Rabu, 21 Februari 2018

Perlu Budek

Peringatan hari kemerdekaan di Negeri Binatang berlangsung meriah dengan di adakannya berbagai macam perlombaan. Salah satu perlombaan yang sangat menarik perhatian rakyat negeri Binatang adalah lomba lari yang di ikuti oleh para Rusa. Para peserta lomba harus lari sejauh 10 km dan dekat di garis finish harus melewati sebuah sungai. Di sungai itu disedikan rintangan berupa pijakan, tapi pijakan itu tak semuanya kokoh. Peraturannya sederhana, jika ada Rusa yang jatuh di sungai maka diberi kesempatan dua kali unutk bisa melanjutkan larinya. Bagi pemenang yang berhasil sampai di garis finis berhak mendapatkan sebuah mahkota emas persembahan dari sang Raja.

Peserta lomba lari kali ini berjumlah 30 ekor rusa yang datang dari berbagai penjuru negeri Binatang. Selain karena berpartisipasi untuk memeriahkan hari kemerdekaan, mereka juga tergiur dengan hadiah yang diberikan. Ketika seorang juri meniup peluit tanda perlombaan dimulai, Rusa-rusa itu lari dengan sekuat tenaga. Ada yang melesat jauh di depan namun ada juga yang tertinggal di belakang. Namun ketika sampai di sungai, banyak rusa yang jatuh dan dinyatakan gagal, hingga tersisalah hanya beberapa ekor rusa saja. 

Penontonpun semakin histeris ada yang memotivasi namun banyak pula yang mengolok-olok. Memang terkadang penontot merasa lebih hebat dari pada para peserta. Beberapa waktu telah berlalu, para Rusa yang tereliminasipun semakin banyak karena telah terjatuh lebih dari dua kali. Tinggalah 5 ekor rusa yang berjuang sampai ke garis finish. 

Anehnya para penonton bukan malah memotivasi para rusa yang masih bertahan namun melainkan mereka justru menggendorkan semangat para rusa yang masih berjuang. "Ah ... sudahlah gak mungkin, sudah banyak yang jatuh, sudah pulang sajalah!"
" Haduh masak cuma gara-gara iming-iming mahkota aja sampai rela begini!" dan ada juga yang berkomentar, " Kalau aku mending pulang sajalah, gak usah terlalu ngotot , daripada sakit kenapa-kenapa mending pulang saja."

Mendengar teriakan-teriakan yang demikian, beberapa ekor rusa mulai jatuh motivasinya, daya juang mereka semangin melorot, dan akhirnya tereliminasi satu persatu. Melihat kondisi yang demikian, para penonton-penoton itu semakin mempertinggi suara teriaknya, mereka mengatakan bahwa tidak akan ada rusa yang berhasil menuju garis finish. Namun perlombaan belum selesai, meskipun ada rusa yang memilih untuk menyerah namun ada seekor rusa yang terus berjuang melewati pijakan-pijakan di sungai itu dengan optimis. satu persatu pijakan itu di injaknya dan dia terjatuh, namun jatuh pertama ini tidak menyurutkan tekatnya untuk menjadi juara.

Melihat Rusa itu terjatuh, mulailah para penontot itu bersorak lagi,  bahwa sesuatu hal yang mustahil kalau rusa itu bisa berhasil menuju garis finish, pasti seperti rusa-rusa lainnya yang tereliminasi. Namun sang rusa tidak patah semangat dia bangun dari jatuhnya dan mulai lagi dengan pijakan terakhir hingga akhirnya bisa keluar dari sungai dan berhasil menuju garis finish. 

Gegap gempita dan sorak penonton bergemuruh. Para penonton yang semula berkomentar meremehkan pun ikut bahagia. Semua penontot bertanya-tanya, kenapa rusa itu bisa berhasil hingga menuju garis finish? Apa yang menyebabkan dia bisa berhasil melewati rintangan disungai dan berhasil menjadi suara? Kenapa dia tidak berpengaruh dengan teriakan dn cemooh para penonton?Betapa kagetnya mereka setelah di periksa ternyata sang rusa juara itu tidak bisa mendengar alias budek

***
Dalam hidup terkadang kita perlu menjadi budek dengan komentar-komentar yang negatif yang membuat kita tidak bisa maju dalam meraih apa yang kita cita-citakan. Karena ada beberapa orang yang menerima komentar negatif membuatnya  sering kali mematahkan motivasinya untuk berkembang dengan baik dan optimal. Semua orang berhak berkomentar apapun tentang kita, namun kita juga berhak untuk memberikan respon yang bagaimana. Menjadikan komentar negatif itu menjadi lecutan semangat? atau malah menjadi tak percaya diri? dan terkadang kita juga perlu budek untuk tidak mendengar segala macam pembicaraan yang negatif yang justru menghambat laju kita untuk maju. Tapi bukan berarti dengan budek tidak melakukan intropeksi diri, jika memang komentar-komentar itu benar harusnya kita melakukan perbaikan diri agar kedepannya tidak terulang kembali. namun jika tidak benar maka bersabarlah, kebenaran akan menemukan jalannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar