Minggu, 25 Februari 2018

Komunikasi Produktif


Siapa sih yang tidak setuju dengan anggapan bahwa sebagian besar seorang ibu adalah cerewet? Pasti hampir semua menjawab setuju dengan lantang. Tapi taukah kamu, bahwa dibalik kecerewetannya adalah bentuk kepeduliannya. Dulu sebelum saya jadi ibu juga merasa demikian, tapi ternyata sekarang saya paham kenapa para ibu-ibu itu bertindak begitu. hehehe

Jadi poin yang harus digaris bawahi adalah "Dibalik kecrewetannya tersimpan kepedulian", cuma yang suka dilupakan oleh para ibu adalah bagaimana mengunggapakan "bentuk kepeduliannya" itu menjadi komunikasi yang produktif sehingga tidak terkesan cerewet.

Contoh kasus, seorang anak habis mandi. Handuk yang harusnya dia jemur atau diletakkan di luar tapi malah ditaruh di atas kasur. Daripada kita ngomong ngalur ngidul (ceramahlah bahasanya ya) lebih baik melakukan  komunikasi produktif. Kita bisa mengungkapkan apa maksud dan tujuan kita dan yang mendengarkannya pun enak.

Prinsip melakukan komunikasi produktif adalah :

1. Utarakan perasaan kita

2. Maunya kita tuh bagaimana

3. Akibat dari perbuatan tersebut.


Kalau dari contoh kasus diatas, kita bisa membuat formulasinya begini :

"Ibu sedih sekali jika kamu menaruh handuk di kasur. Maunya ibu, selesai mandi handuknya dijemur di luar. Karena handuk yang ditaruh di kasur, kasurnya jadi basah, bau dan sarang kuman."

Kalau begini bahasanya kan enak didingar. Daripada kita ngomong, "Kamu ini bagaimana sih, habis mandi handuk bukannya di jemur malah di taruh di atas kasur. Selalu saja begitu, kamu kan sudah besar masak ibu harus ngomel terus hanya gara-gara masalah begini setiap hari?"
Kalau komunikasinya begini dijamin si Ibu juga jadi uring-uringan dan si Anak juga tidak nyaman.


Ibu yang baik adalah bukan ibu yang tidak pernah marah, tapi ibu yg selalu belajar terus dan terus agar bisa lebih sabar. Belajar bisa dimana saja dan dengan siapa saja. Karena sejatinya setiap tempat adalah sekolah, dan setiap orang adalah guru.

Semangat menjadi ibu pembelajar!

*Ini juga buat pengingat diri

5 komentar: