Kamis, 22 Februari 2018

Semua Istimewa


Pagi ini kancil berjalan-jalan menusuri hutan. “Hmm pagi yang indah ...!”gumamnya. Hutan itu begitu asri banyak binatang yang lalu lalang dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang mencari makan ada yang masih santai di bawah pohon. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor kura-kura.

“Pagi kura-kura, mau hendak kemana? bagaimana kalau kita bermain hari ini?” tanya kancil kepada kura-kura yang sedang berjalan dipinggir jalan.

“Aku sedang buru-buru kancil, sodaraku sedang membutuhkan bantuanku di sungai!” jawab si kura-kura.

“Ha... ha ... jalan begitu kau anggap buru-buru, cobalah kamu berlari lebih cepat, pasti saudaramu tak akan menunggu lebih lama!”

“Ini aku sudah berlari,kancil!” jawab kura-kura denga keki.

“Ha... ha ... ha ...itu lari!  begini loh yang namanya lari!” Sambil memperagakan larinya. “Nanti aku tunggu di sungai ya? Aku ingin tahu, sampai sungai kamu butuh waktu berapa jam.” Sambil berlari, dia berteriak. Dengan sombong kancil menunjukkan kepada kura-kura tentang kehebantan larinya.

Setelah tiba di sungai, si Kancil bertemu dengan semut. Semut itu sedang mengumpulkan makanan dengan para koloninya. Merasa dirinya mau di injak oleh si kancil, semut itu berteriak.

“Hai Kancil, lihat-lihat dong kalau berjalan. Ada kami di bawah sini. Jangan asal injak saja,” protes semut kepada kancil.

“Maaf, habis kamu kecil sekali sih, mana tahu aku kalau ada kamu dan teman-temanmu. Makannya Badan itu yang besar kayak aku,  kelihatan kan? Jadi gak ada yang mengijak,” ledek kancil kepada semut.

Semut tak menghiraukan ejekan kancil, dia dan koloninya tetap berbaris menuju sarang mereka.
Tak lama setelah bertemu dengan semut, kancil menuju ke pinggir sungai hendak minum. Di sungai ada seekor ikan.

“Hai ikan ..., sedang apa kamu? Kamu gak bosan ya di dalam ait terus. Dunia ini bukan hanya air, ada daratan yang indah, ada banyak bunga, pohon, dan buah-buahan. Kalau di air, mana ada banyak tanaman? Pasti masih banyak di darat bukan?”

“Hmmm ... kamu kan tahu aku hanya bisa bernafas di air. Mana bisa aku jalan-jalan di daratan?”
“Ha .. Ha.. kasihan banget ya kamu!” Ledek Kancil kepada ikan.

Setelah puas minum, kancil bersandar pada sebuah pohon. Ada seekor burung gagak di sana. Burung gagak itu menyaksikan dari tadi mendengar percakapan kancil, semut dan ikan.

 “Kancil sedang apa kamu di sini?” tanya gagak .

“Aku ini sedang menunggu kura-kura. Kura-kura itu lambat sekali jalannya, dari tadi gak sampai-sampai, padahal aku sudah capek sekali menunggu.”

“Ya kan kamu tahu jalan kura-kura memang begitu, meskipun dia lambat dia punya tempurung sebagai rumahnya. Tempurungnya sangat kuat, jadi jika ada musuh yang menggangu atau ada bahaya, dia bisa bersembunyi di dalamnya.”

“Lantas kenapa semut tadi berteriak kepadamu?” tanya gagak lagi.

“Oh semut ... dia hampir saja terinjak aku. Salah sendiri kenapa badannya begitu kecil!” jawab kancil.

“Wah jangan salah ya, dengan tubuh kecil begitu, semut bisa masuk ke tempat-tempat yang sempit. Yang pastinya kamu tak bisa masuk kesana. Kancil, semua dari kita pasti istimewa, tidak ada yang di ciptakan yang tidak berguna, semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak mungkin kan Allah menciptakan produk gagal?”

“Lantas apa kelebihan ikan?” tanya kancil.

“Ikan bisa bernafas dalam air, dia pandai berenang. Kalau aku disuruh berenang pasti aku tidak akan sanggup. Begitupun sebaliknya, jika ikan itu disuruh ikut perlombaan terbang pasti juga tidak akan menang. Jadi tidak usahlah kamu menghina dan mengolok-olok. Semua unik, semuanya punya kelebihan dan kekurangan. Jadi semua istimewa."

Mendengar penjelasan gagak, kancil mulai berfikir. "Lantas buat apa diberikan kekurangan. Kenapa aku tidak diberi kemampuan terbang sepertimu? atau kenapa aku tidak diberi kemampuan bisa bernafas di dalam air seperti ikan?"

"Kancil ... semua mempunyai kekuranga dan kelebihan. Dengan kekurangan itu, kita diharapkan bisa saling bekerjasama dan dengan kelebihan kita, kita menjalani peran kita masing-masing."

Kancil termenung ternyata apa yang dikatakan gagak telah menyadarkannya. Selama ini dia selalu menhina dan meremehkan teman-temannya.






2 komentar:

  1. Kalau ketemu manusia kancil akan bilang apa yah?

    BalasHapus
  2. Aku kalau ketemu manusia kancil mau bilang, "salam buat mba Aisyah ya ?" hehehe

    BalasHapus