Kamis, 01 Maret 2018

Laskar Pelangiku

Dulu aku bermimpi bisa mengajar anak-anak yang tidak berseragam dan bersepatu karena keterbatasan yang mereka miliki. Bahkan tidak mempunyai gedung yang mentereng, belajarnya di mana saja. Mengajar anak jalanan, putus sekolah karena faktor biaya, anak pemulung dan yang lainnya. 

Itulah mengapa saat ada gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, hatiku tergerak untuk berangkat ke aceh menjadi seorang voluteer. Saat itu belum ada program “Pengajar Muda” yang di gagas oleh Bapak Anies Baswedan. Ketertarikan menjadi seorang pengajar buat anak yang tidak mampu menjadi faktor yang dominan untuk mengabdi di dunia pendidikan. Karena niat itu juga akhirnya aku mendapatkan pendamping hidup. 

Kini impianku menjadi nyata, mengajar anak-anak yang memang tak berseragam dan bersepatu. Namun bukan mngajar di sekolah formal. Mengajar les lebih tepatnya, tanpa dipungut biaya. Murid-muridku adalah anak tetangga yang membutuhkan pendampingan dalam belajar. Awalnya aku tidak ada niat untuk membuka les-lesan. Setiap habis magrib aku mendampingi Rizwan (anak sulungku) belajar. Tahu kalau Rizwan mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya, teman-temannya dan anak tetangga pada datang kerumah ingin belajar. Awalnya tiga orang yang datang, namun semakin hari semakin banyak. Akhirnya aku batasi yang belajar di rumah. Bukannya aku tidak mau menerima sebanyak-banyaknya murid, namun semakin banyak murid semakin tidak kondusif, dan sepertinya aku tidak bisa optimal dalam mengajar. Kini ada 11 anak, mulai dari kelas dua sekolah dasa sampi kelas satu SMP. 

Selama aku mengajar, banyak hikmah yang aku aku temukan. Setiap anak mempunyai potensi kecerdasaannya. Mereka unik dan mereka semua istimewa. Ada yang pandai berlogika, namun tak pandai dalam bahasa. Ada yang tak pandai matematika namun menonjol visual-spasialnya. Ada yang tak pandai akademis namun kecerdasan kinestetiknya bagus. Ada yang tidak pandai akademis namun bagus kecerdasaan interpersonalnya, ada yang pandai bermusik, ada yang kombinasi dari berbagai kecerdasan. Ya ... semua istimewa Allah tidak pernah menciptakan produk gagal bukan? 


Semua anak unik, semua anak adalah bintang ... 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar