Sabtu, 07 April 2018

Tetanic dan Morgan Robitson

Siapa yang tidak tahu kisah melegenda tentang sebuah kapal yang tenggelam akibat menabrak gunung es? ya kapal Titanic. Titanic adalah sebuah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912. Kapal tersebut menabrak sebuah gunung es saat menuju pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya kapal Tetanic ini merupakan salah satu  bencana maritim masa damai paling mematikan sepanjang sejarah yang mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang. 

Tetanic ini dibuat pada  tahun 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast.  Berkapasitas penumpang sekitar  2.224 orang. Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal.

Lalu apa hubungannya dengan Morgan Robitson?

Morgan Robitson adalah seorang penulis novel dan cerpen yang terkenal di Amerika Serikat. Dia terkenal karena novel pendeknya Futility, or the Wreck of the Titan yang terbit pada tahun 1898.  Novel tersebut adalah novel yang berkisah tentang  kapal yang bernama Titan tenggelam di Samudera Atlantik bagian utara, setelah menabrak gunung es dalam perjalanannya dari Southampton ke New York City. Kapal besar Titan itu diharapkan tidak tenggelam sehingga tidak membawa sekoci yang cukup. 

Kemiripan tenggelamnya kapal Titan di novel karya Morgan Robitson yang diterbitkan pada tahun 1898 dengan tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912 menarik banyak perhatian. Dalam novel tersebut, Kapal Titan tenggelam setelah bagian kanan depan menabrak gunung es pada bulan April dan itu sama persis dengan tragedi yang terjadi pada kapal Titanic. Asal dari kedua kapal juga sama dari Britania Raya. Kapal Titan juga memiliki beberapa kemiripan dengan kapal Titanic, yang baru dibuat 14 tahun kemudian.

Meskipun ada beberapa perbedaan yang signifikan, seperti Titan terbalik dan tenggelam hampir bersamaan padahal Titanic tidak demikian. Titan berada pada perjalanan kembali ke-3 dari New York, bukan pelayaran perdananya ke New York. Setelah musibah Titanic, Robertson menerbitkan kembali novel itu sebagai Futility, or the Wreck of the Titan dengan ukuran kapal yang ditambah dari awalnya 45.000 ton ke 75.000 ton, mendekati 66,000 ton pada Titanic.


#30DWC
#Squad4
#Day18



6 komentar:

  1. Itulah hebatnya penulis bisa meramal masa depan. 😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan konon Morgan Robitson ini adalah penemu periskop dari salah satu karya novelnya.

      Hapus
  2. Penulis memanglah sesuatu ya bun.
    Saya juga sempat mengalami hal yang saya tulis beberapa tahun sebelum kejadiannya benar-benar terjadi pada diri.
    Karena itulah, saya jadi lebih berhati-hati untuk menulis.
    #Maafmalahcurhat

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga mba... suka takut kalau bikin tulisan yang gimana gitu hehehe, terkadang ingat kata adalah doa, tulisan kita kan sebenarnya kata kita juga kan? heheheheh
      yang penting tetap semangat berkarya dalam tulisan.

      Hapus
  3. Wahhh mantep ya, kayak ramalan yg jd kenyataan, saya suka tulisannya, keren 👍

    BalasHapus
  4. jadi ingat salah satu novel yang meramal Republk Indonesia akan hilang di tahun 2030 hihihi serem ...
    tapi itu Novel kok, bukan data hehehehe

    BalasHapus