tangga murni. Apa yang terjadi? berbagai macam perasaan berkecambuk dalam dirinya. Dia merasa Useless, tidak produktif, rendah diri, mimpi-mimpinya serasa terbang tinggi meninggalkannya dan berbagai macam perasaan negatif lainnya. Apakah memang begitu? bagi saya dan sebagian besar ibu rumah tangga yang berijasah sarjana pasti berat jika melihat ijasah yang dengan susah payah di raih kini tersimpan rapi dalam lemari, ada ego yang harus ditaklukkan, dibutuhkan keikhlasan. Mengubah prioritas tujuan, dari siapa aku menjadi apa yang bisa aku lakukan. Bahwa orientasinya nya diubah dari dunia menjadi akhirat. bukankah anak-anak yang sholeh adalah investasi akhirat yang tidak ternilai harganya?
Sekali lagi kalau orientasinya dunia, maka ibu rumah tangga sepertinya tidak mempunyai ruang untuk berprestasi dalam hal duniawi, tidak ada hal besar yang bisa dibanggakan dari dalam dirinya. Namun para ibu rumah tangga seperti saya, bisa menekuni hobi. Mungkin dari hobi itu tergali sebuah potensi bakat yang dimiliki, dan dari potensi bisa menjadi sebuah kekuatan. Dengan kekuatan potensi inilah bisa menjadi citra positip bagi dirinya. 
Selayaknya manusia pada umumnya, seorang ibu rumah tangga pasti di anugrahi oleh Allah potensi uniknya, yang menjadikan potensi itu sebagai peran didalam kehidupan. Jadi ibu rumah tangga juga butuh diberi ruang untuk bisa mengembangkan hobi dan potensi.